Dirjen Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes memastikan komitmen pemerintah pusat terhadap perkembangan tenaga kesehatan tradisional (nakestrad) di Indonesia.

"Pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki komitmen bersama untuk merencanakan pendayagunaan nakestrad di kantor pusat, kantor daerah dan di fasilitas pelayanan kesehatan," kata Wiendra saat melakukan kunjungan bimbingan teknis pelayanan kesehatan tradisional dan pembinaan pendidikan kesehatan tradisional di Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Bhakti Wiyata, Jumat.

Dia mengungkapkan estimasi kebutuhan tenaga kesehatan tradisional di tahun 2021 cukup besar yakni sebesar 2,706 formasi.

"2,706 formasi itu dibutuhkan untuk rumah sakit, puskesmas, griya sehat dan balai kesehatan tradisional," kata Wiendra 

Selain dibutuhkan di fasilitas pelayanan kesehatan, nakestrad juga dibutuhkan di kantor Kemenkes pusat dan daerah sebagai upaya dalam pengembangan program kesehatan tradisional. 

Lebih lanjut, Wiendra mengatakan jika perencanaan pendayagunaaan tenaga kesehatan tradisional akan disusun secara berjenjang berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan kesehatan. 

"Dalam hal ini pemerintah baik pusat maupun daerah berwenang untuk merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan tradisional. Ke depan nakestrad akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan tenaga kesehatan lainnya," ujarnya. 

Wiendra juga memastikan jika ke depan akan ada peluang bagi lulusan Prodi D4 Pengobatan Traditional Tiongkok (PTT) untuk menjadi PNS dilingkungan Kementrian Kesehatan dan fasyankes terkait. 

Kaprodi D4 PTT IIK BW Anindini Winda Amalia, S.Kep., Ns., M.Si menyambut baik peluang tersebut.

Menurutnya prodi D4 Pengobatan Tradisional Tiongkok IIK Bhakti Wiyata bisa mengambil peluang tersebut untuk berkembang dan menjadi tanda bahwa lulusan prodi ini tak dapat dipandang sebelah mata. 

"Dengan adanya hasil kunjungan dari pihak Kemenkes, IIK Bhakti Wiyata optimis dapat menciptakan lulusan yang kelak dapat menjadi tenaga kesehatan tradisional profesional baik untuk praktik mandiri maupun dalam formasi pemerintahan," tutur Anindini Winda. 

Menurutnya prodi D4 PTT IIK Bhakti Wiyata ini pun berkembang cukup pesat, dibuktikan dengan adanya jalinan kerja sama dengan kampus luar negeri yakni China sebagai negara asal ilmu pengobatan tradisional Tiongkok.

IIK Bhakti Wiyata juga selama beberapa tahun terakhir aktif mengirimkan mahasiswanya ke Yunnan University dan Baoshan College. 

"Selain itu, IIK Bhakti Wiyata juga mendatangkan tenaga pengajar dari China. Hal ini menjadi bukti bahwa IIK BW bertekad mengoptimalkan ilmu pengobatan tradisional tiongkok agar lebih banyak dikenal di Indonesia," katanya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021