Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi curah hujan tinggi dalam sepekan ke depan sebagai dampak dari aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dihubungi dari Surabaya, Minggu, mengatakan analisis BMKG menunjukkan bahwa terdapat potensi peningkatan pertumbuhan awan hujan di atas wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
"Peningkatan potensi pertumbuhan awan ini dapat disebabkan oleh kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil," ujarnya.
Ia mengatakan potensi pertumbuhan awan itu juga dipengaruhi oleh pusaran angin (sirkulasi siklonik) yang terpantau di beberapa tempat yang dapat mendorong terbentuknya daerah pertemuan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
"Di wilayah perairan juga berpengaruh terjadi cuaca buruk seperti di Selatan Jawa dan Sumatera. Jadi, ada potensi cuaca buruk yang harus diwaspadai dan jangan dipaksakan melaut kalau kondisinya tidak benar-benar aman," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis oleh BMKG menyebutkan sepekan ke depan hampir seluruh daerah di Indonesia berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat disertai kilat dan angin kencang.
Masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es dan dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.
BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta memantau pertumbuhan bibit siklon tropis dengan kode "96S" yang berada di Samudra Hindia sebelah selatan Banten.
Dari hasil pemodelan cuaca numerik, bibit siklon tropis "96S" diprakirakan mengalami peningkatan kecepatan angin yang signifikan. Bibit siklon tropis ini berpotensi menjadi siklon tropis pada Selasa malam atau Rabu pagi dengan pergerakan ke arah Tenggara-Selatan menjauhi wilayah Indonesia.
Bibit siklon tropis "96S" ini mengakibatkan pertumbuhan awan hujan yang signifikan di sekitar wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Masyarakat diimbau waspada karena diprakirakan daerah-daerah tersebut berpotensi terkena dampak berupa hujan lebat dan angin kencang di sebagian wilayahnya.
Selain itu, potensi gelombang laut dengan ketinggian 1,5 – 2,5 meter diprakirakan terjadi di wilayah perairan Bengkulu.
Potensi gelombang laut dengan ketinggian 2,5 – 4 meter diprakirakan terjadi di wilayah perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan serta perairan selatan Jawa.
Potensi gelombang laut dengan ketinggian 4 – 6 meter diprakirakan terjadi di wilayah Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah. Nelayan dan kapal yang melintas di wilayah perairan tersebut diimbau untuk waspada dan berhati-hati.
BMKG terus memantau perkembangan bibit siklon "96S" ini. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat menimbulkan dampak seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dihubungi dari Surabaya, Minggu, mengatakan analisis BMKG menunjukkan bahwa terdapat potensi peningkatan pertumbuhan awan hujan di atas wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
"Peningkatan potensi pertumbuhan awan ini dapat disebabkan oleh kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil," ujarnya.
Ia mengatakan potensi pertumbuhan awan itu juga dipengaruhi oleh pusaran angin (sirkulasi siklonik) yang terpantau di beberapa tempat yang dapat mendorong terbentuknya daerah pertemuan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
"Di wilayah perairan juga berpengaruh terjadi cuaca buruk seperti di Selatan Jawa dan Sumatera. Jadi, ada potensi cuaca buruk yang harus diwaspadai dan jangan dipaksakan melaut kalau kondisinya tidak benar-benar aman," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis oleh BMKG menyebutkan sepekan ke depan hampir seluruh daerah di Indonesia berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat disertai kilat dan angin kencang.
Masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es dan dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.
BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta memantau pertumbuhan bibit siklon tropis dengan kode "96S" yang berada di Samudra Hindia sebelah selatan Banten.
Dari hasil pemodelan cuaca numerik, bibit siklon tropis "96S" diprakirakan mengalami peningkatan kecepatan angin yang signifikan. Bibit siklon tropis ini berpotensi menjadi siklon tropis pada Selasa malam atau Rabu pagi dengan pergerakan ke arah Tenggara-Selatan menjauhi wilayah Indonesia.
Bibit siklon tropis "96S" ini mengakibatkan pertumbuhan awan hujan yang signifikan di sekitar wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Masyarakat diimbau waspada karena diprakirakan daerah-daerah tersebut berpotensi terkena dampak berupa hujan lebat dan angin kencang di sebagian wilayahnya.
Selain itu, potensi gelombang laut dengan ketinggian 1,5 – 2,5 meter diprakirakan terjadi di wilayah perairan Bengkulu.
Potensi gelombang laut dengan ketinggian 2,5 – 4 meter diprakirakan terjadi di wilayah perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan serta perairan selatan Jawa.
Potensi gelombang laut dengan ketinggian 4 – 6 meter diprakirakan terjadi di wilayah Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah. Nelayan dan kapal yang melintas di wilayah perairan tersebut diimbau untuk waspada dan berhati-hati.
BMKG terus memantau perkembangan bibit siklon "96S" ini. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat menimbulkan dampak seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020