Petrokimia Gresik memberikan bantuan pupuk organik Petroganik nonsubsidi sebanyak 50 ton kepada petani di Kota Madiun, Jatim, sebagai upaya memberikan kemudahan petani yang terdampak COVID-19 dalam menghadapi musim tanam.
Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih di Gresik, Jumat mengatakan bantuan pupuk ini diberikan menyambut musim tanam, mengingat petani beberapa daerah, seperti Kota Madiun, akan memulai tanam padi pada Juni 2020 ini.
Bantuan ini, kata dia, merupakan upaya memotivasi petani terdampak COVID-19, sehingga dapat terus meningkatkan produktivitas tanaman dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
"Dengan produktivitas yang tinggi, kesejahteraan petani juga ikut terbantu. Seperti diketahui, pandemi ini telah banyak mengganggu perekonomian masyarakat di Tanah Air, termasuk juga petani," kata Digna, dalam keterangan persnya.
Petroganik, kata Digna, telah dikembangkan Petrokimia Gresik sejak tahun 2004, sebagai respons atas hasil penelitian Pusat Tanah dan Agroklimat Bogor (2003) yang menyebutkan bahwa sebagian besar tanah pertanian di Indonesia mengandung kadar C-Organik di bawah 2 persen.
Padahal tanah yang sehat minimal mengandung kadar C-Organik sebesar 5 persen, sementara Petroganik mengandung kadar C-Organik minimal sebesar 15 persen, sesuai standar Permentan No 1 Tahun 2019 dan SNI No 7763 Tahun 2018, sehingga mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan struktur tanah.
Selain itu, Petroganik juga merupakan salah satu media untuk mengampanyekan peran Petrokimia Gresik sebagai Solusi Agroindustri kepada petani, serta menjadi bagian program edukasi kepada petani untuk menggunakan rekomendasi pemupukan berimbang.
Adapun pola pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik adalah 5:3:2. Rinciannya Petroganik (500 kg), NPK Phonska (300 kg), dan Urea (200 kg) untuk setiap satu hektare lahan sawah.
"Pemupukan berimbang ini memadukan antara pupuk organik yang berfungsi memperbaiki kesuburan tanah dan pupuk anorganik sebagai penyedia unsur hara tanaman," katanya, menjelaskan.
Digna mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama mendorong penerapan pupuk organik dan pemupukan berimbang demi menjaga lingkungan, sekaligus kelestarian alam demi keberlanjutan pertanian atau sustainable agriculture di Indonesia.
"Semoga bantuan ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional dan membantu pemulihan kesejahteraan petani terdampak COVID-19," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih di Gresik, Jumat mengatakan bantuan pupuk ini diberikan menyambut musim tanam, mengingat petani beberapa daerah, seperti Kota Madiun, akan memulai tanam padi pada Juni 2020 ini.
Bantuan ini, kata dia, merupakan upaya memotivasi petani terdampak COVID-19, sehingga dapat terus meningkatkan produktivitas tanaman dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
"Dengan produktivitas yang tinggi, kesejahteraan petani juga ikut terbantu. Seperti diketahui, pandemi ini telah banyak mengganggu perekonomian masyarakat di Tanah Air, termasuk juga petani," kata Digna, dalam keterangan persnya.
Petroganik, kata Digna, telah dikembangkan Petrokimia Gresik sejak tahun 2004, sebagai respons atas hasil penelitian Pusat Tanah dan Agroklimat Bogor (2003) yang menyebutkan bahwa sebagian besar tanah pertanian di Indonesia mengandung kadar C-Organik di bawah 2 persen.
Padahal tanah yang sehat minimal mengandung kadar C-Organik sebesar 5 persen, sementara Petroganik mengandung kadar C-Organik minimal sebesar 15 persen, sesuai standar Permentan No 1 Tahun 2019 dan SNI No 7763 Tahun 2018, sehingga mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan struktur tanah.
Selain itu, Petroganik juga merupakan salah satu media untuk mengampanyekan peran Petrokimia Gresik sebagai Solusi Agroindustri kepada petani, serta menjadi bagian program edukasi kepada petani untuk menggunakan rekomendasi pemupukan berimbang.
Adapun pola pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik adalah 5:3:2. Rinciannya Petroganik (500 kg), NPK Phonska (300 kg), dan Urea (200 kg) untuk setiap satu hektare lahan sawah.
"Pemupukan berimbang ini memadukan antara pupuk organik yang berfungsi memperbaiki kesuburan tanah dan pupuk anorganik sebagai penyedia unsur hara tanaman," katanya, menjelaskan.
Digna mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama mendorong penerapan pupuk organik dan pemupukan berimbang demi menjaga lingkungan, sekaligus kelestarian alam demi keberlanjutan pertanian atau sustainable agriculture di Indonesia.
"Semoga bantuan ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional dan membantu pemulihan kesejahteraan petani terdampak COVID-19," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020