Proyek pembangunan jalan lintas selatan atau jalur pantai selatan (pansela) yang menghubungkan Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek sepanjang 17,78 kilometer ditargetkan rampung pada April 2023.

"Saat ini pengerjaan masih terus dikebut untuk percepatan," kata Pelaksana Harian Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali, Sodeli, di sela mendampingi kunjungan kerja Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di proyek pansela di ruas pantai Klathak, Besuki, Tulungagung, Minggu.

Ia menjelaskan pembangunan jalur pansela di wilayah Tulungagung dan Trenggalek saat ini terdapat dua seksi yang sedang dalam tahap pembangunan, yakni lot 6 yang membentang mulai dari Prigi - batas Tulungagung - Klatak - Brumbun sepanjang 17,78 kilometer, serta lot 7 yang membentang batas Tulungagung - Sedang hingga batas Kabupaten Malang sepanjang 12,85 kilometer.

"Untuk lot 6 Prigi - Klatak, - Brumbun, targetnya selesai pada April 2023. Tapi kami bisa usahakan untuk mempercepat. Kemudian yang di Brumbun atau lot 7 diproyeksikan selesai pada Oktober 2022," ujar Sodeli.

Selain fokus pada pembangunan, pihaknya tengah mempercepat proses pembebasan lahan di lot 6 maupun di lot 7, yang membentang dari batas Kabupaten Tulungagung hingga Serang sampai batas Kabupaten Malang dengan panjang 12,85 kilometer. Sebab, pembebasan lahan di sejumlah daerah saat ini masih berproses.

Jika pekerjaan lot 6 dan 7 berjalan lancar, jalur Trenggalek yang melintasi Kecamatan Durenan, Prigi hingga Tulungagung selatan ditargetkan tersambung pada awal 2023.

"Tinggal dari Brumbun ke arah lot 7 sekitar 34 kilometer. Kalau 2021 diprogramkan, yang 34 kilometer ini, pada 2023 bisa tembus sampai Blitar," katanya.

Dikonfirmasi di tempat yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan jalur pansela menjadi salah satu prioritas pembangunan di Jawa Timur.

Dengan terbangunnya jalur di pesisir Jawa tersebut, diharapkan mampu mendongkrak perekonomian kawasan pesisir selatan. "Sehingga wilayah utara dan selatan harus tumbuh dan sama-sama majunya," kata Khofifah.

Untuk menunjang itu semua, Khofifah menyatakan perlu adanya konektivitas wilayah dengan memperbaiki akses infrastruktur yang memadai, sehingga dapat menumbuhkan geliat ekonomi masyarakat.

"Apalagi, nanti kalau Bandara Kediri sudah jadi. Sektor wisata jadi daya tarik termasuk perekonomian masyarakat dengan infrastruktur yang memadai. Apakah itu tembakau, cokelat dan lain sebagainya," ujarnya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020