Sekitar 100 orang yang pernah bertugas di ruang observasi Kota Kediri, ikut tes cepat COVID-19 diselenggarakan di Kantor Kecamatan Mojoroto, Kediri, Jawa Timur, untuk antisipasi penularan virus corona jenis baru itu.

"Rapid test  (tes cepat) untuk semua petugas ruang observasi karena mereka punya risiko tinggi untuk tertular. Makanya kami lakukan rapid test untuk antisipasi penularan lebih lanjut," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr. Fauzan Adima di Kediri, Jumat (12/6).

Menurut ia, selama bekerja di ruang observasi, para petugas itu banyak berinteraksi dengan pemudik atau pendatang dari luar daerah yang kemungkinan masuk sebagai orang tanpa gejala (OTG).

Salah satu upaya Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri untuk melindungi petugas observasi itu adalah dengan melakukan tes cepat.

Kegiatan tes cepat dilakukan di salah satu ruangan Kantor Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, oleh petugas medis dari Puskesmas Kota Kediri. Hasil tes cepat juga langsung diumumkan dan semua petugas observasi itu nonreaktif.

Kota Kediri mengoperasikan tiga ruang observasi di tingkat kecamatan sejak April 2020 menyambut Idul Fitri 1441 Hijriah, diperuntukkan warga yang nekat mudik ke Kota Kediri.

Mulai Jumat (12/6), ruang observasi tersebut tidak lagi beroperasi sehingga sekitar 100-an orang yang pernah bertugas di ruang observasi diwajibkan menjalani tes cepat.

Ruang observasi tersebut meliputi GOR Jayabaya untuk wilayah Kecamatan Mojoroto, Gedung Nasional Indonesia untuk wilayah Kecamatan Kota, dan kantor Kecamatan Pesantren untuk Kecamatan Pesantren.

"Ruang observasi berakhir ketika kini arus mudik sudah berkurang. Selanjutnya untuk observasi akan diserahkan pada RT-nya masing-masing. Jadi, untuk karantina mandiri warga dari luar kota diharapkan jadi tanggung jawab per RT," kata Camat Mojoroto Moh. Ridwan.

Warga yang setelah bepergian dari luar kota juga diharapkan lapor kepada RT setempat dan selanjutnya melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari. Jika ada gangguan kesehatan, warga tersebut juga dipersilakan datang ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan.

"Upaya ini juga untuk melibatkan masyarakat dalam banyak hal, termasuk penanggulangan penyebaran corona ini. Sekarang pun masyarakat sudah lebih perhatian," kata dia.

Hingga Jumat (12/6), jumlah orang dalam risiko (ODR) mencapai 3.676, orang dalam pemantauan (ODP) 336 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 40 orang, dan warga terkonfirmasi positif 56 orang.

Dari jumlah kasus positif corona, sebanyak 36 orang masih dirawat, 19 orang sudah sembuh, dan satu orang meninggal dunia.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020