Sejumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya mengedukasi masyarakat terkait prosedur penyembelihan hewan kurban di tengah pandemi COVID-19.
"Kami memberikan edukasi kepada masyarakat terkait prosedur pemotongan hewan saat pandemi dengan cara terjun ke tempat pembelian hewan kurban di beberapa titik di Surabaya," kata Dosen FIK UMS, Dr Mundakir di Surabaya, Rabu.
Mundakir mengatakan edukasi tentang pemotongan hewan yang aman dan sehat adalah sebagai bagian dari langkah pencegahan penyebaran virus corona.
"Jangan sampai semangat berkurban, malah menimbulkan masalah baru, yaitu terjadinya penularan virus corona di tengah masyarakat," kata Mundakir.
Edukasi pemotongan hewan kurban diperagakan oleh beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan kepada warga yang menjual hewan kurban.
Menurut Mundakir, masyarakat harus tetap memperhatikan protokol kesehatan saat merayakanan Hari Raya Idul Adha.
"Tidak hanya memberikan edukasi tentang potongan hewan kurban, kami juga memberikan bantuan pembagai face shield dan masker. Pencegahan tetap menjadi prioritas utama," ujarnya.
Mahasiswa FIK UMS Muhammad Nurus Samsi Maarif menjelaskan ada beberapa hal yang diperhatikan saat pemotongan kurban.
"Pertama harus memastikan lokasi pemotongan hewan kurban sudah mendapat izin dinas kesehatan setempat. Panitia dan petugas terbatas dan menggunakan masker dan lengan Panjang," katanya.
Kedua, setiap petugas harus menggunakan alat pelindung diri (APD). Ketiga, Hewan wajib dilakukan pemeriksaan sebelum dipotong dan setelah dipotong.
"Setelah selesai bertugas, para panitia dan petugas juga direkomendasikan untuk langsung mandi dan berganti pakaian sebelum melakukan kontak langsung dengan keluarga atau orang lain," katanya.
Sementara itu, para pedagang yang ada di pasar hewan merespons positif edukasi yang diberikan mahasiswa. Mulyono salah satu pedagang mengungkapkan selama ini tidak ada edukasi yang diberikan terkait penyembelihan hewan kurban.
"Sebagai pedagang kami menjamin layak untuk kurban, kalau pemotongan tidak kami perhatikan. Jadi kalau ada edukasi begini kami ya terbantu menjelaskan ke konsumen," katanya.
Di wilayah penjualan hewan kurban area MERR dikatakan Mulyono, dalam sehari bisa 500 sampai 1.000 orang yang datang, sehingga pedagang tidak bisa memberikan edukasi untuk menjamin hewan kurban aman selama pemotongan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020