Pemerintah Desa Serang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, akan tetap menggelar larung sesaji di areal Pantai Serang sebagai upaya melestarikan budaya dengan protokol kesehatan ketat di saat pandemi COVID-19.
"Rencananya kegiatan akan diselenggarakan pada tanggal 21 Agustus. Jadi, tetap diselenggarakan untuk larung sesaji namun dengan peserta terbatas," kata Kepala Desa Serang, Kabupaten Blitar Dwi Handoko Pawiro di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan rencana kegiatan larung sesaji tersebut juga sudah dikoordinasikan dengan berbagai pihak termasuk dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar. Bahkan, Bupati Blitar Rijanto juga dijadwalkan hadir.
Secara total, ada 65 peserta yang akan ikut dalam acara yang akan digelar pada hari Jumat di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar tersebut. Jumlah itu sudah termasuk dengan warga yang membawa gunungan serta yang mengemudikan perahu untuk melarung gunungan.
Lebih lanjut, Handoko mengatakan kegiatan ini juga akan dibuat dengan lebih sederhana. Jika di tahun sebelumnya diadakan arak-arakan untuk gunungan, tahun ini tidak dilakukan.
"Panitia tetap membuat dua gunungan yang disebut "Gunungan wadon" dan "Gunungan lanang". Dua gunungan yang berisi hasil alam dan makanan lengkap dengan lauknya tersebut langsung ditaruh di lokasi," katanya.
Saat acara, juga terdapat atraksi tarian tradisional dengan jumlah personel yang terbatas. Seluruh peserta juga harus mengenakan masker, termasuk menggunakan "face shield" atau pelindung wajah. Hal itu dilakukan sebagai upaya mencegah COVID-19.
"Jadi, peserta dibatasi dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan mengenakan masker dan 'face shield'," kata dia.
Ia mengaku, saat ini wisata di Pantai Serang, Kabupaten Blitar sudah buka untuk umum sejak 4 Juli 2020. Sebelum dibuka, perangkat desa juga sudah komunikasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar termasuk dengan aparat Polres Blitar.
Setiap pengunjung yang hendak masuk area wisata harus mengenakan masker. Jika tidak, mereka tidak akan diizinkan masuk area pantai. Di setiap titik, juga disediakan tempat cuci tangan. Bahkan, di setiap warung yang ada di area pantai juga menyediakan tempat cuci tangan.
Handoko menyebut, saat akhir pekan ada sekitar 1.000 hingga 1.500 orang pengunjung Pantai Serang Kabupaten Blitar. Jumlah tersebut tidak terlalu padat untuk areal pantai yang cukup luas.
"Setiap saat juga ada pengumuman lewat pengeras suara mengingatkan pengunjung agar menjaga protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan. Pariwisata di kami juga dapat monitoring dari gugus tugas, dari Polres Blitar. Saat masuk juga wajib pakai masker, cuci tangan," kata dia.
Ia juga berharap, pelaksanaan larung sesaji nantinya juga lancar. Warga tidak berbondong-bondong datang saat kegiatan larung sesaji dan tetap menerapkan protokol kesehatan, karena masih pandemi COVID-19. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Rencananya kegiatan akan diselenggarakan pada tanggal 21 Agustus. Jadi, tetap diselenggarakan untuk larung sesaji namun dengan peserta terbatas," kata Kepala Desa Serang, Kabupaten Blitar Dwi Handoko Pawiro di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan rencana kegiatan larung sesaji tersebut juga sudah dikoordinasikan dengan berbagai pihak termasuk dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar. Bahkan, Bupati Blitar Rijanto juga dijadwalkan hadir.
Secara total, ada 65 peserta yang akan ikut dalam acara yang akan digelar pada hari Jumat di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar tersebut. Jumlah itu sudah termasuk dengan warga yang membawa gunungan serta yang mengemudikan perahu untuk melarung gunungan.
Lebih lanjut, Handoko mengatakan kegiatan ini juga akan dibuat dengan lebih sederhana. Jika di tahun sebelumnya diadakan arak-arakan untuk gunungan, tahun ini tidak dilakukan.
"Panitia tetap membuat dua gunungan yang disebut "Gunungan wadon" dan "Gunungan lanang". Dua gunungan yang berisi hasil alam dan makanan lengkap dengan lauknya tersebut langsung ditaruh di lokasi," katanya.
Saat acara, juga terdapat atraksi tarian tradisional dengan jumlah personel yang terbatas. Seluruh peserta juga harus mengenakan masker, termasuk menggunakan "face shield" atau pelindung wajah. Hal itu dilakukan sebagai upaya mencegah COVID-19.
"Jadi, peserta dibatasi dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan mengenakan masker dan 'face shield'," kata dia.
Ia mengaku, saat ini wisata di Pantai Serang, Kabupaten Blitar sudah buka untuk umum sejak 4 Juli 2020. Sebelum dibuka, perangkat desa juga sudah komunikasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar termasuk dengan aparat Polres Blitar.
Setiap pengunjung yang hendak masuk area wisata harus mengenakan masker. Jika tidak, mereka tidak akan diizinkan masuk area pantai. Di setiap titik, juga disediakan tempat cuci tangan. Bahkan, di setiap warung yang ada di area pantai juga menyediakan tempat cuci tangan.
Handoko menyebut, saat akhir pekan ada sekitar 1.000 hingga 1.500 orang pengunjung Pantai Serang Kabupaten Blitar. Jumlah tersebut tidak terlalu padat untuk areal pantai yang cukup luas.
"Setiap saat juga ada pengumuman lewat pengeras suara mengingatkan pengunjung agar menjaga protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan. Pariwisata di kami juga dapat monitoring dari gugus tugas, dari Polres Blitar. Saat masuk juga wajib pakai masker, cuci tangan," kata dia.
Ia juga berharap, pelaksanaan larung sesaji nantinya juga lancar. Warga tidak berbondong-bondong datang saat kegiatan larung sesaji dan tetap menerapkan protokol kesehatan, karena masih pandemi COVID-19. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020