Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas ekspor sebanyak 19,2 ton kopi ke Inggris sebagai wujud memberikan nilai tambah semakin besar bagi masyarakat.
"Dengan adanya ekspor ini diharapkan bisa membangun pasar yang lebih luas lagi," ujar Khofifah di sela melepas ekspor kopi dari halaman Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa.
Pada kesempatan tersebut, turut mendampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Kepala Perwakilan BI Jatim, Kepala OJK Regional IV Jatim, serta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov setempat.
Kopi yang diekspor ke Inggris merupakan jenis robusta dan diharapkan tidak lama lagi juga dapat dikirim ke negara-negara lainnya.
Di tempat sama, Khofifah juga menyerahkan kredit dana bergulir dalam rangka pemulihan ekonomi dan meredam dampak akibat pandemi COVID-19.
Dana bergulir merupakan program bantuan pembiayaan kredit lunak untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, serta menanggulangi kemiskinan, pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sasarannya adalah para pelaku UMKM, pelaku IKM, Poktan atau Gapoktan, koperasi, BUMDesa, serta Lembaga Keuangan Mikro (LKM) lain.
Program yang diakselerasi oleh Bank Jatim dan BPR Jatim itu dapat dimanfaatkan untuk skema Petik, Olah, Kemas, Jual pada sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan juga skema tunda jual dengan pola Rekening Koran Perbankan.
"Harapannya, skema dana bergulir ini berdampak komperehensif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sehingga secara perlahan akan memberikan daya dorong meningkatnya literasi dan inklusi keuangan," kata Gubernur Khofifah.
Melalui penyaluran dana bergulir itu, lanjut Khofifah, pertumbuhan ekonomi Jatim bisa kembali take off setelah pada Triwulan II Tahun 2020 terkontraksi minus 5,9 persen.
"Kami harap di September ini akan ada proses yang lebih maksimal lagi untuk bisa terus berlari kencang," tutur Khofifah.
Skema kredit dana bergulir di Jatim ini meliputi kredit modal kerja hingga Rp300 juta (bunga 3 persen, 4 persen dan 6 persen), kredit investasi sampai Rp500 juta (bunga 6 persen), serta kredit Petik, Olah, Kemas, Jual mencapai Rp10 miliar (bunga 6 persen).
Kemudian, kredit untuk IKM sampai Rp50 juta (bunga 4 persen), dan kredit dengan pola Rekening Koran (bunga 6 persen).
Dengan modal dana Rp330 miliar, program ini telah memfasilitasi 17.038 pelaku usaha di Jatim, kemudian tenaga kerja terserap mencapai sekitar 36.312 orang yang berkolerasi dapat menurunkan angka kemiskinan di Jatim.
Sejak pandemi COVID-19, dana bergulir yang telah disalurkan mencapai Rp12,83 miliar kepada 55 debitur yang penyalurannya berkontribusi dalam pemulihan ekonomi pelaku UMKM dari sisi permodalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Dengan adanya ekspor ini diharapkan bisa membangun pasar yang lebih luas lagi," ujar Khofifah di sela melepas ekspor kopi dari halaman Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa.
Pada kesempatan tersebut, turut mendampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Kepala Perwakilan BI Jatim, Kepala OJK Regional IV Jatim, serta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov setempat.
Kopi yang diekspor ke Inggris merupakan jenis robusta dan diharapkan tidak lama lagi juga dapat dikirim ke negara-negara lainnya.
Di tempat sama, Khofifah juga menyerahkan kredit dana bergulir dalam rangka pemulihan ekonomi dan meredam dampak akibat pandemi COVID-19.
Dana bergulir merupakan program bantuan pembiayaan kredit lunak untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, serta menanggulangi kemiskinan, pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sasarannya adalah para pelaku UMKM, pelaku IKM, Poktan atau Gapoktan, koperasi, BUMDesa, serta Lembaga Keuangan Mikro (LKM) lain.
Program yang diakselerasi oleh Bank Jatim dan BPR Jatim itu dapat dimanfaatkan untuk skema Petik, Olah, Kemas, Jual pada sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan juga skema tunda jual dengan pola Rekening Koran Perbankan.
"Harapannya, skema dana bergulir ini berdampak komperehensif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sehingga secara perlahan akan memberikan daya dorong meningkatnya literasi dan inklusi keuangan," kata Gubernur Khofifah.
Melalui penyaluran dana bergulir itu, lanjut Khofifah, pertumbuhan ekonomi Jatim bisa kembali take off setelah pada Triwulan II Tahun 2020 terkontraksi minus 5,9 persen.
"Kami harap di September ini akan ada proses yang lebih maksimal lagi untuk bisa terus berlari kencang," tutur Khofifah.
Skema kredit dana bergulir di Jatim ini meliputi kredit modal kerja hingga Rp300 juta (bunga 3 persen, 4 persen dan 6 persen), kredit investasi sampai Rp500 juta (bunga 6 persen), serta kredit Petik, Olah, Kemas, Jual mencapai Rp10 miliar (bunga 6 persen).
Kemudian, kredit untuk IKM sampai Rp50 juta (bunga 4 persen), dan kredit dengan pola Rekening Koran (bunga 6 persen).
Dengan modal dana Rp330 miliar, program ini telah memfasilitasi 17.038 pelaku usaha di Jatim, kemudian tenaga kerja terserap mencapai sekitar 36.312 orang yang berkolerasi dapat menurunkan angka kemiskinan di Jatim.
Sejak pandemi COVID-19, dana bergulir yang telah disalurkan mencapai Rp12,83 miliar kepada 55 debitur yang penyalurannya berkontribusi dalam pemulihan ekonomi pelaku UMKM dari sisi permodalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020