Permintaan pernik umbul-umbul dan bendera di Tulungagung, Jawa Timur, menjelang perayaan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI meningkat 10 kali lipat dalam kurun sebulan terakhir.
Imam Safi'i, pemilik rumah konveksi yang memproduksi pernik bendera dan umbul-umbul yang terletak di Desa Wonokromo, Tulungagung, Selasa, mengatakan permintaan atau order bendera mulai datang sekitar pertengahan Juli 2020.
"Dari awalnya permintaan antara 25-35 kodi per hari (1 kodi = 20 helai bendera/umbul-umbul), volume orderan terus meningkat hingga akhir Juli bahkan sampai sekarang, awal Agustus yang bisa mencapai 300 kodi atau di atas 5 ribu helai per hari," tutur Imam.
Diperkirakan, puncak permintaan produk bendera maupun pernik umbul-umbul bercorak merah putih akan terjadi mendekati 10 Agustus.
Tahun ini tren pembelian pernik bendera dan umbul-umbul kembali meningkat dibanding pernik lampu hias yang sempat ramai di pasaran tahun lalu.
"Bahan baku sekarang mulai sudah didapat. Di pasaran kosong, padahal permintaan tinggi. Untuk kami sudah stok sejak jauh hari," ujarnya.
Selain dijual di toko seragam miliknya sendiri dengan brand toko Razdita, umbul-umbul dan bendera Imam Safi'i dipasarkan ke sejumlah kota di Jawa Timur. Mulai Madiun, Nganjuk, Ponorogo, Kediri, hingga Mojokerto.
Kendati permintaan tinggi, antara Rp10 ribu hingga Rp170 ribu, Imam sebagaimana pelaku usaha konveksi lain tak sepeserpun menaikkan harga.
Untuk produk bendera dibanderol mulai Rp10 ribu hingga Rp170 ribu per helai.
Perbedaan harga dipengaruhi ukuran, jenis bahan, gambar serta motif jahitan.
"Untuk (produk) bendera yang paling diminati yang ukuran 80 x 120 centimeter. Ini volume produksi paling besar, sesuai permintaan. Harga antara Rp20 ribu hingga Rp35 ribu.lan per helai," katanya.
Sedangkan untuk jenis umbul-umbul, lanjut Imam, model paling diminati adalah yang motif lurus dengan panjang lima (5) meter. Itu harganya sekitar 30 ribuan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Imam Safi'i, pemilik rumah konveksi yang memproduksi pernik bendera dan umbul-umbul yang terletak di Desa Wonokromo, Tulungagung, Selasa, mengatakan permintaan atau order bendera mulai datang sekitar pertengahan Juli 2020.
"Dari awalnya permintaan antara 25-35 kodi per hari (1 kodi = 20 helai bendera/umbul-umbul), volume orderan terus meningkat hingga akhir Juli bahkan sampai sekarang, awal Agustus yang bisa mencapai 300 kodi atau di atas 5 ribu helai per hari," tutur Imam.
Diperkirakan, puncak permintaan produk bendera maupun pernik umbul-umbul bercorak merah putih akan terjadi mendekati 10 Agustus.
Tahun ini tren pembelian pernik bendera dan umbul-umbul kembali meningkat dibanding pernik lampu hias yang sempat ramai di pasaran tahun lalu.
"Bahan baku sekarang mulai sudah didapat. Di pasaran kosong, padahal permintaan tinggi. Untuk kami sudah stok sejak jauh hari," ujarnya.
Selain dijual di toko seragam miliknya sendiri dengan brand toko Razdita, umbul-umbul dan bendera Imam Safi'i dipasarkan ke sejumlah kota di Jawa Timur. Mulai Madiun, Nganjuk, Ponorogo, Kediri, hingga Mojokerto.
Kendati permintaan tinggi, antara Rp10 ribu hingga Rp170 ribu, Imam sebagaimana pelaku usaha konveksi lain tak sepeserpun menaikkan harga.
Untuk produk bendera dibanderol mulai Rp10 ribu hingga Rp170 ribu per helai.
Perbedaan harga dipengaruhi ukuran, jenis bahan, gambar serta motif jahitan.
"Untuk (produk) bendera yang paling diminati yang ukuran 80 x 120 centimeter. Ini volume produksi paling besar, sesuai permintaan. Harga antara Rp20 ribu hingga Rp35 ribu.lan per helai," katanya.
Sedangkan untuk jenis umbul-umbul, lanjut Imam, model paling diminati adalah yang motif lurus dengan panjang lima (5) meter. Itu harganya sekitar 30 ribuan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020