Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor dari Jawa Timur pada Oktober 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 1,58 miliar dolar AS menjadi 1,59 miliar dolar AS.

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan dalam keterangan pers virtualnya di Surabaya, Senin, mengatakan kenaikan itu ditunjang peningkatan kinerja ekspor sektor nonmigas.

"Bila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 0,72 persen, yaitu dari 1,52 miliar dolar AS menjadi 1,53 miliar dolar AS," kata Dadang, kepada wartawan.

Nilai ekspor sektor nonmigas menyumbang sebesar 96,50 persen dari total ekspor pada Oktober 2020. Sedangkan dibanding Oktober 2019, nilai ekspor sektor nonmigas justru mengalami penurunan sebesar 4,04 persen.

Sementara untuk nilai ekspor sektor migas pada Oktober 2020 mengalami penurunan sebesar 8,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 60,69 juta dolar AS menjadi 55,67 juta dolar AS.

Namun demikian, peranan ekspor sektor migas hanya menyumbang 3,50 persen dari total ekspor Jawa Timur pada Oktober 2020.

"Dibandingkan Oktober 2019, nilai ekspor migas juga mengalami penurunan sebesar 25,56 persen," katanya.

Sementara negara tujuan ekspor Jatim masing-masing, Jepang yang merupakan negara tujuan utama ekspor nonmigas Jawa Timur pada Oktober 2020, disusul ke Tiongkok dan Amerika Serikat.

BPS mencatat, sepanjang Oktober 2020 ekspor nonmigas Jawa Timur ke Jepang mencapai 256,64 juta dolar AS. Sedangkan ekspor ke Tiongkok dan Amerika Serikat berturut-turut sebesar 244,24 juta dolar AS dan 234,37 juta dolar AS.

Sementara untuk nilai impor Jawa Timur pada Oktober 2020 turun 17,51 persen dibandingkan September 2020, karena dorongan sektor nonmigas dan migas yang juga turun.

Impor nonmigas Oktober 2020 mencapai 1,20 miliar dolar AS atau turun 16,41 persen dibandingkan September 2020. Nilai impor nonmigas tersebut mengalami penurunan sebesar 22,74 persen dibanding Oktober 2019.

Sedangkan Impor migas Oktober 2020 sebesar 246,72 juta dolar AS, atau turun sebesar 22,45 persen dibanding September 2020.

Sementara itu, berdasarkan catatan tersebut, neraca perdagangan Jawa Timur pada Oktober 2020 mengalami surplus sebesar 147,43 juta dolar AS.

"Secara kumulatif, selama Januari-Oktober 2020, neraca perdagangan Jatim masih mengalami defisit sebesar 341,57 juta dolar AS. Selisih perdagangan ekspor-impor di sektor nonmigas memang mengalami surplus sebesar 1,73 miliar dolar AS. Akan tetapi, selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas justru mengalami defisit sebesar 2,07 miliar dolar AS," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020