Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat kenaikan nilai ekspor dan impor alat kesehatan pada Mei 2020 akibat masih tingginya kasus COVID-19.

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan dalam keterangan persnya melalui virtual, Senin, mengatakan untuk peningkatan impor alat kesehatan utamanya terjadi pada barang jadi. 

Kenaikan impor yang paling signifikan terjadi pada alat tes cepat mencapai 1.648 persen, yakni dari 126.828 dolar AS pada April menjadi 2.217.360 dolar AS pada Mei.

Selanjutnya kenaikan impor alat pelindung diri (APD) yang meningkat 493 persen, yakni dari 146.184 dolar AS menjadi 866.234 dolar AS, serta media atau alat virus transfer yang meningkat 251 persen dari 9.508 dolar AS menjadi 33.380 dolar AS.

Berikutnya, kaca mata pelindung kesehatan yang naik 187 persen dari 68.104 dolar AS menjadi 195.189 dolar AS dan penyanitasi tangan atau hand santizer naik 141 persen dari 293.812 dolar AS menjadi 709.350 dolar AS.

Sedangkan peningkatan ekspor alat kesehatan terjadi pada sarung tangan sebesar 734 persen, yakni dari 52.486 dolar AS pada April menjadi 437.515 dolar AS pada bulan selanjutnya.

"Kenaikan juga terjadi pada ekspor bahan baku penyanitasi tangan yang meningkat 114 persen, yakni dari 1.941.078 dolar AS menjadi 4.159.651 dolar AS," kata dia.

Selanjutnya ekspor termometer yang meningkat 107 persen, yakni dari 2.916 dolar AS menjadi 6.023 dolar AS dan bahan baku masker yang meningkat 106 persen dari 212.963 dolar AS menjadi 439.098 dolar AS.

Secara umum, akibat adanya COVID-19, nilai impor yang dibukukan Provinsi Jawa Timur pada Mei 2020 mencapai 1,26 miliar dolar AS atau turun sebesar 30,21 persen dibandingkan April 2020. Sedangkan nilai ekspor pada Mei 2020 turun sebesar 8,25 persen dibandingkan April 2020, yakni dari 1,37 miliar dolar AS menjadi 1,25 miliar dolar AS.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020