Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan jangan sampai ada lahan menganggur di daerah, dan meminta semua daerah menanami lahan itu untuk meningkatkan produksi padi sebagai upaya menjamin ketersediaan beras nasional.
"Kami dorong percepatan tanam di semua daerah. Kami minta daerah agar tidak membiarkan lahan menganggur, harus tertanami semua. Kami siap bantu, ini untuk memperkuat ketersediaan pangan khususnya beras," kata Syahrul dalam acara Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Tuban, Jatim, Jumat.
Kementerian Pertanian, kata dia, juga siap membantu dengan menyediakan bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian olah percepat olah tanah, asuransi agar petani tidak rugi akibat gagal panen, dan adanya dana KUR (kredit usaha rakyat).
Ia mengatakan, ketersediaan pangan menjadi kunci utama kestabilan ekonomi negara akibat dampak virus corona, sehingga di era normal baru, ketersediaan pangan harus dipenuhi secara mandiri.
Syahrul mengatakan dirinya juga memiliki terobosan untuk memasifkan budi daya padi di semua daerah agar tak membiarkan lahan pertanian tak tertanam, yakni melalui Program Gerakan Percepatan Tanam, yang juga telah dilalukan di berbagai daerah.
"Kementan selalu berkomitmen penuh dalam meningkatkan produksi beras dan percepatan tanam melalui Gerakan Olah Tanah dan Tanam (GPOT). Program ini disertai dengan langkah kongret yakni pemberitan bantuan benih, alat mesin pertanian, KUR, asuransi pertanian dan pendampingan yang masif," katanya.
Ia mengatakan, pada tahun 2020 secara nasional pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta Ha, dan berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras, sementara sasaran luas tanam padi pada musim kemarau hingga September 2020 sebesar 5,6 juta Ha.
"Kami harap kepada provinsi dan kabupaten atau kota melakukan gerakan di lapangan dan menggerakkan Kostratani (Komando Strategi Pertanian) di Kecamatan sebagai ujung tombaknya. Tuban ini adalah daerah andalan Provinsi Jawa Timur, jadi sangat berharap dari sini bisa menyuplai juga kebutuhan nasional," tuturnya.
Ia juga meminta agar pertanaman padi Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan, dan tidak hanya Tuban namun semua daerah khususnya Jawa Timur yang mempunyai potensi luas lahan yang ada dapat dimaksimalkan, melalui peningkatan Indeks Pertanaman.
Syahrul mendorong pemanfaatan lahan pertanian melalui penyediaan dana KUR bagi para petani, dan Kementan juga akan fokus dalam mengoptimalkan bantuan alsintan prapanen dan pascapanen.
"Yang terpenting bagaimana mempercepat pelaksanaan kegiatan APBN dan APBD tahun 2020 dan meningkatkan pendampingan dan pengawalan pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh penyuluh, babinsa, POPT (petugas organisme pengganggu tanaman), Pengawas Benih Tanaman, dan Kepala Cabang Dinas di Kecamatan," kata Syahrul, menjelaskan.
Sementara itu, Bupati Tuban, Fathul Huda mengatakan Kabupaten Tuban memiliki luas baku sawah 66.534 Ha dan luas panen padi 2019 mencapai 91.200 Ha, dengan provitas 5,70 ton/Ha dan produksi beras 298.286 ton.
Sedangkan target tanam padi April - September 2020 adalah 29.787 Ha, dan untuk jagung Kabupaten Tuban memiliki luas panen 2019 sebesar 117.758 Ha dengan produksi 649.549 ton pipil kering dan target tanam April-September 2020 adalah sebesar 22.918 Ha.
Fathul mengaku akan tetap memprioritaskan program kerja di sektor pertanian, sehingga Kabupaten Tuban menjadi salah satu daerah yang mampu mengantisipasi masa krisis pangan akibat kemarau panjang serta adanya pandemi COVID-19 pada paruh kedua tahun anggaran 2020.
"Gerakan percepatan tanam padi ini juga sesuai instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta pemerintah daerah menjadi lumbung pangan di daerah agar melakukan percepatan tanam. Maka dari itu, kami sangat mengapresiasi kerja keras Pak Menteri Pertanian hadir di Tuban untuk memberi semangat kepada petani dan kami pemerintah daerah," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020