Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, untuk mengembangkan potensi lokalnya menjadi sesuatu yang khas dan menarik hingga disukai dan didatangi wisatawan, terus dikebut.
Sadar minim akan potensi wisata keindahan alam, Pemkot Madiun mulai melirik potensi wisata belanjanya untuk dikembangkan guna mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi setempat.
Konsep wisata belanja tersebut diharapkan mampu memberikan keunggulan bersaing bagi Kota Madiun untuk dapat memperluas sektor perdagangan dan jasanya yang selama ini merupakan andalan agar dapat menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan yang memiliki minat khusus.
Selama satu tahun terakhir, Pemkot Madiun sedang gencar membangun sejumlah lokasi yang nantinya akan digadang-gadang menjadi ikon wisata guna mengangkat "smart branding" bagi Kota Madiun agar nyaman dan menarik dikunjungi.
Sejumlah titik lokasi yang saat ini sedang "disulap" tampilannya untuk semakin cantik, di antaranya adalah Pahlawan Street Center, Taman Sumber Umis, Tugu Pendekar, sentra kuliner Rimba Darma, dan Taman Bantaran Madiun.
Lokasi-lokasi tersebut akan menjadi primadona untuk menarik para wisatawan berkunjung. Tidak hanya dari warga lokal Kota Madiun saja, namun juga menyasar warga kabupaten di sekitar Kota Madiun.
Dengan pembangunan sejumlah ikon tersebut, Wali Kota Madiun Maidi ingin Kota Madiun bisa tampil muda, menarik, dikagumi, dan digandrungi semua orang.
Maidi menilai, kota besar bisa hidup 24 jam karena menyuguhkan keindahan. Baik keindahan di waktu siang maupun malam. Konsep itu juga mulai diterapkan di Kota Madiun.
"Kita tidak memiliki potensi alam. Tetapi bukan berarti kota kita tidak bisa menarik. Kita buat jadi menarik dengan sentuhan-sentuhan tadi. Itu yang saya lihat di berbagai kota besar negara di Asia," kata Wali Kota Maidi.
Guna mempromosikan lokasi-lokasi yang menjadi andalan tersebut, Pemkot Madiun saat ini juga sedang menyiapkan jalur sepeda wisata. Program itu juga untuk merespons tingginya animo bersepeda saat ini, sekaligus untuk memulihkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Dalam rangka menangkap peluang tersebut, Wali Kota Maidi segera membangun lajur jalur sepeda tambahan dengan total panjang mencapai 50 kilometer. Jalur itu nantinya terbagi dalam rute jalur 10 kilometer (pendek), 15 kilometer (menegah), dan 25 kilometer (panjang).
Nantinya, setiap rute sengaja dilewatkan di kampung tangguh yang ada di setiap kelurahan. Dengan melewatkan para pesepeda di kampung-kampung tersebut, harapannya kampung yang memiliki potensi wisata maupun UMKM bisa tumbuh.
Baru-baru ini Wali Kota Maidi juga telah menetapkan jalur sepeda wisata sepanjang 15 kilometer guna mewujudkan integrasi sejumlah destinasi wisata belanja, kuliner, dan gedung cagar budaya di Kota Madiun.
"Jalur sudah saya urai berdasar berbagai manfaat. Ada potensi keindahan, cagar budaya, perkantoran, dan UMKM. Sekali jalan sudah mendapatkan sejumlah manfaat itu," kata Maidi.
Jalur 15 kilometer dimulai dari Jalan Pahlawan Kota Madiun-Cokroaminoto-Musi-Agus Salim, Kolonel Marhadi-Taman Lalu Lintas Bantaran Kali Madiun-Ahmad Yani-Pahlawan-Kartini-Diponegoro-Rimba Darma-Setiaki-Parikesit-Sumba-Komplek Stadion Wilis-Mastrip-Mobilisasi Pelajar-Lapangan Olahraga Gulun-Manggis-Kebun Buah PDAM-Bumi Perkemahan Ngrowo Bening-Abdurahman Saleh-Mastrip-Panglima Sudirman-Dr Soetomo-Kompol Sunaryo-Jalan Pahlawan.
Rute tersebut, lanjut Maidi, menyuguhkan sejumlah keelokan Kota Madiun. Dimulai dari Pahlawan Street Center, bangunan Klenteng, Tower PDAM, Alun-alun Kota Madiun, Taman Bantaran, Rumah Tahanan Militer, Gereja Katolik Santo Cornelius, gedung Bakorwil, Taman Makam Pahlawan, Korem 081, RTH Kartini, Busbow, Tugu Pendekar, sentra kuliner Rimba Darma, kawasan Stadion Wilis Madiun, kegiatan di Lapangan Gulun, perkebunan di Ngrowo Bening, hingga Stasiun Madiun, dan Polres Madiun Kota.
"Nanti juga ada titik-titik yang kita optimalkan untuk UMKM hingga pertunjukkan seni. Misalnya di alun-alun, Taman Lalu Lintas Bantaran, dan GOR. Jadi pesepeda wisata bisa berhenti sejenak untuk melihat ataupun belanja," kata Maidi.
Sehingga, selain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Madiun, jalur sepeda juga diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
Wali Kota Maidi menyebut progres pembagunan jalur sudah sekitar 65 persen. Saat ini tim Dinas Perhubungan tengah melakukan pengecatan untuk jalur sepeda dan pemasangan rambu.
Begitu juga dengan Dinas Perkim sedang melakukan penambahan lampu untuk memperidah jalan kota. Sedang Dinas PU mengerjakan perbaikan sejumlahh titik jalan. Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup turut mempersiapkan mural di dinding Taman Bantaran untuk keindahan.
Wali Kota Maidi juga berencana merombak Tower PDAM mirip dengan di luar negeri dengan menambahkan lampu hias. Kawasan Busbow juga tak ketinggalan yang rencananya juga dilakukan sejumlah perbaikan.
"Saat ini sedang kita nego, karena Busbow merupakan milik TNI. Semoga diperbolehkan. Titik-titik potensial tersebut akan kita maksimalkan ke depan," katanya.
Dengan melihat peluang besar tersebut, ia ingin sudah saatnya Kota Madiun bisa menjadi kota tujuan wisata, bukan hanya kota transit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Sadar minim akan potensi wisata keindahan alam, Pemkot Madiun mulai melirik potensi wisata belanjanya untuk dikembangkan guna mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi setempat.
Konsep wisata belanja tersebut diharapkan mampu memberikan keunggulan bersaing bagi Kota Madiun untuk dapat memperluas sektor perdagangan dan jasanya yang selama ini merupakan andalan agar dapat menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan yang memiliki minat khusus.
Selama satu tahun terakhir, Pemkot Madiun sedang gencar membangun sejumlah lokasi yang nantinya akan digadang-gadang menjadi ikon wisata guna mengangkat "smart branding" bagi Kota Madiun agar nyaman dan menarik dikunjungi.
Sejumlah titik lokasi yang saat ini sedang "disulap" tampilannya untuk semakin cantik, di antaranya adalah Pahlawan Street Center, Taman Sumber Umis, Tugu Pendekar, sentra kuliner Rimba Darma, dan Taman Bantaran Madiun.
Lokasi-lokasi tersebut akan menjadi primadona untuk menarik para wisatawan berkunjung. Tidak hanya dari warga lokal Kota Madiun saja, namun juga menyasar warga kabupaten di sekitar Kota Madiun.
Dengan pembangunan sejumlah ikon tersebut, Wali Kota Madiun Maidi ingin Kota Madiun bisa tampil muda, menarik, dikagumi, dan digandrungi semua orang.
Maidi menilai, kota besar bisa hidup 24 jam karena menyuguhkan keindahan. Baik keindahan di waktu siang maupun malam. Konsep itu juga mulai diterapkan di Kota Madiun.
"Kita tidak memiliki potensi alam. Tetapi bukan berarti kota kita tidak bisa menarik. Kita buat jadi menarik dengan sentuhan-sentuhan tadi. Itu yang saya lihat di berbagai kota besar negara di Asia," kata Wali Kota Maidi.
Guna mempromosikan lokasi-lokasi yang menjadi andalan tersebut, Pemkot Madiun saat ini juga sedang menyiapkan jalur sepeda wisata. Program itu juga untuk merespons tingginya animo bersepeda saat ini, sekaligus untuk memulihkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Dalam rangka menangkap peluang tersebut, Wali Kota Maidi segera membangun lajur jalur sepeda tambahan dengan total panjang mencapai 50 kilometer. Jalur itu nantinya terbagi dalam rute jalur 10 kilometer (pendek), 15 kilometer (menegah), dan 25 kilometer (panjang).
Nantinya, setiap rute sengaja dilewatkan di kampung tangguh yang ada di setiap kelurahan. Dengan melewatkan para pesepeda di kampung-kampung tersebut, harapannya kampung yang memiliki potensi wisata maupun UMKM bisa tumbuh.
Baru-baru ini Wali Kota Maidi juga telah menetapkan jalur sepeda wisata sepanjang 15 kilometer guna mewujudkan integrasi sejumlah destinasi wisata belanja, kuliner, dan gedung cagar budaya di Kota Madiun.
"Jalur sudah saya urai berdasar berbagai manfaat. Ada potensi keindahan, cagar budaya, perkantoran, dan UMKM. Sekali jalan sudah mendapatkan sejumlah manfaat itu," kata Maidi.
Jalur 15 kilometer dimulai dari Jalan Pahlawan Kota Madiun-Cokroaminoto-Musi-Agus Salim, Kolonel Marhadi-Taman Lalu Lintas Bantaran Kali Madiun-Ahmad Yani-Pahlawan-Kartini-Diponegoro-Rimba Darma-Setiaki-Parikesit-Sumba-Komplek Stadion Wilis-Mastrip-Mobilisasi Pelajar-Lapangan Olahraga Gulun-Manggis-Kebun Buah PDAM-Bumi Perkemahan Ngrowo Bening-Abdurahman Saleh-Mastrip-Panglima Sudirman-Dr Soetomo-Kompol Sunaryo-Jalan Pahlawan.
Rute tersebut, lanjut Maidi, menyuguhkan sejumlah keelokan Kota Madiun. Dimulai dari Pahlawan Street Center, bangunan Klenteng, Tower PDAM, Alun-alun Kota Madiun, Taman Bantaran, Rumah Tahanan Militer, Gereja Katolik Santo Cornelius, gedung Bakorwil, Taman Makam Pahlawan, Korem 081, RTH Kartini, Busbow, Tugu Pendekar, sentra kuliner Rimba Darma, kawasan Stadion Wilis Madiun, kegiatan di Lapangan Gulun, perkebunan di Ngrowo Bening, hingga Stasiun Madiun, dan Polres Madiun Kota.
"Nanti juga ada titik-titik yang kita optimalkan untuk UMKM hingga pertunjukkan seni. Misalnya di alun-alun, Taman Lalu Lintas Bantaran, dan GOR. Jadi pesepeda wisata bisa berhenti sejenak untuk melihat ataupun belanja," kata Maidi.
Sehingga, selain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Madiun, jalur sepeda juga diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
Wali Kota Maidi menyebut progres pembagunan jalur sudah sekitar 65 persen. Saat ini tim Dinas Perhubungan tengah melakukan pengecatan untuk jalur sepeda dan pemasangan rambu.
Begitu juga dengan Dinas Perkim sedang melakukan penambahan lampu untuk memperidah jalan kota. Sedang Dinas PU mengerjakan perbaikan sejumlahh titik jalan. Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup turut mempersiapkan mural di dinding Taman Bantaran untuk keindahan.
Wali Kota Maidi juga berencana merombak Tower PDAM mirip dengan di luar negeri dengan menambahkan lampu hias. Kawasan Busbow juga tak ketinggalan yang rencananya juga dilakukan sejumlah perbaikan.
"Saat ini sedang kita nego, karena Busbow merupakan milik TNI. Semoga diperbolehkan. Titik-titik potensial tersebut akan kita maksimalkan ke depan," katanya.
Dengan melihat peluang besar tersebut, ia ingin sudah saatnya Kota Madiun bisa menjadi kota tujuan wisata, bukan hanya kota transit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020