Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti menyoroti aksi borong mobil yang dilakukan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dan berharap mereka bisa mengelola keuangan dengan baik di tengah kondisi pandemi.

"Berdasarkan info yang kami terima, aksi borong mobil masih berlanjut hingga hari ini. Media pun memberitakan 17 unit kembali dikirim ke Desa Sumurgeneng," kata La Nyalla dalam keterangan persnya di Surabaya, Minggu.

Senator asal Jawa Timur itu mengatakan fenomena borong mobil sering dilakukan warga yang mendapat ganti untung dari penggusuran lahan. 

"Tidak salah memang, namun kami khawatir masyarakat tidak memiliki kemampuan mengelola uang sebanyak itu. Akibatnya, uang bisa cepat habis dan kehidupan ekonomi tidak berubah dari sebelumnya," katanya, menjelaskan.

Mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu mengatakan kalau sampai masyarakat menjadi konsumtif membelanjakan barangnya untuk suatu yang tidak begitu menunjang aktivitas ekonominya, dikhawatirkan malah menjadi hura-hura. 

"Dengan kata lain keuntungan itu tidak akan banyak membantu masyarakat sendiri," ujarnya.

Untuk itu, alumnus Universitas Brawijaya Malang meminta pemerintah daerah atau pihak pertamina untuk memberikan pendampingan pengelolaan dan manajemen keuangan produktif untuk masyarakat.

"Masyarakat yang dapat ganti untung, harus diberikan pendampingan agar mereka memiliki kemampuan mengelola keuangan. Mereka harus mengelola keuangan berdasarkan kemampuannya di bidang pertanian atau usaha pengembangan pertanian yang lebih produktif dan menguntungkan," ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah warga mendapat ganti untung sampai puluhan miliaran rupiah. Karena Pertamina membeli tanah seharga Rp600 ribu-Rp800 ribu ribu per meter. Keuntungan ini yang dimanfaatkan warga untuk membeli mobil.

Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, mendapat ganti untung dari pembelian tanah. Karena, di lahan mereka dibangun proyek kilang minyak dan petrokimia Grass Root Refinery (GRR) pada Januari 2020.

Proyek ini membebaskan 870 KK meliputi Desa Wadung dan Kaliuntu.

Warga Desa Sumurgeneng tercatat membeli 380 unit mobil gres, dari 225 penduduk yang menerima pembayaran. Maklum angka ganti untung yang diterima warga mencapai miliaran rupiah. Terutama warga yang memiliki tanah yang luas.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021