Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para siswa dan insan pendidikan tetap optimistis serta semangat selama proses pembelajaran meski dilakukan secara dalam jaringan (daring).
"Saya juga berharap para siswa tetap bisa memulai tahun ajaran baru ini dengan semangat dan gembira meski dalam situasi yang masih darurat kesehatan," ujar Khofifah di sela Pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2020 melalui sambungan konferensi video di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin.
Video oleh Hanif Nashrullah
Selain itu, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut meminta seluruh siswa menunjukkan prestasi dan semangat prima sehingga terwujud generasi emas yang lebih kreatif dan inovatif disertai akhlak mulia.
"Kepada para kepala sekolah dan guru, mari tunjukkan kinerja terbaik demi seluruh siswa," ucap mantan menteri sosial tersebut.
Sementara itu, hari ini sebanyak 400 ribu lebih siswa jenjang SMA/SMK Negeri dan Swasta di Jatim secara serentak mengikuti MPLS secara daring.
Rinciannya, MPLS dilaksanakan di 423 SMA negeri, 1.119 SMA swasta serta 297 SMK negeri dan 1.821 SMK swasta.
Gubernur Khofifah mengatakan pelaksanaan MPLS secara daring dilakukan berdasarkan kebijakan pusat, bahwa sekolah belum bisa melaksanakan pembelajaran secara tatap muka di wilayah berstatus zona merah akibat pandemi COVID-19.
MPLS tetap berjalan seperti sebelum-sebelumnya, lanjut dia, namun dengan cara yang berbeda karena harus tetap waspada dengan menggunakan protokol kesehatan.
Khofifah juga mengajak seluruh masyarakat berdoa agar pandemi COVID-19 segera berakhir dan para siswa dapat mengikuti kembali belajar di sekolah.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi menjelaskan bahwa berdasarkan Surat Keputusan Bersama Empat Menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri dalam Negeri, kegiatan pembelajaran wajib dilaksanakan dengan metode jarak jauh, baik daring maupun luring.
Menurut dia, memang diperlukan penyesuaian-penyesuaian lebih kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
"Sehingga meski tidak bertatap muka langsung, tujuan MPLS khususnya yang terkait dengan pengenalan berbagai aspek pembelajaran di sekolahnya tetap tercapai dengan baik," katanya.
MPLS bagi siswa baru dilaksanakan selama tiga hari dan dapat menambah dua hari untuk persiapan pembelajaran pada masa pandemi COVID-19 sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah masing-masing yang dilaksanakan pada pekan pertama awal tahun pelajaran 2020/2021.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam masa MPLS tahun ini, sekolah dapat menambah satu sesi kunjungan ke sekolah yang dilaksanakan secara bergantian dan disertai dengan penerapan disiplin protokol kesehatan.
"Sekolah juga wajib berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang ada di kabupaten/kota setempat," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Saya juga berharap para siswa tetap bisa memulai tahun ajaran baru ini dengan semangat dan gembira meski dalam situasi yang masih darurat kesehatan," ujar Khofifah di sela Pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2020 melalui sambungan konferensi video di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin.
Video oleh Hanif Nashrullah
Selain itu, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut meminta seluruh siswa menunjukkan prestasi dan semangat prima sehingga terwujud generasi emas yang lebih kreatif dan inovatif disertai akhlak mulia.
"Kepada para kepala sekolah dan guru, mari tunjukkan kinerja terbaik demi seluruh siswa," ucap mantan menteri sosial tersebut.
Sementara itu, hari ini sebanyak 400 ribu lebih siswa jenjang SMA/SMK Negeri dan Swasta di Jatim secara serentak mengikuti MPLS secara daring.
Rinciannya, MPLS dilaksanakan di 423 SMA negeri, 1.119 SMA swasta serta 297 SMK negeri dan 1.821 SMK swasta.
Gubernur Khofifah mengatakan pelaksanaan MPLS secara daring dilakukan berdasarkan kebijakan pusat, bahwa sekolah belum bisa melaksanakan pembelajaran secara tatap muka di wilayah berstatus zona merah akibat pandemi COVID-19.
MPLS tetap berjalan seperti sebelum-sebelumnya, lanjut dia, namun dengan cara yang berbeda karena harus tetap waspada dengan menggunakan protokol kesehatan.
Khofifah juga mengajak seluruh masyarakat berdoa agar pandemi COVID-19 segera berakhir dan para siswa dapat mengikuti kembali belajar di sekolah.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi menjelaskan bahwa berdasarkan Surat Keputusan Bersama Empat Menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri dalam Negeri, kegiatan pembelajaran wajib dilaksanakan dengan metode jarak jauh, baik daring maupun luring.
Menurut dia, memang diperlukan penyesuaian-penyesuaian lebih kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
"Sehingga meski tidak bertatap muka langsung, tujuan MPLS khususnya yang terkait dengan pengenalan berbagai aspek pembelajaran di sekolahnya tetap tercapai dengan baik," katanya.
MPLS bagi siswa baru dilaksanakan selama tiga hari dan dapat menambah dua hari untuk persiapan pembelajaran pada masa pandemi COVID-19 sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah masing-masing yang dilaksanakan pada pekan pertama awal tahun pelajaran 2020/2021.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam masa MPLS tahun ini, sekolah dapat menambah satu sesi kunjungan ke sekolah yang dilaksanakan secara bergantian dan disertai dengan penerapan disiplin protokol kesehatan.
"Sekolah juga wajib berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang ada di kabupaten/kota setempat," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020