Seniman asal Kota Surabaya Sabrot Dodong Malioboro meninggal dunia di usia 75 tahun, setelah sepekan dirawat di Rumah Sakit Darmo dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Angkatan Laut dr Ramelan Surabaya akibat penyakit diabetes dan paru-paru. 

"Innalillahi wa innaillaihi rojiun, telah berpulang Cak Sabrot kepada Illahi pada pukul 03.15 WIB. Semoga almarhum husnul hotimah," ucap Ketua Bengkel Muda Surabaya Heru Budiarto, menginformasikan melalui grup "Whatsapp" yang beranggotakan seniman di komunitas kesenian tersebut, Sabtu.
 
Lahir di Pengampon, Surabaya, 14 Agustus 1945, nama aslinya Sanusi Broto (Sabrot). Sepanjang hidupnya, Cak Sabrot memang lebih banyak berkesenian bersama Komunitas Bengkel Muda Surabaya yang bermarkas di Balai Pemuda Surabaya. 

Seniman yang tumbuh berkembang di Kampung Blauran Kidul Surabaya ini lebih dikenal sebagai penyair. 

Salah satu karya puisinya yang melegenda berjudul "Wartini Ledek Pasar Turi", menyuarakan seorang seniman tradisi yang terpinggirkan oleh gerak zaman, ditulis di awal tahun 1980-an.
 
Cak Sabrot D Malioboro menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian (DKS) Surabaya periode 2009 - 2014, setelah terpilih melalui musyawarah seniman Surabaya. 

Selain sebagai seniman, Cak Sabrot semasa hidup juga berkecimpung sebagai aktivis "Poetra Soerabaya" (Pusura), sebuah organisasi lawas yang didirikan oleh sejumlah tokoh pejuang kemerdekaan, seperti  Dr Sutomo, Dr Soewandi, KH Mas Mansyur, Roeslan Abdul Gani dan Doel Arnowo pada  26 September 1936.

Cak Sabrot semasa hidupnya juga tampil sebagai politisi yang cukup vokal saat menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya di era orde baru dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Bapak dari Karana Anugrah, Idayu Widuri, Citra Romadhoni (almarhum), Era Natar Hati dengan  9 cucu itu kini telah berpulang menghadap Sang Pencipta. Selamat jalan Cak Sabrot. (*)
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020