SMKN 6 Surabaya menggelar simulasi pembelajaran praktik bersama siswa untuk dua jurusan di sekolah setempat, Kamis meskipun masih berada di zona merah COVID-19.

Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun mengungkapkan simulasi ini dilakukan untuk dari jurusan yakni Tata Kecantikan Kulit dan Rambut serta jurusan Akuntansi sebagai persiapan pembelajaran praktik siswa. 

"Ini simulasi praktik. Skemanya sama dengan pembelajaran tatap muka teori, hanya 25 persen anak dalam satu kelas yang masuk," ujar Bahrun.

Dalam simulasi kali ini, untuk satu jurusan atau satu kelas diikuti sembilan siswa dari total 36 siswa satu kelas. Dengan demikian setiap siswa akan masuk dua kali dalam seminggu untuk mengikuti praktik.

"Simulasi ini kami lakukan untuk jurusan yang memang sudah siap materinya. Ini pinter gurunya untuk memilih (materi) agar tidak terjadi kontak dengan anak lain," katanya.

Diungkapkan Bahrun, dari hasil evaluasi pembelajaran tatap muka untuk praktik sudah bisa dilakukan karena protokol kesehatan telah diterapkan.

Apalagi untuk kelas XII yang mengikuti teori sejak Juli 2020 sudah waktunya mengikuti materi praktik.

"Agar tidak kerja dua kali dan efektif, saat simulasi ini juga dilakukan daring. Jadi siswa yang tidak hadir simulasi tata muka juga paham materinya," katanya.

Ke depan, Bahrun berencana terus menambah jurusan yang melakukan praktik tatap muka, dengan memaksimalkan peran guru untuk menyeleksi materi yang sesuai dengan protokol kesehatan.

"Materinya memang tidak berhubungan langsung dengan anak. Misalnya kecantikan  yang tidak berhubungan langsung dengan orang lain saat tadi materi untuk tata rambut.  Tapi kalau bersentuhan dengan kulit ini belum," ucapnya.

Untuk siswa yang mengikuti simulasi telah dijadwal oleh wali kelas. Kemudian mereka diminta menyertakan surat izin orang tua untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. 

"Kalau tidak sehat ya tidak usah datang," ujarnya.

Pelaksanaan simulasi ini dikatakan Bahrun juga telah mengantongi izin dari Polres dan juga Satgas COVID-19 Kecamatan.

"Kami sudah buat pemberitahuan dan dicek lapangan sudah sesuai protokol kesehatan," kata Bahrun.

Sebagai ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK negeri di Surabaya, Bahrun menegaskan siswa SMK memang tidak bisa lepas dari materi praktik. Namun, kebijakan menggelar praktik tatap muka dikatakannya menjadi kebijakan tiap sekolah.

"Tidak ada kesepakatan bersama semua sekolah, ini kebijakannya sekolah masing-masing," katanya. (*)
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020