DPC PDI Perjuangan Kota Blitar, Jawa Timur, akan terus mengawal proses rekapitulasi suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

"Kami hitung cepat dari formulir C1. Tentunya itu pegangan kami ketika ada penghitungan di kecamatan hingga KPU," kata Ketua DPC PDIP Kota Blitar Syahrul Alim di Blitar, Kamis (10/12).

Pihaknya bersyukur dari hasil hitung cepat pasangan yang diusung PDIP, yakni petahana Wali Kota Blitar Santoso yang bergandengan dengan calon Wakil Wali Kota Blitar Tjutjuk Sunario telah unggul.

Dari hitung cepat KPU, dalam pilkada2020.kpu.go.id, pada Kamis (10/12) pukul 20.21 WIB pasangan nomor urut 1 Henry Pradipta Anwar-Yasin Hermanto memperoleh 42,4 persen dengan total suara 28.118. Sedangkan pasangan nomor urut 2 Santoso-Tjutjuk Sunario mendapatkan 57,6 persen dengan total suara 38.239.

Syahrul menambahkan kemenangan itu merupakan kemenangan rakyat di Kota Blitar. Seluruh pasangan calon yang ikut pilkada sebenarnya juga sudah turun melakukan kampanye, namun masyarakat di Kota Blitar telah menentukan pilihan dengan hasil hitung cepat pasangan Santoso-Tjutjuk Sunario unggul.

"Kami mengucapkan terima kasih pada seluruh masyarakat Kota Blitar, partai pendukung, dan semua pihak yang telah berkontribusi terhadap pilkada ini sehingga bisa terlaksana aman dan lancar," ujar dia.

Ia mengatakan, saat proses pemberian hak suara, Rabu (9/12) tim telah menurunkan saksi berlapis yakni satu saksi di dalam TPS dan dua saksi di luar area TPS. Setelah selesai penghitungan, saksi langsung mengirimkan hasilnya pada tim, sehingga data yang dikirimkan juga sesuai dengan rekapitulasi PPS.

Di Kota Blitar, pilkada diikuti dua pasangan calon yakni pasangan petahana Wali Kota Blitar Santoso yang berpasangan dengan calon Wakil Wali Kota Blitar Tjutjuk Sunario dan pasangan Henry Pradipta Anwar-Yasin Hermanto.

DPT Pilkada Kota Blitar mencapai 114.890 orang yang tersebar di tiga kecamatan, 21 kelurahan. Aspirasi mereka disalurkan di 259 TPS di Kota Blitar.

Namun, hal berbeda terjadi di Kabupaten Blitar. Calon yang diusung PDIP yakni pasangan petahana Rijanto-Marhaenis Urip Widodo justru kalah dari lawannya, Rini Syarifah dan Rahmad Santoso.

Dari hasil hitung cepat versi KPU, pasangan petahana Rijanto-Marhaenis Urip Widodo mendapatkan 41,7 persen sedangkan pasangan Rini Syarifah dan Rahmad Santoso mendapatkan 58,3 persen. Progres dari hasil hitung itu masih 56,10 persen hingga Kamis (10/12) jam 22.26 WIB.

Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Jawa Timur Budi Sulistyono mengaku tidak menyangka dengan perolehan suara pilkada di Kabupaten Blitar. PDIP bisa kalah, padahal Blitar terkenal dengan bumi Bung Karno.

"Ini saya tidak mengerti, awalnya optimistis betul tapi kok tiba-tiba begini. Saya tidak mengerti. Yang kami khawatirkan sebetulnya malah Kota Blitar," kata Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono.

Ia mengatakan pilkada yang digelar di Kota dan Kabupaten Blitar diikuti petahana. "Seharusnya sebagai petahana mengetahui langkah yang harus ditempuh, apa yang harus dibicarakan, apa yang harus dilangkahkan," katanya.

Pihaknya juga akan menjadikan kekalahan pasangan petahana di Kabupaten Blitar ini sebagai evaluasi.

"Ini luar biasa jika lepas, daerah sakral. Untung di kota (Kota Blitar) masih berjaya. Lawannya juga anak mantan (mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar). Pak Samanhudi kan cukup mengakar," kata Kanang.

Di Kabupaten Blitar, pilkada diikuti dua pasangan calon yakni pasangan petahana Rijanto-Marhaenis Urip Widodo dan pasangan Rini Syarifah-Rahmad Santoso.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar juga telah menetapkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pilkada Kabupaten Blitar sebanyak 961.971 orang dan 2.278 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 22 kecamatan wilayah Kabupaten Blitar.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020