Pimpinan perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Situbondo, Jawa Timur, memberikan bantuan uang kepada warga di dua desa yang menjadi korban aksi anarkis oknum anggota PSHT.

Bantuan uang sebesar Rp20 juta bagi warga korban perusakan rumah di Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran dan Desa Kayuputih, Kecamatan Panji, itu diserahkan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) oleh Ketua PSHT Situbondo Tulus Priatmadji.

"Iya benar, Ketua PSHT Situbondo memberikan bantuan uang masing-masing desa Rp10 juta. Bakesbangpol hanya memfasilitasi bantuan tersebut untuk diserahkan ke masing-masing desa," ujar Kepala Bakesbangpol Situbondo Edy Wiyono kepada wartawan di Situbondo, Jumat.

Ia mengemukakan bahwa bantuan uang dari pimpinan PSHT Situbondo itu telah diserahkan ke perangkat Desa Trebungan maupun Desa Kayuputih dengan disaksikan Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimca) setempat.

"Hari ini petugas kami telah menyerahkan bantuan uang dari Ketua PSHT ke dua desa dan nantinya kepala desa yang akan menyampaikan bantuan tersebut kepada masing-masing warga (korban anarkisme oknum PSHT)," katanya.

Sementara itu, Ketua PSHT Situbondo Tulus Priatmadji membenarkan bahwa dirinya telah menyerahkan bantuan uang untuk warga Desa Trebungan dan Desa Kayuputih melalui Bakesbangpol.

Sebelumnya Ketua PSHT Situbondo juga menyampaikan permohonan maaf kepada Forkopimda dan seluruh masyarakat Situbondo, khususnya warga dua desa lokasi terjadinya aksi penganiayaan dan perusakan oleh oknum anggotanya.

Permohonan maaf Ketua PSHT Situbondo disampaikan melalui rekaman video berdurasi satu menit 48 detik yang telah banyak beredar di sosial media Whatsapp.

"Kami memohon maaf kepada Forkopimda, masyarakat Situbondo dan khususnya warga Desa Trebungan dan Desa Kayuputih, karena adik-adik kami telah membuat resah dan membuat kericuhan, yang dari oknum-oknum adik kami anggota PSHT," kata Tulus Priatmadji.

Dalam rekaman video tersebut, Tulus Priatmadji juga mengimbau kepada seluruh warga PSHT Situbondo bahwa dalam rangka menyambut 1 Muharram, yang biasanya PSHT Situbondo mengadakan tirakat dan berdoa bersama, tidak boleh ada kegiatan kumpul-kumpul.

"Untuk tahun ini karena pandemi COVID-19, doa dilaksanakan di rumah masing-masing dan tidak boleh berkumpul," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020