Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta dinas terkait segera memperbaiki rumah Sumirah, warga Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri, Jawa Timur, karena tidak layak huni. 

"Saya mendapatkan informasi dari media sosial, lalu tadi malam saya langsung koordinasi dengan Dinsos dan Perkim untuk menindaklanjuti. Alhamdulillah, hari ini sudah ditindaklanjuti dan akan kami bangun rumahnya. Saya menyampaikan terima kasih kepada peran serta warga Kota Kediri, termasuk warganet untuk melaporkan kepada kami sehingga kami bisa merespon dengan cepat," katanya saat meninjau rumah warga tersebut di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Kamis.

Informasi tersebut diunggah oleh akun @infokediriraya pada Rabu (21/10) sekitar pukul 20.00 WIB. Akun tersebut menuliskan bahwa ada warga Kota Kediri yang sakit-sakitan tinggal di rumah penuh sampah. Lokasinya berada di Kelurahan Bandar Kidul. Merespon hal tersebut Wali Kota Kediri bersama OPD terkait mendatangi alamat rumah yang dimaksudkan.

Warga tersebut bernama Sumirah (78) yang tinggal bersama anak laki-lakinya Sugeng Triyono (38) di rumahnya. Rumah tersebut bersertifikat atas nama suami Sumirah yang sudah meninggal. Mendiang suaminya adalah ASN yang meninggalkan uang pensiun untuk kehidupan Sumirah hingga saat ini. Namun, uang pensiun tersebut sering dihabiskan oleh anaknya, sehingga Sumirah tak bisa mencukupi kehidupannya dari uang pensiun almarhum suaminya.

Sumirah memiliki tiga anak yaitu Sri Wilujeng (42), Sri Harnanik (41), dan Sugeng Triyono yang tinggal bersamanya.

Baca juga: 200 paket ikan dibagikan untuk warga Kota Kediri dalam program Gemarikan

Baca juga: Jumlah penerima bantuan Kartu Sahabat di Kota Kediri bertambah

Namun, permasalahan timbul ketika Sugeng Triyono dan Sri Harnanik masuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sri Harnanik bahkan pergi dari rumah hingga kini belum ditemukan. Sedangkan Sri Wilujeng terpaksa meninggalkan rumah dan memilih tidur di gubuk seng karena terjadi perselisihan dengan saudaranya, Sugeng Triyono. 

"Sugeng Triyono dan Sri Wilujeng ini ODGJ juga. Mereka kalau ditanyai kadang nyambung kadang tidak. Sugeng Triyono kadang kasar, tapi kadang juga baik," kata Yayuk Supriyati, pendamping ODGJ wilayah Mojoroto, Kota Kediri yang aktif mendatangi keluarga tersebut. 

Yayuk menambahkan Sumirah saat ini juga sudah mulai pikun, karena usianya yang juga sudah uzur. Warga sekitar juga sudah memberi perhatian namun terkadang Sugeng Triyono kasar, baik terhadap warga maupun terhadap ibunya. 

Walaupun kasar, warga masih tetap memberikan makanan dan kadang-kadang juga ikut membantu membersihkan rumah keluarga tersebut.

"Tahun 2014 sudah ada yang mau memperbaiki rumahnya, tapi Sugeng Triyono menolak dan mengamuk," kata Yayuk.

Sementara itu, saat jajaran Pemkot Kediri mendatangi rumah Sumirah, kondisi rumahnya terlihat sangat kotor dan penuh sampah. Rumahnya tidak layak huni. Selain itu, di sekitar rumah juga tidak ada kamar mandi. 

Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triyono Kutut sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Campurejo dan Dinas Permukiman Kota Kediri untuk menindaklanjuti terkait dengan usulan perbaikan rumah dan perawatan kesehatan keluarga tersebut. 

"Sebenarnya keluarga ini sudah dapat Program Keluarga Harapan (PKH) tiap bulan, juga ada bantuan beras tiga bulan terakhir. Meski sebetulnya pensiunan tidak boleh. Tapi atas pertimbangan kondisi seperti ini, maka PKH tetap diberikan," kata Triyono Kutut.

Rencananya, Dinsos Kota Kediri berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Kediri akan membangun rumah tersebut secara total. 

Sementara itu, untuk memberi bantuan pada tahap awal, Sri Wilujeng akan dipindahkan ke barak penampungan Dinas Sosial di Kelurahan Semampir, Kota Kediri agar mendapatkan tempat yang layak. Sedangkan Sumirah dan Sugeng Triyono tetap tinggal di rumahnya sambil menunggu proses bedah rumah.

"Kalau nanti rumah sedang dibangun, Sumirah dan Sugeng Triyono akan kami pindahkan ke barak dulu. Sementara ini, kami akan bersihkan rumahnya dan kami kirim tempat tidur dulu," kata Kutut.

Setelah kunjungan Wali Kota Kediri, Sri Wilujeng langsung dibawa petugas dipindahkan ke barak sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Bila ODGJ, yang bersangkutan akan dirawat ke RSJ Lawang, Malang, Jawa Timur. Demikian juga dengan Sugeng Triyono.

"Syarat untuk masuk ke RSJ bila orang tersebut berpotensi mencelakai orang lain atau punya potensi mencelakai diri sendiri sampai ada upaya bunuh diri. Jika tidak ada, tidak bisa memasukkan ke RSJ," kata Dokter Puskesmas Campurejo, Kota Kediri dr Tricia Isabella yang juga memantau kondisi Sugeng Triyono selama ini. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020