Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur Sukaryo Teguh Santoso mengungkapkan penggunaaan peralatan KB untuk pria di wilayah setempat masih kurang diminati terlihat dari peminatnya yang di bawah 5 persen.
"Sebetulnya yang ideal di atas 5 persen. Namun jika dilihat dari segi vasektomi, menurut saya sudah cukup luar biasa, karena didukung tokoh masyarakat. Meskipun belum merata di seluruh kabupaten dan kota di Jatim," kata Sukaryo Teguh di Surabaya, Kamis.
Pria yang menggunakan metode KB vasektomi saat ini masih didominasi oleh daerah Situbondo, Blitar, Malang, Surabaya dan lain sebagainya.
Pria yang kerap disapa Teguh itu menjelaskan alasan mengapa KB pria masih rendah di Jatim, karena disebabkan oleh istri yang melarang menggunakan KB.
"Jadi ada yang dilarang istrinya, ada yang vasektomi nantinya jadi impoten tidak berfungsi. Ada juga yang merasa tidak percaya diri. Kultur juga menjadi masalah di kalangan masyarakat," ungkapnya.
Selain itu, permasalahan lainnya adalah terbatasnya jenis kontrasepsi untuk pria pada saat ini.
Saat ini hanya tersedia metode kontrasepsi vasektomi dan kondom. Hal tersebut menjadi PR bagi BKKBN Jatim untuk menciptakan variasi kontrasepsi untuk pria.
"Yang lainnya kan banyak, lebih dari empat. Khusus yang pria ini hanya ada vasektomi dan kondom. Jadi ke depannya, BKKBN akan mengembangkan lagi varian kontrasepsi," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Sebetulnya yang ideal di atas 5 persen. Namun jika dilihat dari segi vasektomi, menurut saya sudah cukup luar biasa, karena didukung tokoh masyarakat. Meskipun belum merata di seluruh kabupaten dan kota di Jatim," kata Sukaryo Teguh di Surabaya, Kamis.
Pria yang menggunakan metode KB vasektomi saat ini masih didominasi oleh daerah Situbondo, Blitar, Malang, Surabaya dan lain sebagainya.
Pria yang kerap disapa Teguh itu menjelaskan alasan mengapa KB pria masih rendah di Jatim, karena disebabkan oleh istri yang melarang menggunakan KB.
"Jadi ada yang dilarang istrinya, ada yang vasektomi nantinya jadi impoten tidak berfungsi. Ada juga yang merasa tidak percaya diri. Kultur juga menjadi masalah di kalangan masyarakat," ungkapnya.
Selain itu, permasalahan lainnya adalah terbatasnya jenis kontrasepsi untuk pria pada saat ini.
Saat ini hanya tersedia metode kontrasepsi vasektomi dan kondom. Hal tersebut menjadi PR bagi BKKBN Jatim untuk menciptakan variasi kontrasepsi untuk pria.
"Yang lainnya kan banyak, lebih dari empat. Khusus yang pria ini hanya ada vasektomi dan kondom. Jadi ke depannya, BKKBN akan mengembangkan lagi varian kontrasepsi," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020