Sejumlah orang mengatasnamakan Perkumpulan Penghuni Pemilik dan Pedagang (P4) Cito menggelar aksi di Surabaya, Rabu, untuk menolak rencana pembukaan Rumah Sakit Siloam di kawasan mal tersebut, yang merupakan rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19.
Para pendemo yang terdiri dari pemilik apartemen dan pedagang di Mal Cito menggelar aksi di koridor antara bangunan tenan-tenan yang berada di dalam mal tersebut dengan membentangkan sejumlah poster bernada tuntutan.
"Ini kan klaster ekonomi, pusat perbelanjaan, tempat orang mencari nafkah, sekarang kok mau didirikan rumah sakit untuk COVID-19. Jelas kami sebagai penghuni, pemilik, pedagang resah," kata Sekretaris P4 Cito, M. Yazid, saat menyampaikan aspirasi.
Yazid menegaskan rencana Pemerintah Kota Surabaya mendirikan rumah sakit rujukan COVID-19 di area mal sudah mengganggu para penghuni Cito. Menurutnya, pengunjung mulai sepi sejak beredar berita rencana pembukaan rumah sakit tersebut.
"Belum operasi, baru wacana saja, customer sudah tidak mau ke sini (Mal Cito). Mereka mikir-mikir karena takut," kata Yazid.
Yazid mengaku para penghuni Cito belum menerima informasi apapun soal pembukaan rumah sakit tersebut, baik dari manajemen RS Siloam maupun Pemkot Surabaya.
Untuk itu, pihaknya kaget begitu mendengar informasi bakal dibukanya RS Siloam di kawasan yang dikenal dengan pusat perbelanjaan itu.
Anggota P4, lanjut Yazid, beraksi bukan berharap diperhatikan atau memperoleh kompensasi. Mereka beraksi karena memang khawatir adanya rumah sakit yang membuat pengunjung tidak mau berbelanja di Cito.
"Tuntutan kami jelas, menolak keberadaan RS Siloam di Cito," ujarnya.
Sebelumnya, Head of Public Relations Siloam, Danang Kemayan Jati, dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Senin (1/2) mengatakan bahwa secara fisik RS Siloam Cito sudah dipersiapkan sejak tahun 2014.
Saat ini fasilitasnya sudah lengkap dan siap beroperasi. Hal itu sesuai arahan Menteri Kesehatan agar sebagian kamar di rumah sakit tersebut nantinya akan digunakan untuk perawatan pasien COVID-19.
Kendati berada di kawasan Cito, Danang menegaskan bahwa manajemen, fasilitas, akses, dan sistem pembuangan limbah medis RS Siloam terpisah dari pusat perbelanjaan dan apartemen.
"Rumah sakit ini secara fisik semua sudah siap untuk dibuka, dan sudah siap operasional dengan 185 tempat tidur dengan jumlah ICU 15 tempat tidur. Jika diizinkan kami akan buka dalam waktu 10 hari dengan 105 tempat tidur di fase pertama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021