Pengurus Asosiasi Ahli Keselamatan & Kesehatan Kerja (A2K3) Jawa Timur, Edi Priyanto mengatakan penerapan budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi bagian investasi bagi entitas bisnis yang sangat penting di seluruh sektor usaha, terbukti K3 bisa meminimalisasi pengeluaran tidak perlu akibat biaya yang harus ditanggung dari kecelakaan kerja.

"Biaya langsung maupun tidak langsung menjadi risiko perusahaan. Namun, dengan budaya K3 secara tidak langsung sanggup menghindarkan perusahaan dari kerugian. Sebab biaya yang dikeluarkan akibat kecelakaan kerja tidak kecil. Bahkan efek domino yang ditimbulkan dari kecelakaan kerja cukup panjang, ditambah dengan brand awareness perusahaan yang terancam jatuh," kata Edi, yang juga menjabat Direktur SDM Pelindo III,  di Surabaya, Selasa.

Edi dalam acara dalam webinar yang diselenggarakan Kadin Jatim dan mengambil topik “Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sebagai Investasi Bagi Perusahaan" itu mengatakan, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang meliputi pengobatan atau perawatan serta biaya yang harus diasuransikan. Sementara perusahaan kehilangan potensi omzet maupun laba, serta hilangnya waktu hingga sanksi hukum.

"Mata rantai yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja mirip gunung es. Jika tidak ditangani, biaya yang ditimbulkan akan semakin besar. Edi mencontohkan anggaran untuk legal/hukum, waktu penyelidikan, penyediaan fasilitas gawat darurat di rumah sakit, dan sewa peralatan jika ada gangguan aset.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, K3 menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan kinerja ekonomi. Karena jika K3 telah diterapkan di lingkungan industri, maka produktifitas perusahaan akan naik dan menjadi lebih baik.

"Kadin Jatim mengimbau seluruh pengusaha dan juga masyarakat secara luas agar budaya K3 diterapkan dalam kehidupan mereka. Dari hal yang tidak biasa, karena dipaksa akan menjadi  biasa dan akhirnya menjadi terbiasa, menjadi budaya. Melalui Kadin Institute, Kadin Jatim siap untuk melakukan pelatihan K3 dan siap bekerja sama dengan seluruh pihak," kata Adik.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jatim, Himawan mengakui penerapan K3 sangat penting, tidak hanya saat pandemi namun harus selalu menjadi bagian dari proses industri.

"Jika penerapannya bagus, maka produksi akan meningkat. Sebab ketika industri tidak mendapatkan masalah, maka industri akan maju dan bisa menghasilkan produk yang baik," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja, angka kecelakaan kerja mampu ditekan dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2015 jumlah kecelakaan kerja mencapai 110.285 kemudian turun menjadi 105.182 (2016) dan turun hingga 80.392 (2017).

Sementara ILO memperkirakan pekerja meninggal rata-rata 2,78 juta jiwa setiap tahun di seluruh dunia hingga tahun 2017. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 2,33 juta jiwa.

Adapun Global Burden of Disease Study mengeluarkan riset tahun 2015 tentang jumlah kematian akibat pekerjaan mencapai lima persen. Sedangkan kematian karena penyakit yang ditumbulkan pekerjaan menyumbang 2,4 juta jiwa atau 86,3 persen, dan kecelakaan fatal menyumbang 13,7 persen. (*)




 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020