Sebanyak 1.600 dokter yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menerima insentif masing-masing sebesar Rp75 juta dari Kementerian Kesehatan karena tercatat ikut menangani COVID-19.

"Ada kurang lebih 1.600 dokter PPDS FK Unair yang menerima masing-masing Rp75 juta per enam bulan dari Pak Menteri Kesehatan hari ini," kata Dekan FK Unair Prof Soetojo di sela pemberian insentif secara simbolis di Surabaya, Sabtu.

Prof Soetojo mengatakan setiap dokter PPSD menerima insentif sebesar Rp75 juta per enam bulan. Nantinya, dokter PPDS akan menerima insentif lagi dengan jumlah yang sama pada bulan Desember.

"Prosedurnya kami memberikan nama-nama dokter PPDS beserta nomor rekeningnya ke pemerintah, selanjutnya pemerintah akan mentransfer insentif tersebut," ujarnya.

Pihaknya mengapresiasi pemberian insentif untuk dokter PPDS yang menurutnya sangat rawan terpapar COVID-19 karena menjadi garda terdepan. 

Selain itu, hingga saat ini ada sebanyak 90 PPDS di FK Unair yang telah terpapar COVID-19 sejak merebaknya virus tersebut beberapa bulan lalu.

"Hampir semua PPDS kemungkinan terpapar COVID-19 karena mereka menangani pasien. Pemerintah memperhatikan itu dengan memberikan insentif pada mereka hari ini. Ini bentuk dukungan yang membuat PPDS semangat menangani COVID-19," katanya.

Menurut Prof Soetojo, kepedulian pemerintah utamanya Kemenkes pada PPDS karena latar belakang Menkes Terawan Adi Putranto yang pernah menjadi PPDS semasa kuliah di FK Unair.

"Beliau merupakan alumnus FK Unair jurusan radiologi. Beliau merasakan betul menjadi PPDS," ujarnya.

Mengenai kondisi PPDS, Prof Soetojo menegaskan para dokter PPDS yang saat ini berjuang dalam penanganan COVID-19 masih terus semangat.

"Mereka masih semangat, karena memang berniat jadi dokter untuk mengabdi dan mengobati masyarakat. Dua PPDS yang meninggal dunia kemarin mudah-mudahan terakhir," katanya.
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020