Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti berharap masyarakat tidak menganggap enteng atau remeh pandemik COVID-19, apalagi bagi pihak-pihak yang menyebut virus corona hanya sebuah konspirasi.
"Meninggalnya dr Sardjono dan istrinya, Ibu Martini, di Pamekasan, Madura, menjadi pukulan keras dan pengingat bahwa corona itu memang benar nyata," kata La Nyalla di Surabaya, Selasa.
La Nyalla dalam agenda pemantauan Pilkada 2020 di beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur menyatakan berduka atas peristiwa meninggalnya seorang dokter radiologi di Pamekasan, dr Sardjono Sp.Rad. dan istrinya akibat COVID-19.
"Duka bagi keluarga yang meninggal akibat virus corona harusnya menjadi pelajaran bagi yang menganggap pandemik COVID-19 ini merupakan konspirasi kelompok tertentu," ujar LaNyalla.
Senator asal Dapil Jatim ini menyampaikan duka cita atas meninggalnya dr Sardjono, yang kemudian disusul kematian istrinya selang beberapa jam. La Nyalla mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
"Kami DPD RI menyampaikan duka cita atas meninggal-nya dr Sardjono dan istri. Ini kehilangan besar bagi dunia medis," ucapnya.
Sementara itu, dr Sardjono sebelum meninggal dunia sempat isolasi mandiri di rumah selama sepekan. Namun, karena kondisi memburuk, yang bersangkutan kemudian dibawa ke RS Moh. Noer Pamekasan, namun nyawanya tak dapat ditolong.
Berdasarkan informasi, dr Sarjono sedianya akan dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Namun, karena rumah sakit di Surabaya penuh, tak ada rumah sakit yang bisa menerima almarhum.
LaNyalla menyesalkan kejadian ini dan berharap pemerintah daerah juga siap menangani pasien-pasien Corona.
"Pemda bisa membuka lokasi-lokasi tertentu menjadi rumah sakit darurat. Dengan begitu, semua pasien Corona bisa tertangani dengan baik," kata LaNyalla.
Ketua DPD kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Dengan berkurangnya paparan virus Corona, kata LaNyalla, masyarakat bisa membantu tenaga kesehatan yang sedang berjuang di garda terdepan melawan COVID-19.
"Kami lihat di daerah banyak sekali rumah sakit penuh karena banyaknya pasien COVID-19. Dengan patuh terhadap protokol kesehatan, masyarakat bisa membantu tenaga kesehatan dengan menekan laju penularan Corona," ucap mantan Ketua Kadin Jatim ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Meninggalnya dr Sardjono dan istrinya, Ibu Martini, di Pamekasan, Madura, menjadi pukulan keras dan pengingat bahwa corona itu memang benar nyata," kata La Nyalla di Surabaya, Selasa.
La Nyalla dalam agenda pemantauan Pilkada 2020 di beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur menyatakan berduka atas peristiwa meninggalnya seorang dokter radiologi di Pamekasan, dr Sardjono Sp.Rad. dan istrinya akibat COVID-19.
"Duka bagi keluarga yang meninggal akibat virus corona harusnya menjadi pelajaran bagi yang menganggap pandemik COVID-19 ini merupakan konspirasi kelompok tertentu," ujar LaNyalla.
Senator asal Dapil Jatim ini menyampaikan duka cita atas meninggalnya dr Sardjono, yang kemudian disusul kematian istrinya selang beberapa jam. La Nyalla mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
"Kami DPD RI menyampaikan duka cita atas meninggal-nya dr Sardjono dan istri. Ini kehilangan besar bagi dunia medis," ucapnya.
Sementara itu, dr Sardjono sebelum meninggal dunia sempat isolasi mandiri di rumah selama sepekan. Namun, karena kondisi memburuk, yang bersangkutan kemudian dibawa ke RS Moh. Noer Pamekasan, namun nyawanya tak dapat ditolong.
Berdasarkan informasi, dr Sarjono sedianya akan dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Namun, karena rumah sakit di Surabaya penuh, tak ada rumah sakit yang bisa menerima almarhum.
LaNyalla menyesalkan kejadian ini dan berharap pemerintah daerah juga siap menangani pasien-pasien Corona.
"Pemda bisa membuka lokasi-lokasi tertentu menjadi rumah sakit darurat. Dengan begitu, semua pasien Corona bisa tertangani dengan baik," kata LaNyalla.
Ketua DPD kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Dengan berkurangnya paparan virus Corona, kata LaNyalla, masyarakat bisa membantu tenaga kesehatan yang sedang berjuang di garda terdepan melawan COVID-19.
"Kami lihat di daerah banyak sekali rumah sakit penuh karena banyaknya pasien COVID-19. Dengan patuh terhadap protokol kesehatan, masyarakat bisa membantu tenaga kesehatan dengan menekan laju penularan Corona," ucap mantan Ketua Kadin Jatim ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020