Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar bersama delegasinya tetap diwajibkan menjalani pemeriksaan COVID-19 sebelum terbang ke Taiwan dan setibanya di pulau otonom itu mereka harus mengenakan masker, kata otoritas setempat, Kamis.
Kedatangan itu akan jadi kunjungan pertama pejabat tinggi Amerika Serikat ke Taiwan dalam 40 tahun terakhir.
Rencana kunjungan Azar ke Taiwan membuat China geram.
Washington pada 1979 memilih melanjutkan hubungan resminya dengan Beijing dan memutus hubungan diplomatik dengan Taipei.
Taiwan mendapat apresiasi dan dukungan masyarakat karena upayanya menanggulangi COVID-19 seperti aturan karantina ketat di perbatasan dan kewajiban pakai masker, mampu menekan penyebaran virus.
Wakil Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Chuang Jen-hsiang, mengatakan anggota delegasi dari AS akan menjalani pemeriksaan sebelum mendarat di Taiwan. Delegasi tersebut akan kembali menjalani tes COVID-19 setibanya di bandara.
Jika hasil tes negatif, mereka diperbolehkan masuk Taiwan.
"Mereka wajib selalu mengenakan masker," kata Chuang.
"Ada sejumlah ketentuan yang mengatur ke mana mereka boleh pergi," kata dia seraya menambahkan pasar malam di Taiwan yang kerap ramai pembeli tidak akan masuk daftar kunjungan delegasi AS.
Seluruh anggota delegasi AS yang akan menemui pejabat otoritas di Taiwan juga akan menjaga jarak, kata Chuang. Para tamu akan menggunakan elevator khusus "demi mencegah seluruh risiko yang mungkin terjadi".
Azar dijadwalkan tiba di Taiwan, Minggu, kata juru bicara kabinet setempat, Evian Ting pada sesi jumpa pers yang sama dengan Chuang.
Menteri Kesehatan AS dijadwalkan bertemu dengan pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen dan kepala bidang kesehatan, Chen Shih-chung.
Taiwan sejauh ini melaporkan 477 orang positif COVID-19 dan tujuh di antaranya meninggal dunia. Sebagian besar kasus positif ditularkan dari luar negeri dan hanya sedikit pasien yang masih dirawat atau diisolasi.
Sebaliknya, AS melaporkan kasus positif dan korban jiwa terbanyak apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Penggunaan masker jadi bagian dari isu politik di AS, mengingat banyak warga setempat berpendapat aturan itu mengekang kebebasan pribadi.
Sumber: Reuters (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kedatangan itu akan jadi kunjungan pertama pejabat tinggi Amerika Serikat ke Taiwan dalam 40 tahun terakhir.
Rencana kunjungan Azar ke Taiwan membuat China geram.
Washington pada 1979 memilih melanjutkan hubungan resminya dengan Beijing dan memutus hubungan diplomatik dengan Taipei.
Taiwan mendapat apresiasi dan dukungan masyarakat karena upayanya menanggulangi COVID-19 seperti aturan karantina ketat di perbatasan dan kewajiban pakai masker, mampu menekan penyebaran virus.
Wakil Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Chuang Jen-hsiang, mengatakan anggota delegasi dari AS akan menjalani pemeriksaan sebelum mendarat di Taiwan. Delegasi tersebut akan kembali menjalani tes COVID-19 setibanya di bandara.
Jika hasil tes negatif, mereka diperbolehkan masuk Taiwan.
"Mereka wajib selalu mengenakan masker," kata Chuang.
"Ada sejumlah ketentuan yang mengatur ke mana mereka boleh pergi," kata dia seraya menambahkan pasar malam di Taiwan yang kerap ramai pembeli tidak akan masuk daftar kunjungan delegasi AS.
Seluruh anggota delegasi AS yang akan menemui pejabat otoritas di Taiwan juga akan menjaga jarak, kata Chuang. Para tamu akan menggunakan elevator khusus "demi mencegah seluruh risiko yang mungkin terjadi".
Azar dijadwalkan tiba di Taiwan, Minggu, kata juru bicara kabinet setempat, Evian Ting pada sesi jumpa pers yang sama dengan Chuang.
Menteri Kesehatan AS dijadwalkan bertemu dengan pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen dan kepala bidang kesehatan, Chen Shih-chung.
Taiwan sejauh ini melaporkan 477 orang positif COVID-19 dan tujuh di antaranya meninggal dunia. Sebagian besar kasus positif ditularkan dari luar negeri dan hanya sedikit pasien yang masih dirawat atau diisolasi.
Sebaliknya, AS melaporkan kasus positif dan korban jiwa terbanyak apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Penggunaan masker jadi bagian dari isu politik di AS, mengingat banyak warga setempat berpendapat aturan itu mengekang kebebasan pribadi.
Sumber: Reuters (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020