Pemerintah Kota Surabaya mengevaluasi pertunjukan seni di Alun-Alun Kota Surabaya, Jawa Timur, yang dinilai tidak mengindahkan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.
"Karena ini akan dievaluasi dulu, maka seluruh pagelaran seni kami berhentikan sementara, mulai hari ini tidak ada pagelaran seni di sana. Kami juga mohon maaf kepada warga yang sudah terlanjur datang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Jumat.
Irvan memastikan bahwa Pemkot Surabaya sebenarnya sudah berupaya untuk menerapkan protokol kesehatan dalam setiap pagelaran seni tersebut. Buktinya, kata dia, pada hari pertama, Rabu (19/8), disiagakan sejumlah petugas untuk memastikan penonton bermasker dan tetap jaga jarak atau tidak menimbulkan kerumunan. Namun, karena antusiasme warga sangat tinggi, akhirnya kurang maksimal.
Kemudian, pada hari kedua, Kamis (20/8), pihaknya menambah petugas untuk menjamin protokol kesehatan itu. Bahkan, saat itu diberlakukan pembatasan penonton supaya tidak terjadi kerumunan di area Alun-alun Surabaya. Tapi ternyata, warga malah berjubel di pedesterian dan itu tentu tidak diperbolehkan.
"Makanya, kami menilai perlu untuk melakukan beberapa evaluasi karena antusiasme warga begitu tinggi, sehingga kami hentikan sementara supaya kami juga bisa melakukan evaluasi, terutama tentang formulasi baru pertunjukan seni tersebut," kata dia.
Salah satu formulasi yang sampai saat ini masih terus dikaji adalah pagelaran seni yang dilakukan tanpa penonton, seperti pertandingan sepak bola Liga Champions, Motor GP, Balap Mobil F1, dan beberapa olahraga lainnya yang tetap dilakukan meski tanpa penonton.
"Nah, formulasi-formulasi semacam ini masih terus kami kaji di saat evaluasi ini," ujarnya.
Namun begitu, ia memastikan bahwa pertunjukan seni budaya akan digelar kembali demi menjawab dan mengakomodasi para pekerja seni di masa pandemi COVID-19 ini. Sebab, kata dia, pemkot sudah banyak menerima keluhan dari para pekerja seni yang kesulitan secara ekonomi di masa pandemi ini.
"Tentunya, jika nanti digelar kembali, kami pastikan sudah mematuhi semua protokol kesehatan dan tidak ada lagi kerumunan massa seperti sebelumnya," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap semua elemen masyarakat memaklumi dan menyadari langkah Pemkot Surabaya untuk melakukan evaluasi ini. Bahkan, ia terus mengajak kepada semua warga untuk terus menjaga protokol kesehatan karena pandemi COVID-19 ini belum sepenuhnya usai.
Ia juga terus mengimbau kepada warga Kota Surabaya untuk menghindari kerumunan karena berkerumun itu memiliki risiko tinggi penularan dan penyebaran COVID-19. Makanya, ia meminta untuk sebisa mungkin tidak menciptakan kerumunan.
"Ayo terus jaga protokol kesehatan dengan biasakan yang tidak biasa," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Karena ini akan dievaluasi dulu, maka seluruh pagelaran seni kami berhentikan sementara, mulai hari ini tidak ada pagelaran seni di sana. Kami juga mohon maaf kepada warga yang sudah terlanjur datang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Jumat.
Irvan memastikan bahwa Pemkot Surabaya sebenarnya sudah berupaya untuk menerapkan protokol kesehatan dalam setiap pagelaran seni tersebut. Buktinya, kata dia, pada hari pertama, Rabu (19/8), disiagakan sejumlah petugas untuk memastikan penonton bermasker dan tetap jaga jarak atau tidak menimbulkan kerumunan. Namun, karena antusiasme warga sangat tinggi, akhirnya kurang maksimal.
Kemudian, pada hari kedua, Kamis (20/8), pihaknya menambah petugas untuk menjamin protokol kesehatan itu. Bahkan, saat itu diberlakukan pembatasan penonton supaya tidak terjadi kerumunan di area Alun-alun Surabaya. Tapi ternyata, warga malah berjubel di pedesterian dan itu tentu tidak diperbolehkan.
"Makanya, kami menilai perlu untuk melakukan beberapa evaluasi karena antusiasme warga begitu tinggi, sehingga kami hentikan sementara supaya kami juga bisa melakukan evaluasi, terutama tentang formulasi baru pertunjukan seni tersebut," kata dia.
Salah satu formulasi yang sampai saat ini masih terus dikaji adalah pagelaran seni yang dilakukan tanpa penonton, seperti pertandingan sepak bola Liga Champions, Motor GP, Balap Mobil F1, dan beberapa olahraga lainnya yang tetap dilakukan meski tanpa penonton.
"Nah, formulasi-formulasi semacam ini masih terus kami kaji di saat evaluasi ini," ujarnya.
Namun begitu, ia memastikan bahwa pertunjukan seni budaya akan digelar kembali demi menjawab dan mengakomodasi para pekerja seni di masa pandemi COVID-19 ini. Sebab, kata dia, pemkot sudah banyak menerima keluhan dari para pekerja seni yang kesulitan secara ekonomi di masa pandemi ini.
"Tentunya, jika nanti digelar kembali, kami pastikan sudah mematuhi semua protokol kesehatan dan tidak ada lagi kerumunan massa seperti sebelumnya," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap semua elemen masyarakat memaklumi dan menyadari langkah Pemkot Surabaya untuk melakukan evaluasi ini. Bahkan, ia terus mengajak kepada semua warga untuk terus menjaga protokol kesehatan karena pandemi COVID-19 ini belum sepenuhnya usai.
Ia juga terus mengimbau kepada warga Kota Surabaya untuk menghindari kerumunan karena berkerumun itu memiliki risiko tinggi penularan dan penyebaran COVID-19. Makanya, ia meminta untuk sebisa mungkin tidak menciptakan kerumunan.
"Ayo terus jaga protokol kesehatan dengan biasakan yang tidak biasa," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020