Monica atau lebih dikenal sebagai selebgram Kaamonicaa membeberkan resep meracik parfum dengan aroma wewangian sesuai selera sendiri.
Perempuan berusia 28 tahun itu mulai mengotak atik aneka bibit untuk dijadikan sebagai parfum semenjak pekerjaannya di bidang perhotelan terdampak pandemi virus corona (COVID-19) sekitar delapan bulan lalu.
Caca, sapaan akrabnya, kini telah memproduksi empat varian parfum merek "Kamo", yaitu "Abistha" dan "Rakka" untuk laki-laki, serta "Lathi" dan "Apshara" untuk perempuan.
"Semua orang pasti bisa meracik parfum sesuai dengan selera kepribadiannya masing-masing," katanya di Surabaya, Jumat.
Menurutnya membuat parfum sama dengan harmoni dalam setiap lagu. "Harus ada seninya. Tapi jangan dipikirkan sebagai sesuatu yang rumit. Menciptakan wangi itu tidak ruwet kok, hanya butuh tenang dan fokus," tuturnya.
Caca menjelaskan, sebelum membuat parfum, terlebih dahulu harus meracik bibitnya untuk mendapatkan aroma sesuai yang diinginkan.
"Ada tiga bagian dalam membuat bibit parfum dengan aroma sesuai yang diinginkan, yaitu top notes, middle notes dan base notes," katanya.
Dia memaparkan top notes merupakan wangi-wangian ringan, takarannya 30 persen. Sedangkan middle notes adalah wangi-wangian bunga, seperti jasmine, lavender dan sebagainya, takarannya 50 persen.
Terakhir, base notes adalah aroma wewangian yang paling, seperti bau kayu cendana dan cengkeh, takarannya 20 persen.
"Wangi yang paling kuat tercium adalah top notes. Setelahnya adalah wangi middle notes, yang kuat bertahan hingga 8 jam. Sedangkan wangi base notes adalah yang paling terakhir tercium karena fungsinya memang untuk mengunci aroma dari top notes dan middle notes," ujarnya.
Bagi para pemula, Caca menyarankan agar mengenali dulu aroma wangi seperti apa yang diinginkan, sebelum kemudian meracik bibitnya menjadi parfum.
"Setelah berhasil menemukan bibit-bibitnya untuk menjadi parfum yang siap digunakan, tahap berikutnya adalah dicampur dengan alkohol. Prosentasinya 50-50, yaitu bibit parfum 50 persen dan alkoholnya 50 persen," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Perempuan berusia 28 tahun itu mulai mengotak atik aneka bibit untuk dijadikan sebagai parfum semenjak pekerjaannya di bidang perhotelan terdampak pandemi virus corona (COVID-19) sekitar delapan bulan lalu.
Caca, sapaan akrabnya, kini telah memproduksi empat varian parfum merek "Kamo", yaitu "Abistha" dan "Rakka" untuk laki-laki, serta "Lathi" dan "Apshara" untuk perempuan.
"Semua orang pasti bisa meracik parfum sesuai dengan selera kepribadiannya masing-masing," katanya di Surabaya, Jumat.
Menurutnya membuat parfum sama dengan harmoni dalam setiap lagu. "Harus ada seninya. Tapi jangan dipikirkan sebagai sesuatu yang rumit. Menciptakan wangi itu tidak ruwet kok, hanya butuh tenang dan fokus," tuturnya.
Caca menjelaskan, sebelum membuat parfum, terlebih dahulu harus meracik bibitnya untuk mendapatkan aroma sesuai yang diinginkan.
"Ada tiga bagian dalam membuat bibit parfum dengan aroma sesuai yang diinginkan, yaitu top notes, middle notes dan base notes," katanya.
Dia memaparkan top notes merupakan wangi-wangian ringan, takarannya 30 persen. Sedangkan middle notes adalah wangi-wangian bunga, seperti jasmine, lavender dan sebagainya, takarannya 50 persen.
Terakhir, base notes adalah aroma wewangian yang paling, seperti bau kayu cendana dan cengkeh, takarannya 20 persen.
"Wangi yang paling kuat tercium adalah top notes. Setelahnya adalah wangi middle notes, yang kuat bertahan hingga 8 jam. Sedangkan wangi base notes adalah yang paling terakhir tercium karena fungsinya memang untuk mengunci aroma dari top notes dan middle notes," ujarnya.
Bagi para pemula, Caca menyarankan agar mengenali dulu aroma wangi seperti apa yang diinginkan, sebelum kemudian meracik bibitnya menjadi parfum.
"Setelah berhasil menemukan bibit-bibitnya untuk menjadi parfum yang siap digunakan, tahap berikutnya adalah dicampur dengan alkohol. Prosentasinya 50-50, yaitu bibit parfum 50 persen dan alkoholnya 50 persen," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020