Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyediakan anggaran sekitar Rp3 miliar untuk memenuhi kebutuhan makan di salah satu pondok pesantren setempat yang menjadi klaster penyebaran virus corona (COVID-19).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi Abdul Kadir mengatakan, Pemkab Banyuwangi menyediakan anggaran Rp3 miliar untuk kebutuhan logistik dapur umum di pondok pesantren selama masa karantina.

"Mulai Kamis, ada pemilahan dapur. Sebelumnya kan hanya Pemkab Banyuwangi dan Pemprov Jatim. Mulai Kamis, 3000 porsi disiapkan TNI, 1.500 porsi dari Pemprov Jatim dan 1500 porsi dari Pemkab Banyuwangi. Namun semua logistik anggarannya dari kami. Pemprov Jatim dan TNI mendukung tenaga dan peralatan agar penyiapan lebih cepat," katanya di Banyuwangi, Selasa.

Ia menyampaikan bahwa ada bantuan tenaga dari Tagana Jawa Timur sebanyak 30 orang, sednagkan TNI melibatkan 150 anggotanya dalam penyiapan makanan setiap hari bagi penguni pesantren tersebut.

Kadir menjelaskan, tiap hari disiapkan 18.000 porsi makanan untuk sarapan, makan siang, dan malam, selama 14 hari, dan makanan yang disajikan pun tidak sembarangan, harus nasi beserta lauknya dibungkus kotak makanan.

"Menunya sesuai yang disarankan oleh Kementrian Kesehatan. Di setiap penyajian harus ada nasi, lauk, sayur, dan buah. Juga diberi air mineral kemasan," paparnya.

"Jadi kami tegaskan, apabila ada foto nasi hanya sama mi, itu bukan dari dapur kami," ucapnya.

Dapur umum telah didirikan di tanah lapang yang tidak jauh dari pondok pesantren dan lapangan itu dibuat menjadi pusat dapur umum yang berstandar kesehatan, demikian pula rumah sakit mini telah didirikan sejak beberapa hari lalu oleh Pemkab Banyuwangi. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020