Sebanyak tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yakni Zidni Ilman Nafian, Alifia Oriana, dan Aldiansyah Wahyu merancang alat pendeteksi kelayakan oli kendaraan berbasis android.
Dalam proses pembuatan alat pendeteksi tersebut, mereka didampingi dosen pembimbing, Budiono, S.Si, MT, sedangkan inovasi yang mereka rancang ini telah lolos dalam tahap pendanaan di gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).
Ketua tim perancang alat pendeteksi kelayakan oli tersebut, Zidni Ilman Nafian, di Malang, Jumat, menjelaskan bahwa ide ini berangkat dari masalah yang pernah ia alami sebelumnya. Beberapa bulan lalu kendaraan bermotornya kehabisan oli, padahal ia berada dalam perjalanan.
“Saya harus mendorong dan mencari bengkel terdekat. Selain menghabiskan tenaga, juga menghabiskan waktu," tuturnya.
Berangkat dari masalah itu, ia bersama dua temannya merancang alat yang mampu mendeteksi kelayakan oli. Alat itu diletakkan di dekat penutup oli kendaraan dan secara otomatis akan menilai apakah oli yang dipakai masih layak atau tidak.
“Sebelum dicoba, kami sudah menyusun 'base' data untuk 'range' kekentalan oli. Ada beberapa level yang sudah dibuat, mulai dari tingkatan oli bagus, sedang, hingga tidak layak," kata Zidni.
Berdasarkan data yang telah disusun, alat itu akan mengirimkan sinyal ke aplikasi yang sudah tersemat di telepon pintar. Aplikasi yang ada juga akan memberikan peringatan dan notifikasi bagi pemilik ketika oli sudah menjadi tidak layak pakai.
Hal itu, lanjutnya, akan mempermudah pengguna kendaraan dalam memperkirakan kapan oli harus diganti.
Ia menceriterakan bahwa proses pembuatan alat ini tidak menemui kendala yang berarti, dimulai dengan penyusunan rencana, diskusi bersama pembimbing, hingga percobaan.
Mahasiswa Teknik Mesin tersebut, berharap inovasinya bisa memberikan kebaikan dan manfaat bagi sesama, utamanya masyarakat secara luas.
"Kami tentu akan lebih bahagia jika alat ini bisa digunakan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan bermotor. Jadi, mereka tidak perlu mengira-ngira atau mengecek kelayakan olinya secara manual," pungkasnya.
Atas temuannya itu, mereka menyabet penghargaan di acara Internasional Science Technology and Engineering (ISTEC) di Bandung tahun lalu.
Selain itu, meraih juara 3 dalam kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa antar Perguruan Tinggi Swasta Tingkat Nasional (Pimtanas) pada Desember 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dalam proses pembuatan alat pendeteksi tersebut, mereka didampingi dosen pembimbing, Budiono, S.Si, MT, sedangkan inovasi yang mereka rancang ini telah lolos dalam tahap pendanaan di gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).
Ketua tim perancang alat pendeteksi kelayakan oli tersebut, Zidni Ilman Nafian, di Malang, Jumat, menjelaskan bahwa ide ini berangkat dari masalah yang pernah ia alami sebelumnya. Beberapa bulan lalu kendaraan bermotornya kehabisan oli, padahal ia berada dalam perjalanan.
“Saya harus mendorong dan mencari bengkel terdekat. Selain menghabiskan tenaga, juga menghabiskan waktu," tuturnya.
Berangkat dari masalah itu, ia bersama dua temannya merancang alat yang mampu mendeteksi kelayakan oli. Alat itu diletakkan di dekat penutup oli kendaraan dan secara otomatis akan menilai apakah oli yang dipakai masih layak atau tidak.
“Sebelum dicoba, kami sudah menyusun 'base' data untuk 'range' kekentalan oli. Ada beberapa level yang sudah dibuat, mulai dari tingkatan oli bagus, sedang, hingga tidak layak," kata Zidni.
Berdasarkan data yang telah disusun, alat itu akan mengirimkan sinyal ke aplikasi yang sudah tersemat di telepon pintar. Aplikasi yang ada juga akan memberikan peringatan dan notifikasi bagi pemilik ketika oli sudah menjadi tidak layak pakai.
Hal itu, lanjutnya, akan mempermudah pengguna kendaraan dalam memperkirakan kapan oli harus diganti.
Ia menceriterakan bahwa proses pembuatan alat ini tidak menemui kendala yang berarti, dimulai dengan penyusunan rencana, diskusi bersama pembimbing, hingga percobaan.
Mahasiswa Teknik Mesin tersebut, berharap inovasinya bisa memberikan kebaikan dan manfaat bagi sesama, utamanya masyarakat secara luas.
"Kami tentu akan lebih bahagia jika alat ini bisa digunakan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan bermotor. Jadi, mereka tidak perlu mengira-ngira atau mengecek kelayakan olinya secara manual," pungkasnya.
Atas temuannya itu, mereka menyabet penghargaan di acara Internasional Science Technology and Engineering (ISTEC) di Bandung tahun lalu.
Selain itu, meraih juara 3 dalam kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa antar Perguruan Tinggi Swasta Tingkat Nasional (Pimtanas) pada Desember 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021