Pesawat peringatan dini yang memiliki daya jangkau luas milik China berhasil melakukan terbang perdana pada akhir Agustus 2020.
Militer China atau pabrik pesawat "fixed wing" berbasis kapal induk tersebut tidak mengumumkan penerbangan perdana tersebut.
Namun foto-foto yang diunggah di media sosial menunjukkan kegiatan uji terbang pesawat KJ-600 itu.
Pesawat tersebut baru-baru ini tertangkap citra satelit komersial saat terbang di atas Xi'an, Ibu Kota Provinsi Shaanxi, demikian sebuah majalah yang dikelola industri pertahanan nasional China, Rabu.
Pemimpin redaksi majalah Aerospace Knowledge, Wang Yan'an, mengatakan bahwa setelah China berhasil membangun satu kapal induk, maka proyek prioritas selanjutnya adalah kapal induk yang memiliki sistem peringatan dini.
Menurut dia, saat kapal induk China berlayar jauh dari daratan hingga pesawat peringatan dini berbasis darat tidak mampu memberikan dukungan peringatan dini, maka kapal induk akan kehilangan potensi tempurnya karena tidak memiliki pesawat sejenis KJ-600 itu.
Dia menambahkan, pesawat tersebut dapat dengan cepat membuat sistem peringatan dan kontrol dini untuk memungkinkan tim tempur kapal induk menjalankan misi secara mandiri.
Kapal induk China saat ini hanya mengandalkan helikopter peringatan dini yang hanya bisa membawa radar lebih kecil, memiliki kecepatan terbatas, dan daya jangkaunya hanya radius 200 kilometer.
Sementara pesawat peringatan dini sayap tetap seperti KJ-600 dapat menjangkau sekitar 400 hingga 500 kilometer, demikian Wang dikutip Global Times.
Melihat foto-foto dari citra satelit milik Ordnance Industry Science Technology bahwa KJ-600 memiliki desain badan pesawat yang panjangnya hampir sama dengan jet tempur J-15 dan helikopter peringatan dini Z-18 yang sama-sama berbasis kapal induk.
Di bagian atas badan pesawat KJ-600 mirip dengan pesawat peringatan dini China sebelumnya KJ-2000 dan KJ-500.
Pesawat tersebut memiliki dua mesin turboprop WJ-6C, tetapi dapat beralih ke WJ-10 yang lebih baru.
Majalah Forbes melaporkan bahwa KJ-600 mirip E-2C Hawkeye milik Angkatan Laut Amerika Serikat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Militer China atau pabrik pesawat "fixed wing" berbasis kapal induk tersebut tidak mengumumkan penerbangan perdana tersebut.
Namun foto-foto yang diunggah di media sosial menunjukkan kegiatan uji terbang pesawat KJ-600 itu.
Pesawat tersebut baru-baru ini tertangkap citra satelit komersial saat terbang di atas Xi'an, Ibu Kota Provinsi Shaanxi, demikian sebuah majalah yang dikelola industri pertahanan nasional China, Rabu.
Pemimpin redaksi majalah Aerospace Knowledge, Wang Yan'an, mengatakan bahwa setelah China berhasil membangun satu kapal induk, maka proyek prioritas selanjutnya adalah kapal induk yang memiliki sistem peringatan dini.
Menurut dia, saat kapal induk China berlayar jauh dari daratan hingga pesawat peringatan dini berbasis darat tidak mampu memberikan dukungan peringatan dini, maka kapal induk akan kehilangan potensi tempurnya karena tidak memiliki pesawat sejenis KJ-600 itu.
Dia menambahkan, pesawat tersebut dapat dengan cepat membuat sistem peringatan dan kontrol dini untuk memungkinkan tim tempur kapal induk menjalankan misi secara mandiri.
Kapal induk China saat ini hanya mengandalkan helikopter peringatan dini yang hanya bisa membawa radar lebih kecil, memiliki kecepatan terbatas, dan daya jangkaunya hanya radius 200 kilometer.
Sementara pesawat peringatan dini sayap tetap seperti KJ-600 dapat menjangkau sekitar 400 hingga 500 kilometer, demikian Wang dikutip Global Times.
Melihat foto-foto dari citra satelit milik Ordnance Industry Science Technology bahwa KJ-600 memiliki desain badan pesawat yang panjangnya hampir sama dengan jet tempur J-15 dan helikopter peringatan dini Z-18 yang sama-sama berbasis kapal induk.
Di bagian atas badan pesawat KJ-600 mirip dengan pesawat peringatan dini China sebelumnya KJ-2000 dan KJ-500.
Pesawat tersebut memiliki dua mesin turboprop WJ-6C, tetapi dapat beralih ke WJ-10 yang lebih baru.
Majalah Forbes melaporkan bahwa KJ-600 mirip E-2C Hawkeye milik Angkatan Laut Amerika Serikat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020