Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengemukakan bahwa kunjungannya ke ke Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Rabu, sebagai upaya mendukung penanganan kasus COVID-19 yang menimpa ratusan santri di pesantren itu.

"Pemprov Jatim datang kemari sebagai supporting system, leading sector penanganan COVID-19 di pondok pesantren tetap dipegang Pemkab Banyuwangi," kata Gubernur Khofifah usai menggelar rapat koordinasi penanganan COVID-19 di pondok pesantren bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Baca juga: Gubernur Khofifah tinjau penanganan COVID-19 di pesantren Banyuwangi

Rapat koordinasi penanganan COVID-19 di pesantren ini juga diikuti Sekretaris Daerah Pemprov Jatim Heru Tjahjono, Ketua Rumpun Tracing Satgas Penanganan COVID-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso, dan Satgas Penanganan COVID-19 Banyuwangi.

Khofifah mengemukakan, pihaknya terus mendukung penanganan COVID-19 yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. Komunikasi dan koordinasi penanganan akan terus dilakukan, mulai dari Kementerian Kesehatan, Pemprov Jatim, maupun daerah, termasuk dengan TNI/Polri.

"Semua ikhtiar yang dilakukan satgas Banyuwangi, kami dukung pula. Kami akan mengiringi langkah-langkah satgas Banyuwangi dalam mencari solusi terbaik dan tercepat dalam penanganan kasus ini. Pemprov ini supporting system saja, nanti tim dari pemprov akan terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Banyuwangi," paparnya.

Baca juga: Empat santri di Banyuwangi dinyatakan sembuh dari COVID-19
Anggota polisi mengawal mobil ambulans di jalan masuk Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (2/9/2020). . ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/aww

Sementara itu, Ketua Rumpun Tracing Satgas Jatim dr Kohar Hari Santoso mengatakan dalam penanganan COVID-19 intinya menekan laju penyebaran virus. Caranya, dengan isolasi yakni mereka yang di dalam tidak keluar, yang di luar tidak masuk ke dalam (area pondok).

Selain itu, upaya kedua dalam penanganan virus adalah peningkatan daya tahan tubuh, yakni dengan memperhatikan asupan gizi makanan yang dikonsumsi para santri, termasuk juga memantau aktivitas dan memastikan sanitasi yang digunakan higienis dan dalam keadaan baik.

"Alhamdulillah upaya-upaya tersebut saat ini sudah berlangsung. Posko kesehatan yang berisi tim kesehatan dari pemprov dan pemkab juga sudah ada di lokasi untuk memantau kesehatan para santri," tuturnya.

Baca juga: Berlakukan karantina massal, pemerintah siapkan 18.000 porsi makanan di pesantren Banyuwangi

Dokter Kohar juga menekankan pentingnya menjaga jarak fisik untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Pemisahan santri yang positif dan yang masih sehat menjadi salah satu cara yang wajib dilakukan.

"Setelah hasil tes usap keluar akan kami buat rekomendasinya agar penanganan optimal. Intinya bagaimana supaya jangan sampai penularan itu terus berlangsung. Kami akan formulasikan ulang lagi supaya sesuai dengan kondisi di lapangan," katanya.

Baca juga: Satgas COVID-19 berlakukan karantina massal di pondok pesantren Banyuwangi

Untuk pemisahan santri positif dan yang sehat, menurut Kohar, sejauh ini masih bisa dilakukan di sekitaran pondok dan jika dibutuhkan bisa juga membuat tenda besar untuk tempat pemisahan sementara.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, dalam penanganan COVID-19 klaster pondok pesantren itu, pemkab siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, dan Azwar Anas menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan Pemprov Jatim dan semua pihak yang mendukung.

"Secara teknis kami siap mengikuti rekomendasi komprehensif dari Pemprov Jatim," katanya.

Bupati Anas juga mengajak seluruh warga membantu penanganan COVID-19 di pondok pesantren tersebut. "Mari kita semua gotong royong membantu penanganan di pondok pesantren. Kalau semua saling membantu, insya Allah aktivitas di ponpes kembali normal, dan santri segera dinyatakan sembuh," tuturnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020