Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus mendorong kepedulian antarpelajar melalui program Siswa Asuh Sebaya (SAS) dan pengelolaan program ini dilakukan dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa.

Program membangun solidaritas antarpelajar ini terus berjalan di tengah pandemi COVID-19. Bahkan, meski pembelajaran tatap muka belum dimulai, gerakan ini kembali menyalurkan bantuan senilai Rp370 juta untuk 1.300 pelajar di 33 SD dan sembilan SMP guna menopang pendidikan mereka dan bantuannya ada yang berupa beasiswa, alat dan modul pembelajaran, HP dan dan pulsa internet.

"Sebenarnya bukan pada nilainya, yang terpenting justru bagaimana kami menumbuhkan rasa peduli sesama sejak usia pelajar. Sehingga kita semua berharap para pelajar kelak menjadi generasi yang welas asih, suka menolong, sehingga masyarakat kita menjadi semakin guyub," ujar Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin.

Bantuan program SAS ini, lanjut Anas, diberikan kepada siswa yang membutuhkan tanpa prosedur yang berbelit-belit, dan siswa yang mampu menyisihkan uang jajannya, dikumpulkan bersama, lalu diberikan kepada temannya yang butuh.

"Ada yang menyumbang Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, semua sukarela. Ini cara kami untuk membangun kepedulian dan empati antar siswa. Sebagai modal sosial di antara generasi muda di Banyuwangi. Program ini juga memberikan penanaman pendidikan karakter sejak dini bagi anak," tuturnya.

Khusus di masa pandemi, kata Anas, bantuan tetap diberikan kepada siswa yang membutuhkan. Karena, meski tidak sekolah siswa tetap melaksanakan pembelajaran walaupun secara daring.

"Seperti saat ini, ada siswa yang kesulitan membeli kuota internet, atau tidak memiliki handphone untuk pembelajaran daring,dibelikan dari dana ini agar kegiatan belajar mereka berjalan lancar," ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno mengemukakan bahwa Gerakan SAS menjadi pelengkap program intervensi kebijakan pendidikan pemkab lainnya.

"Jadi, semua saling menopang. Pemkab Banyuwangi memiliki program bantuan uang saku dan transportasi untuk pelajar, tabungan pelajar kurang mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas, hingga pengangkatan anak putus sekolah. Berkat program-program yang kami geber, angka putus sekolah dari tahun ke tahun terus menurun," katanya.

Program Siswa Asuh sebaya (SAS) sendiri merupakan gerakan membangun kepedulian antarpelajar di Banyuwangi. Pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa di sekolah tersebut. Dan sejak pertama kali diluncurkan pada 2011, hingga sekarang telah menyalurkan dana hingga Rp19,1 miliar untuk membantu pendidikan ribuan anak di Bumi Blambangan. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020