Pasar Gunung Anyar Surabaya menapak era normal baru dengan menggencarkan transaksi "online" atau dalam jaringan (daring) di tengah sepinya pembeli akibat dampak pandemi virus corna (COVID-19). 

Koordinator Operasional Pasar Gunung Anyar Surabaya Kemas A Chalim menyebut jumlah pembeli "offline" (luar jaringan/luring) atau yang datang ke pasar tradisional tersebut menurun hingga 40 persen selama masa pandemi COVID-19.
 
Video Oleh Hanif Nashrullah
   
"Karenanya kami harus berinovasi untuk menjemput pembeli dengan cara menggencarkan transaksi daring," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin.  

Inovasi yang dilakukan antara lain menyebar nomor telepon seluler atau "Whatsapp" para pedagang. 

"Para pedagang kini melayani pembelian via telepon serta media sosial dan siap antar ke rumah pembeli. Selain itu pembeli juga bisa pesan lewat telepon dan diambil sendiri di lokasi pasar ini melalui pelayanan semacam 'drive through'," ujarnya.

Menurut Kemas, inovasi tersebut mampu mendongkrak penjualan para pedagang di Pasar Gunung Anyar hingga sebesar 65 persen di masa pandemi COVID-19. 

Maka, meski terlihat sepi, sebenarnya roda perekonomian di Pasar Gunung Anyar Surabaya tetap berputar.

Salah seorang pedagang, Lis Nuraini, yang sehari-hari berjualan ikan segar di Pasar Gunung Anyar Surabaya, mengaku melalui penjualan luring dan daring, sedikitnya mampu menjual 6 kilogram setiap harinya. 

"Sudah berlangsung selama dua minggu ini saya berjualan di Pasar Gunung Anyar antara pukul 6 hingga 11 pagi. Rata-rata ikan segar yang laku mencapai 6 kilogram perhari," katanya. 

Pemerintah daerah setempat belum lama lalu menetapkan Pasar Gunung Anyar Surabaya sebagai salah satu percontohan tahapan normal baru bagi pasar-pasar tradisional lainnya di masa pandemi COVID-19. 

Pasar tradisional dengan kapasitas 105 stan, yang berada di bawah naungan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Pemerintah Kota Surabaya itupun, kini berjuluk Pasar Tangguh Gunung Anyar Surabaya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020