Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengonfirmasi sebanyak 73 orang santri di salah satu pondok pesantren setempat yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19, sehingga sampai hari ini total santri sembuh 83 orang.
"Alhamdulillah, data dari Dinas Kesehatan yang kami terima santri yang dinyatakan sembuh terus bertambah dan kini mencapai 83 orang santri. Semua pihak terus berupaya agar dalam masa karantina ini kondisi santri terus membaik sehingga yang masa karantinanya telah selesai bisa segera dinyatakan sembuh," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu.
Ia mengatakan pihaknya terus memantau pelaksanaan masa karantina para santri, terutama pada sisi penanganan sosial, seperti pelaksanaan dapur umum yang setiap harinya menyediakan 18.000 porsi makanan untuk santri selama masa karantina.
"Kemarin siang saya tinjau ke sana lagi, semua relatif lancar. Tidak ada keterlambatan, semua makanan terkirim dengan baik untuk sarapan, makan siang, maupun makan malam, terima kasih untuk relawan, TNI/Polri dan seluruh pihak manapun yang bekerja keras untuk membantu penanganan COVID-19 di pondok pesantren," tutur Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono mengemukakan bahwa penanganan secara medis di pondok pesantren terus dilakukan dan petugas medis siap di lokasi 24 jam untuk memantau pelaksanaan karantina maupun melakukan pemeriksaan kesehatan santri.
"Karantina terus berjalan, bahkan pemilahan santri juga telah dilakukan. Insya-Allah minggu depan santri-santri ini akan selesai menjalani masa karantina. Bagi yang tidak bergejala bisa segera dinyatakan sembuh," kata Rio, sapaan akrab dr Widji Lestariono.
Menurut Rio, pada hari ini juga dilaporkan penambahan 11 kasus baru COVID-19 dan sembilan kasus di antaranya adalah hasil penelusuran kontak erat pasien positif sebelumnya.
"Sehingga jumlah kasus COVID-19 di Banyuwangi hingga hari ini tercatat 862 kasus, dengan rincian 182 pasien sembuh dan 18 orang meninggal dunia, serta masih dalam perawatan ada 662 orang," paparnya.
Ia kembali mengingatkan akan adanya potensi klaster perkantoran untuk mencegah hadirnya klaster baru COVID-19 dengan protokol kesehatan perlu digalakkan, terutama di lingkungan kantor.
Kata Rio, langkah-langkah menerapkan protokol kesehatan di dalam ruangan kantor, di antaranya memperhatikan jumlah orang dengan menyesuaikan ukuran ruangan, menjaga sirkulasi ruangan, mematikan pendingin ruangan bila perlu, serta tidak berlama-lama berada di ruangan.
"Maka dari itu, disarankan sebaiknya kalau rapat atau berkantor tidak terlalu lama di dalam satu ruangan yang tertutup," katanya.
Ia juga meminta warga untuk terus disiplin pada protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
"Meningkatnya kasus-kasus baru dalam beberapa minggu terakhir di Banyuwangi ini harus menjadi perhatian banyak orang untuk terus patuh pada protokol kesehatan. Pakai masker jika berkomunikasi dengan orang meskipun teman satu kantor," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Alhamdulillah, data dari Dinas Kesehatan yang kami terima santri yang dinyatakan sembuh terus bertambah dan kini mencapai 83 orang santri. Semua pihak terus berupaya agar dalam masa karantina ini kondisi santri terus membaik sehingga yang masa karantinanya telah selesai bisa segera dinyatakan sembuh," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu.
Ia mengatakan pihaknya terus memantau pelaksanaan masa karantina para santri, terutama pada sisi penanganan sosial, seperti pelaksanaan dapur umum yang setiap harinya menyediakan 18.000 porsi makanan untuk santri selama masa karantina.
"Kemarin siang saya tinjau ke sana lagi, semua relatif lancar. Tidak ada keterlambatan, semua makanan terkirim dengan baik untuk sarapan, makan siang, maupun makan malam, terima kasih untuk relawan, TNI/Polri dan seluruh pihak manapun yang bekerja keras untuk membantu penanganan COVID-19 di pondok pesantren," tutur Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono mengemukakan bahwa penanganan secara medis di pondok pesantren terus dilakukan dan petugas medis siap di lokasi 24 jam untuk memantau pelaksanaan karantina maupun melakukan pemeriksaan kesehatan santri.
"Karantina terus berjalan, bahkan pemilahan santri juga telah dilakukan. Insya-Allah minggu depan santri-santri ini akan selesai menjalani masa karantina. Bagi yang tidak bergejala bisa segera dinyatakan sembuh," kata Rio, sapaan akrab dr Widji Lestariono.
Menurut Rio, pada hari ini juga dilaporkan penambahan 11 kasus baru COVID-19 dan sembilan kasus di antaranya adalah hasil penelusuran kontak erat pasien positif sebelumnya.
"Sehingga jumlah kasus COVID-19 di Banyuwangi hingga hari ini tercatat 862 kasus, dengan rincian 182 pasien sembuh dan 18 orang meninggal dunia, serta masih dalam perawatan ada 662 orang," paparnya.
Ia kembali mengingatkan akan adanya potensi klaster perkantoran untuk mencegah hadirnya klaster baru COVID-19 dengan protokol kesehatan perlu digalakkan, terutama di lingkungan kantor.
Kata Rio, langkah-langkah menerapkan protokol kesehatan di dalam ruangan kantor, di antaranya memperhatikan jumlah orang dengan menyesuaikan ukuran ruangan, menjaga sirkulasi ruangan, mematikan pendingin ruangan bila perlu, serta tidak berlama-lama berada di ruangan.
"Maka dari itu, disarankan sebaiknya kalau rapat atau berkantor tidak terlalu lama di dalam satu ruangan yang tertutup," katanya.
Ia juga meminta warga untuk terus disiplin pada protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
"Meningkatnya kasus-kasus baru dalam beberapa minggu terakhir di Banyuwangi ini harus menjadi perhatian banyak orang untuk terus patuh pada protokol kesehatan. Pakai masker jika berkomunikasi dengan orang meskipun teman satu kantor," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020