Anak-anak berkebutuhan khusus (difabel) down syndrome memimpin flashmob tarian tradisional Jawa Timur "Jaranan" dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Anak Nasional tahun 2020, yang digelar oleh Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jawa Timur.
"Senang rasanya bisa tampil menari di depan umum," kata Ilham Dini, salah satu penari difabel, saat dikonfirmasi usai tampil di Gedung BK3S Jawa Timur, Jalan Raya Tenggilis Surabaya, Kamis.
Video oleh Naufal Ammar I
Lasiana, ibunda Ilham Dini, mengungkapkan putrinya itu sejak beberapa tahun terakhir rutin mengikuti kegiatan menari minimal seminggu sekali, bersama sejumlah anak-anak penyandang difabel down syndrome lainnya, di sebuah sanggar kawasan Jalan Jambi Surabaya.
"Kami bersama beberapa orang tua, kurang lebihnya sembilan anak, membentuk komunitas tari. Biar tahu tentang budaya, selain juga memberi kegiatan kepada anak-anak kita. Biar tidak diam saja di rumah," ujarnya.
Semangat Didin, sapaan akrab putrinya itu, terbilang tinggi untuk bisa menari.
"Dia ingin bisa menari setelah melihat teman-temannya yang sempurna tampil. Sebenarnya juga ingin menyanyi tapi terbentur dengan suaranya yang tidak sempurna," ucap Lasiana.
Anak-anak penyandang difabel down syndrome ini terlihat tidak canggung saat memimpin "flashmob" tari jaranan dari atas panggung di Gedung BK3S Jawa Timur. Menurut Lasiana, karena memang sudah sering tampil menari di muka umum.
Ketua BK3S Jawa Timur Pinky Saptandari mengatakan telah mengundang anak-anak difabel "down syndrome" ini untuk menari sebanyak dua kali. Pertam kali diundang pada peringatan Hari Anak Nasional tahun lalu. Saat itu menampilkan tari jaranan sercara kolosal bersama anak-anak lainnya.
"Saya ingat peringatan Hari Anak Nasional tahun lalu. Mereka menarinya di lapangan bersama teman-temannya. Propertinya kita masih punya. Ya sudah, kita ajak lagi untuk menari flashmob bersama para hadirin supaya memeriahkan acara Hari Anak Nasional tahun ini. Itu sebetulnya bagi mereka juga menimbulkan rasa gembira karena mereka diapresiasi," katanya.
Anak-anak difabel down syndrome tersebut tampak telah mahir membawakan sejumlah tarian tradisional Jawa Timuran. Menurut Lasiana, selain jaranan, mereka juga kerap membawakan tari remo dalam berbagai acara di depan umum.
Selain itu, seperti yang juga ditampilkan di Gedung BK3S Jawa Timur, mereka terlihat dengan gemulai membawakan tari kreasi rampak. Lasiana menandaskan, bagi orang tua, diharapkan dengan kegiatan menari ini, kelak anak-anaknya bisa lebih mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Senang rasanya bisa tampil menari di depan umum," kata Ilham Dini, salah satu penari difabel, saat dikonfirmasi usai tampil di Gedung BK3S Jawa Timur, Jalan Raya Tenggilis Surabaya, Kamis.
Video oleh Naufal Ammar I
Lasiana, ibunda Ilham Dini, mengungkapkan putrinya itu sejak beberapa tahun terakhir rutin mengikuti kegiatan menari minimal seminggu sekali, bersama sejumlah anak-anak penyandang difabel down syndrome lainnya, di sebuah sanggar kawasan Jalan Jambi Surabaya.
"Kami bersama beberapa orang tua, kurang lebihnya sembilan anak, membentuk komunitas tari. Biar tahu tentang budaya, selain juga memberi kegiatan kepada anak-anak kita. Biar tidak diam saja di rumah," ujarnya.
Semangat Didin, sapaan akrab putrinya itu, terbilang tinggi untuk bisa menari.
"Dia ingin bisa menari setelah melihat teman-temannya yang sempurna tampil. Sebenarnya juga ingin menyanyi tapi terbentur dengan suaranya yang tidak sempurna," ucap Lasiana.
Anak-anak penyandang difabel down syndrome ini terlihat tidak canggung saat memimpin "flashmob" tari jaranan dari atas panggung di Gedung BK3S Jawa Timur. Menurut Lasiana, karena memang sudah sering tampil menari di muka umum.
Ketua BK3S Jawa Timur Pinky Saptandari mengatakan telah mengundang anak-anak difabel "down syndrome" ini untuk menari sebanyak dua kali. Pertam kali diundang pada peringatan Hari Anak Nasional tahun lalu. Saat itu menampilkan tari jaranan sercara kolosal bersama anak-anak lainnya.
"Saya ingat peringatan Hari Anak Nasional tahun lalu. Mereka menarinya di lapangan bersama teman-temannya. Propertinya kita masih punya. Ya sudah, kita ajak lagi untuk menari flashmob bersama para hadirin supaya memeriahkan acara Hari Anak Nasional tahun ini. Itu sebetulnya bagi mereka juga menimbulkan rasa gembira karena mereka diapresiasi," katanya.
Anak-anak difabel down syndrome tersebut tampak telah mahir membawakan sejumlah tarian tradisional Jawa Timuran. Menurut Lasiana, selain jaranan, mereka juga kerap membawakan tari remo dalam berbagai acara di depan umum.
Selain itu, seperti yang juga ditampilkan di Gedung BK3S Jawa Timur, mereka terlihat dengan gemulai membawakan tari kreasi rampak. Lasiana menandaskan, bagi orang tua, diharapkan dengan kegiatan menari ini, kelak anak-anaknya bisa lebih mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020