Palang Merah Indonesia Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, mulai mengoperasikan unit perangkat apherisis untuk mentransfusi plasma konvalesen dari donor yang berstatus penyintas COVID-19.
Total ada empat orang penyintas COVID-19 yang mendonorkan plasma konvalesennya di PMI Tulungagung. Salah satunya adalah Ahmad Syamsuri (53), pendidik di SMPN 5 Tulungagung yang terpapar COVID-19 pada awal Januari 2021.
Ahmad Syamsuri merupakan penyintas ketiga yang menjalani transfusi perdana pengoperasian unit apherisis haemonetics yang barusan didatangkan RSUD dr. Iskak Tulungagung dan dipinjam-pakaikan di PMI Tulungagung untuk melayani penyintas COVID-19 yang ingin mendonorkan plasma konvalesennya.
"Saya berharap kepada teman-teman penyintas lain untuk mendonorkan plasmanya demi membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan," kata Syamsuri saat dikonfirmasi awak media di sela proses transfusi plasma konvalesen.
Ia mengaku tidak berdebar saat menjalani proses transfusi karena sudah terbiasa mendonorkan darahnya di PMI, sehingga begitu ada peluang donor plasma, ia tak berfikir panjang untuk ikut menjadi pendonor.
Apalagi setelah proses skrining, pemeriksaan sel darah dan dites kadar antibodi dalam darahnya, Syamsuri dinyatakan memenuhi syarat.
"Kami diberi rezeki oleh Allah SWT berupa (sakit) COVID-19 ini dan sembuh. Sekarang kesempatan kami untuk membantu pasien COVID-19 yang lain," katanya.
Kepala UDD PMI Tulungagung dr. Rukmi menjelaskan perangkat Ampherisis untuk transfusi plasma konvalesen dari pendonor itu merupakan perangkat hasil pengadaan RSUD dr. Iskak yang ditempatkan di PMI Tulungagung untuk melayani pendonor plasma konvalesen.
"Perangkat apherisis ini mulai kami operasionalkan kemarin," ujarnya.
Dengan mesin donor plasma ini, diharapkan permintaan plasma dari penyintas COVID-19 bisa dipenuhi. Sebab selama ini Rukmi mengarahkan warga yang mencari plasma COVID-19 ke PMI Kediri, Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Stok plasma dari para penyintas ini akan diutamakan untuk warga Tulungagung. "Asal stok kita berlebih, pasti juga melayani permintaan dari luar daerah," sambung Rukmi.
Satu mesin donor plasma ini melayani lima pendonor per hari. Warga yang lolos skrining akan menjalani proses donor selama kurang lebih satu jam.
Penyintas bisa mendonorkan plasmanya lagi setelah berselang dua pekan. Setiap penyintas bisa tiga kali mendonorkan plasmanya.
Sejak mulai dioperasionalkannya perangkat aphepiris ini, setidaknya sudah sembilan penyintas COVID-19 yang berinisiatif mendonorkan plasma konvalesennya.
Namun, dari jumlah itu, hanya empat yang akhirnya dinyatakan lolos dan memenuhi syarat untuk diambil plasma konvalesennya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Total ada empat orang penyintas COVID-19 yang mendonorkan plasma konvalesennya di PMI Tulungagung. Salah satunya adalah Ahmad Syamsuri (53), pendidik di SMPN 5 Tulungagung yang terpapar COVID-19 pada awal Januari 2021.
Ahmad Syamsuri merupakan penyintas ketiga yang menjalani transfusi perdana pengoperasian unit apherisis haemonetics yang barusan didatangkan RSUD dr. Iskak Tulungagung dan dipinjam-pakaikan di PMI Tulungagung untuk melayani penyintas COVID-19 yang ingin mendonorkan plasma konvalesennya.
"Saya berharap kepada teman-teman penyintas lain untuk mendonorkan plasmanya demi membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan," kata Syamsuri saat dikonfirmasi awak media di sela proses transfusi plasma konvalesen.
Ia mengaku tidak berdebar saat menjalani proses transfusi karena sudah terbiasa mendonorkan darahnya di PMI, sehingga begitu ada peluang donor plasma, ia tak berfikir panjang untuk ikut menjadi pendonor.
Apalagi setelah proses skrining, pemeriksaan sel darah dan dites kadar antibodi dalam darahnya, Syamsuri dinyatakan memenuhi syarat.
"Kami diberi rezeki oleh Allah SWT berupa (sakit) COVID-19 ini dan sembuh. Sekarang kesempatan kami untuk membantu pasien COVID-19 yang lain," katanya.
Kepala UDD PMI Tulungagung dr. Rukmi menjelaskan perangkat Ampherisis untuk transfusi plasma konvalesen dari pendonor itu merupakan perangkat hasil pengadaan RSUD dr. Iskak yang ditempatkan di PMI Tulungagung untuk melayani pendonor plasma konvalesen.
"Perangkat apherisis ini mulai kami operasionalkan kemarin," ujarnya.
Dengan mesin donor plasma ini, diharapkan permintaan plasma dari penyintas COVID-19 bisa dipenuhi. Sebab selama ini Rukmi mengarahkan warga yang mencari plasma COVID-19 ke PMI Kediri, Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Stok plasma dari para penyintas ini akan diutamakan untuk warga Tulungagung. "Asal stok kita berlebih, pasti juga melayani permintaan dari luar daerah," sambung Rukmi.
Satu mesin donor plasma ini melayani lima pendonor per hari. Warga yang lolos skrining akan menjalani proses donor selama kurang lebih satu jam.
Penyintas bisa mendonorkan plasmanya lagi setelah berselang dua pekan. Setiap penyintas bisa tiga kali mendonorkan plasmanya.
Sejak mulai dioperasionalkannya perangkat aphepiris ini, setidaknya sudah sembilan penyintas COVID-19 yang berinisiatif mendonorkan plasma konvalesennya.
Namun, dari jumlah itu, hanya empat yang akhirnya dinyatakan lolos dan memenuhi syarat untuk diambil plasma konvalesennya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021