Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho turut bersimpati kepada wasit Inggris Mike Dean akibat dua keputusan kontroversialnya yang berujung pesan kemarahan hingga ancaman pembunuhan terhadapnya dan keluarganya.
Pada Selasa (2/2) pekan lalu, Dean mengeluarkan kartu merah untuk bek Southampton Jan Bednarek ketika timnya dikalahkan tuan rumah Manchester United 0-9, lantas empat hari kemudian wasit berusia 52 tahun itu juga mengusir gelandang West Ham United Tomas Soucek dari lapangan saat mereka bermain imbang 0-0 di kandang Fulham.
Dean menjadi sasaran kritik, sebab dua keputusannya itu kontroversial dan terbukti keliru sebab dianulir oleh FA setelah masing-masing klub menggugatnya.
Akibat ancaman pembunuhan tersebut, Dean sempat meminta cuti kepada Liga Premier untuk dibebastugaskan untuk rangkaian laga pekan ke-24 yang dijadwalkan berlangsung Jumat (12/2) hingga Senin (15/2) waktu setempat.
Dean adalah nama kesekian di antara pelaku sepak bola Inggris yang jadi sasaran kekerasan oleh pengguna media sosial dalam beberapa pekan terakhir, termasuk pemain MU Marcus Rashford dan Axel Tuanzebe serta bek Chelsea Reece James.
Kendati Mourinho bukanlah sosok yang pandai menyembunyikan kemarahan terhadap kepemimpinan wasit maupun kekecewaan atas performa buruk pemainnya, bagi dia kekerasan di media sosial adalah hal lain yang harus ditumpas lewat langkah nyata.
"Tentu saja saya merasa kasihan kepada Mike Dean, Tuanzebe serta setiap Mike Dean dan Tuanzebe lainnya di dunia ini. Pekan ini mereka sasarannya, pekan sebelumnya yang lain. Jika situasi ini terus berlangsung ke arah yang sama, pekan depan ada sasaran tembak lainnya," ujar Mourinho dilansir Reuters, Selasa malam.
"Saya pikir sesuatu harus dilakukan ... apa yang kami kerjakan merupakan kehidupan profesional, setiap kesuksesan dan kesalahan adalah satu hal. Menjadi berbeda ketika mereka mendobrak kehidupan pribadi kami, kehidupan sosial kami. Tentu saja, sesuatu harus dilakukan," katanya melengkapi.
Mourinho mengaku ia juga bersinggungan dekat dengan korban kekerasan media sosial, yakni bek Tottenham Ryan Sessegnon, yang sempat jadi sasaran tembak pada November kala menjalani kontrak peminjaman di klub Jerman, Hoffenheim.
"Kami berbicara dengan para pemain jika eskalasi situasinya parah," kata Mourinho.
"Terakhir kali saya menjalani pembicaraan semacam itu dengan Sessegnon, ia memang di Jerman tapi tepat pemain kami, anak muda yang harus kami lindungi," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pada Selasa (2/2) pekan lalu, Dean mengeluarkan kartu merah untuk bek Southampton Jan Bednarek ketika timnya dikalahkan tuan rumah Manchester United 0-9, lantas empat hari kemudian wasit berusia 52 tahun itu juga mengusir gelandang West Ham United Tomas Soucek dari lapangan saat mereka bermain imbang 0-0 di kandang Fulham.
Dean menjadi sasaran kritik, sebab dua keputusannya itu kontroversial dan terbukti keliru sebab dianulir oleh FA setelah masing-masing klub menggugatnya.
Akibat ancaman pembunuhan tersebut, Dean sempat meminta cuti kepada Liga Premier untuk dibebastugaskan untuk rangkaian laga pekan ke-24 yang dijadwalkan berlangsung Jumat (12/2) hingga Senin (15/2) waktu setempat.
Dean adalah nama kesekian di antara pelaku sepak bola Inggris yang jadi sasaran kekerasan oleh pengguna media sosial dalam beberapa pekan terakhir, termasuk pemain MU Marcus Rashford dan Axel Tuanzebe serta bek Chelsea Reece James.
Kendati Mourinho bukanlah sosok yang pandai menyembunyikan kemarahan terhadap kepemimpinan wasit maupun kekecewaan atas performa buruk pemainnya, bagi dia kekerasan di media sosial adalah hal lain yang harus ditumpas lewat langkah nyata.
"Tentu saja saya merasa kasihan kepada Mike Dean, Tuanzebe serta setiap Mike Dean dan Tuanzebe lainnya di dunia ini. Pekan ini mereka sasarannya, pekan sebelumnya yang lain. Jika situasi ini terus berlangsung ke arah yang sama, pekan depan ada sasaran tembak lainnya," ujar Mourinho dilansir Reuters, Selasa malam.
"Saya pikir sesuatu harus dilakukan ... apa yang kami kerjakan merupakan kehidupan profesional, setiap kesuksesan dan kesalahan adalah satu hal. Menjadi berbeda ketika mereka mendobrak kehidupan pribadi kami, kehidupan sosial kami. Tentu saja, sesuatu harus dilakukan," katanya melengkapi.
Mourinho mengaku ia juga bersinggungan dekat dengan korban kekerasan media sosial, yakni bek Tottenham Ryan Sessegnon, yang sempat jadi sasaran tembak pada November kala menjalani kontrak peminjaman di klub Jerman, Hoffenheim.
"Kami berbicara dengan para pemain jika eskalasi situasinya parah," kata Mourinho.
"Terakhir kali saya menjalani pembicaraan semacam itu dengan Sessegnon, ia memang di Jerman tapi tepat pemain kami, anak muda yang harus kami lindungi," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021