Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) fokus terus mendorong pengembangan sektor budi daya perikanan di Indoensia, karena baru sekitar 10 persen potensi yang tergarap dan itu pun masih belum optimal.

"Budi daya kita ini baru 10 persen dan ini perlu kami dorong terus, karena masih banyak ruang-ruang kosong yang perlu dikembangkan. Saya tidak berambisi semua harus terpenuhi, cukup yang 10 persen dioptimalkan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat kunjungan kerja ke Situbondo, Jawa Timur, Kamis.

Ia mencontohkan sebelumnya budi daya udang dengan luasan satu hektare hanya menghasilkan satu ton, namun saat ini dengan budi daya yang baik serta cara intensifikasi bisa menghasilkan 40 hingga 100 ton per hektare.

Menurut Edhy, hal terpenting dalam budi daya berbagai jenis perikanan tidak perlu lahan yang terlalu besar, meskipun lahan kecil namun produktif juga bagus.

"Dengan lahan budi daya yang kecil tapi produktif, nantinya sisa lahan yang ada bisa ditanam bakau (mangrove) untuk penghjiauan dan di dalam bakau bisa budi daya jenis ikan lainnya yang bisa secara tradisional dan secara alamiah bisa diambil," kata Menteri Edhy.

Dalam kunjungan kerjanya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meninjau langsung pembenihan berbagai jenis ikan karapu, baramundi dan lobster di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo.

Selain itu, Menteri Edhy juga menyerahkan bantuan perikanan budi daya dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta berdialog dengan pembudidaya lobster maupun pembudidaya ikan kerapu. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020