Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat menjelaskan pentingnya peran media saat ini dalam membentuk opini publik.
Bahkan Dimas, sapaan karib Meidyatama menyebut peran media dan informasi bisa melebihi penggunaan sebuah senjata.
"Informasi benar-benar menjadi sebuah senjata saat ini (bahkan) lebih berbahaya dari pistol atau senapan. Pistol senapan itu bentuknya lokal, hanya terbatas, informasi itu jangkanya tidak ada batasan," tutur-nya pada pelatihan public speaking bertema "Penguatan Kapasitas SDM Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi dan Berkeadilan) Melalui Pelatihan Public Speaking", di Jakarta, Senin.
Kemudian juga adanya post truth atau alternative facts dimana terjadi pengkaburan fakta dan fakta yang dicampur dengan opini.
Dewasa ini, tidak hanya wartawan yang mampu membentuk opini publik, namun akun-akun tanpa nama di media sosial juga berperan mempengaruhi opini publik.
Akun-akun tanpa nama di medsos ini kerap mengomentari atau menyuguhkan informasi tentang suatu peristiwa yang tidak bisa dipegang kebenarannya.
Baca juga: Dirut ANTARA ingatkan tantangan pandemi COVID-19 belum berakhir
Baca juga: Inilah Tips Memilah Berita Kebencanaan Yang Benar dari Dirut ANTARA
"Kita menghadapi dunia sosmed yang seringkali hinaan itu disamarkan dengan intelektualisme yang berlindung dalam anonimitas dunia maya. Salah satu kunci yang jadi tantangan kita adalah aspek anonimitas ini di dunia sosmed dimana semua orang merasa bisa bicara apa aja, dengan mengkaburkan identitas mereka," ujarnya.
Pada Senin, Divisi Humas Polri bekerja sama dengan Perum LKBN ANTARA mengadakan pelatihan keterampilan berbicara di depan umum kepada para kapolres/ kapolresta/ kapolrestabes/ Kapolres Metro, serta Kabidhumas di seluruh Indonesia secara virtual.
Pelatihan public speaking bertema "Penguatan Kapasitas SDM Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi dan Berkeadilan) Melalui Pelatihan Public Speaking" ini dilakukan sebagai tindak lanjut 100 hari program prioritas Kapolri yang salah satu programnya untuk memantapkan komunikasi publik bagi seluruh Kabidhumas, Kapolres/ Kapolresta/ Kapolres Metro/ Kapolrestabes agar memiliki kemampuan berbicara di depan publik dan media.
Pelatihan yang berlangsung sejak Senin (22/2) hingga Jumat (26/2) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum bagi seluruh Kabidhumas, Kapolres/ Kapolresta/ Kapolres Metro/ Kapolrestabes di seluruh Indonesia.
Para pemateri dalam acara tersebut di antaranya Dirut Perum LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat, Produser ANTARA TV Rinto A. Navis dan Produser ANTARA TV Ardi Irawan. Kemudian pemateri lainnya Alfian Rahardjo, Ninok Haryani dan Wardahniah yang merupakan Produser TV dan presenter.
Peserta pelatihan berjumlah 538 orang yang terdiri dari 34 Kabidhumas, 496 Kapolres/ Kapolresta/ Kapolrestabes/ Kapolres Metro, dua orang dari Puspen TNI, Dispen TNI AU, Dispen TNI AD, Dispen TNI AL masing-masing dua orang. Mereka mengikuti acara tersebut secara virtual. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Bahkan Dimas, sapaan karib Meidyatama menyebut peran media dan informasi bisa melebihi penggunaan sebuah senjata.
"Informasi benar-benar menjadi sebuah senjata saat ini (bahkan) lebih berbahaya dari pistol atau senapan. Pistol senapan itu bentuknya lokal, hanya terbatas, informasi itu jangkanya tidak ada batasan," tutur-nya pada pelatihan public speaking bertema "Penguatan Kapasitas SDM Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi dan Berkeadilan) Melalui Pelatihan Public Speaking", di Jakarta, Senin.
Kemudian juga adanya post truth atau alternative facts dimana terjadi pengkaburan fakta dan fakta yang dicampur dengan opini.
Dewasa ini, tidak hanya wartawan yang mampu membentuk opini publik, namun akun-akun tanpa nama di media sosial juga berperan mempengaruhi opini publik.
Akun-akun tanpa nama di medsos ini kerap mengomentari atau menyuguhkan informasi tentang suatu peristiwa yang tidak bisa dipegang kebenarannya.
Baca juga: Dirut ANTARA ingatkan tantangan pandemi COVID-19 belum berakhir
Baca juga: Inilah Tips Memilah Berita Kebencanaan Yang Benar dari Dirut ANTARA
"Kita menghadapi dunia sosmed yang seringkali hinaan itu disamarkan dengan intelektualisme yang berlindung dalam anonimitas dunia maya. Salah satu kunci yang jadi tantangan kita adalah aspek anonimitas ini di dunia sosmed dimana semua orang merasa bisa bicara apa aja, dengan mengkaburkan identitas mereka," ujarnya.
Pada Senin, Divisi Humas Polri bekerja sama dengan Perum LKBN ANTARA mengadakan pelatihan keterampilan berbicara di depan umum kepada para kapolres/ kapolresta/ kapolrestabes/ Kapolres Metro, serta Kabidhumas di seluruh Indonesia secara virtual.
Pelatihan public speaking bertema "Penguatan Kapasitas SDM Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi dan Berkeadilan) Melalui Pelatihan Public Speaking" ini dilakukan sebagai tindak lanjut 100 hari program prioritas Kapolri yang salah satu programnya untuk memantapkan komunikasi publik bagi seluruh Kabidhumas, Kapolres/ Kapolresta/ Kapolres Metro/ Kapolrestabes agar memiliki kemampuan berbicara di depan publik dan media.
Pelatihan yang berlangsung sejak Senin (22/2) hingga Jumat (26/2) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum bagi seluruh Kabidhumas, Kapolres/ Kapolresta/ Kapolres Metro/ Kapolrestabes di seluruh Indonesia.
Para pemateri dalam acara tersebut di antaranya Dirut Perum LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat, Produser ANTARA TV Rinto A. Navis dan Produser ANTARA TV Ardi Irawan. Kemudian pemateri lainnya Alfian Rahardjo, Ninok Haryani dan Wardahniah yang merupakan Produser TV dan presenter.
Peserta pelatihan berjumlah 538 orang yang terdiri dari 34 Kabidhumas, 496 Kapolres/ Kapolresta/ Kapolrestabes/ Kapolres Metro, dua orang dari Puspen TNI, Dispen TNI AU, Dispen TNI AD, Dispen TNI AL masing-masing dua orang. Mereka mengikuti acara tersebut secara virtual. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021