Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai demi mencegah terjadinya penyumbatan di sungai.
"Jadi, ada beberapa variabel yang menyebabkan banjir di sini. Tadi saya dapat video dari tim BBWS. Ada sampah yang sangat banyak di badan sungai yang menyebabkan penyumbatan. Dan sampah-sampah ini harus diambil dengan long arm eskavator. Sampahnya menyumbat aliran air sama dengan yang kemarin di Gempol Pasuruan, yang akhirnya membuat luapan sungai," kata Khofifah di Jombang, Sabtu.
Ia mengatakan seluruh elemen masyarakat harus ikut aktif memantau kondisi sungai di wilayah masing-masing. Seluruh kepala daerah, relawan "jogo kali", dan organisasi peduli lingkungan diharapkan ikut serta menggalakkan revitalisasi sungai.
Selain itu, kata dia, revegetasi juga perlu dilakukan.
Ia mengharapkan masyarakat menjauhkan kebiasaan membuang sampah di sungai.
"Tolong sama-sama memantau dan aktif mengingatkan. Bahwa masyarakat jangan membuang sampah langsung ke sungai. Karena dampaknya tentu jangka panjang, seperti banjir," katanya.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang memantau langsung kondisi banjir di Kabupaten Jombang itu, mengatakan banjir tersebut juga disebabkan tingginya sedimentasi sungai di aliran Kali Konto.
Dengan itu, saat curah hujan tinggi beberapa hari belakangan terjadi di Jombang, aliran Kali Konto juga membawa material dan menyebabkan Tanggul Kontogude atau Rolag 70 di Desa Bugasur Kedaleman, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang jebol. Bahkan, jebol tanggul sungai mencapai 15 meter.
"Ada kebutuhan revitalisasi cekdam, kemudian sediementasi akibat erupsi juga beberapa harus dinormalisasi. Di Rolag 70 kita ingin cek langsung kecukupan jumbo bag yang disiapkan BBWS dan pemprov. Long arm eskavator dan jumbo bag sudah tiba, ada bio bag juga. Nanti juga dikuatkan dengan tiang pancang dari kayu serta sesek sebagai penahan, insyaallah penahan ini akan mampu membendung 80 persen aliran air untuk tidak meluap ke jalan raya. Semoga dalam waktu dua sampai tiga hari ini selesei," katanya.
Untuk jangka panjangnya, Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa Pemprov Jatim akan melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR agar memfokuskan pada revitalisasi tanggul dan cekdam, serta normalisasi sungai.
Dalam kesempatan kunjungannya tersebut, ia juga menyerahkan secara simbolis bantuan berupa 240 paket lauk pauk, 240 paket tambahan gizi, 75 buah jumbo bag, 2.000 buah glangsing, satu ton beras, dan 40 lembar bronjong.
Berdasarkan data pada Sabtu, tercatat 513 pengungsi menempati Balai Desa Gondang Manis, Kabupaten Jombang yang dipersiapkan sebagai posko pengungsian dan dapur umum.
Banjir di Kecamatan Bandar Kedungmulyo menyebabkan lima desa terdampak, antara lain Brangkal, Gondang Manis, Banjarsari, Pucangsimo, dan Bandarkedungmulyo. Ribuan warga menjadi korban bencana itu. Mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman karena debit air masih tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Jadi, ada beberapa variabel yang menyebabkan banjir di sini. Tadi saya dapat video dari tim BBWS. Ada sampah yang sangat banyak di badan sungai yang menyebabkan penyumbatan. Dan sampah-sampah ini harus diambil dengan long arm eskavator. Sampahnya menyumbat aliran air sama dengan yang kemarin di Gempol Pasuruan, yang akhirnya membuat luapan sungai," kata Khofifah di Jombang, Sabtu.
Ia mengatakan seluruh elemen masyarakat harus ikut aktif memantau kondisi sungai di wilayah masing-masing. Seluruh kepala daerah, relawan "jogo kali", dan organisasi peduli lingkungan diharapkan ikut serta menggalakkan revitalisasi sungai.
Selain itu, kata dia, revegetasi juga perlu dilakukan.
Ia mengharapkan masyarakat menjauhkan kebiasaan membuang sampah di sungai.
"Tolong sama-sama memantau dan aktif mengingatkan. Bahwa masyarakat jangan membuang sampah langsung ke sungai. Karena dampaknya tentu jangka panjang, seperti banjir," katanya.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang memantau langsung kondisi banjir di Kabupaten Jombang itu, mengatakan banjir tersebut juga disebabkan tingginya sedimentasi sungai di aliran Kali Konto.
Dengan itu, saat curah hujan tinggi beberapa hari belakangan terjadi di Jombang, aliran Kali Konto juga membawa material dan menyebabkan Tanggul Kontogude atau Rolag 70 di Desa Bugasur Kedaleman, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang jebol. Bahkan, jebol tanggul sungai mencapai 15 meter.
"Ada kebutuhan revitalisasi cekdam, kemudian sediementasi akibat erupsi juga beberapa harus dinormalisasi. Di Rolag 70 kita ingin cek langsung kecukupan jumbo bag yang disiapkan BBWS dan pemprov. Long arm eskavator dan jumbo bag sudah tiba, ada bio bag juga. Nanti juga dikuatkan dengan tiang pancang dari kayu serta sesek sebagai penahan, insyaallah penahan ini akan mampu membendung 80 persen aliran air untuk tidak meluap ke jalan raya. Semoga dalam waktu dua sampai tiga hari ini selesei," katanya.
Untuk jangka panjangnya, Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa Pemprov Jatim akan melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR agar memfokuskan pada revitalisasi tanggul dan cekdam, serta normalisasi sungai.
Dalam kesempatan kunjungannya tersebut, ia juga menyerahkan secara simbolis bantuan berupa 240 paket lauk pauk, 240 paket tambahan gizi, 75 buah jumbo bag, 2.000 buah glangsing, satu ton beras, dan 40 lembar bronjong.
Berdasarkan data pada Sabtu, tercatat 513 pengungsi menempati Balai Desa Gondang Manis, Kabupaten Jombang yang dipersiapkan sebagai posko pengungsian dan dapur umum.
Banjir di Kecamatan Bandar Kedungmulyo menyebabkan lima desa terdampak, antara lain Brangkal, Gondang Manis, Banjarsari, Pucangsimo, dan Bandarkedungmulyo. Ribuan warga menjadi korban bencana itu. Mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman karena debit air masih tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021