Pemerintah Kota Surabaya mengimbau para penjual terompet tidak berjualan di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu saat perayaan tahun baru 2021 dalam rangka mengantisipasi risiko penularan COVID-19.

"Saya khawatir, nanti pasti dicoba-coba ditiup (terompet), kemudian ganti, kan risiko penularannya besar sekali. Jadi, karena itu kami imbau tidak ada yang jualan terompet," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota setempat, Kamis.

Apalagi, kata Risma, saat terompet itu dicoba ditiup, otomatis air liurnya akan masuk ke terompet tersebut sehingga hal ini dapat memperbesar risiko penularan COVID-19.

"Karena saya khawatir itu menularkan ke orang lain, risikonya sangat besar sekali terutama bagi anak-anak," ujarnya.

Namun demikian, Risma mengatakan, apabila ada warga yang berinisiatif membuat terompet sendiri dan untuk digunakan sendiri, maka ia tak mempermasalahkan. "Kalau bikin sendiri silakan. Artinya digunakan sendiri dan tidak dijual," katanya.

Untuk itu, pihaknya bakal melakukan razia penjual terompet dengan tujuan melindungi warga dan mencegah penularan COVID-19.

"Pasti kita ada razia, penindakannya sesuai dengan Perda tentang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat," katanya.

Selain itu, Wali Kota Risma juga mengajak masyarakat agar dapat melaporkan ke Command Center 122 apabila melihat ada penjual terompet. Bagi dia, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama. Ia juga tak ingin kasus COVID-19 di Surabaya kembali meningkat.

"Sekali lagi kami mohon kerjasamanya. Kalau kita semakin cepat memutus mata rantai COVID-19, maka kita semakin cepat kembali hidup normal," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020