Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menjalani karantina mandiri karena berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah mengunjungi warga Kedung Turi, Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya, yang beberapa orang di antaranya terkonfirmasi positif COVID-19.
"Iya, saya meminta izin kepada Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) untuk menjalani karantina mandiri," kata Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Kejadian itu berawal saat Whisnu Sakti mendapat kabar adanya pemulangan 15 warga yang tengah menjalani karantina di sebuah hotel kawasan Gubeng Surabaya pada Sabtu (30/5).
Mendapati hal itu, Wawali Whisnu Sakti menyambangi beberapa warga di Kedung Turi dengan tujuan menguatkan dan menyemangati warga setempat sekaligus ingin mendengar pengalaman selama menjalani karantina pada Minggu (31/5).
Saat itu, banyak warga mengeluh dan melaporkan kepada Wawali Whisnu karena selama dikarantina tidak adanya pendampingan tenaga perawat, selimut, hingga vitamin dan makanan.
"Saya jadi tahu ternyata kondisinya seperti itu. Karena laporan yang sampai ke kami yang bagus-bagus saja. Ini temuan di lapangan," ujarnya.
Selain itu, Whisnu mengaku terkejut karena lima dari 15 orang warga yang semula dinyatakan negatif COVID-19 diralat oleh Pihak Puskesmas Kedungdoro menjadi positif. Hal itu setelah kunjungan Whisnu di kawasan tersebut.
"Iya, ini saya akan melaporkan kepada bu wali kota. Kenapa Dinkes Surabaya bisa kecolongan memulangkan warganya yang masih berstatus positif," kata politikus PDI Perjuangan ini.
Whisnu menyatakan laporan temuan di lapangan menyoal fasilitas pendampingan tenaga medis maupun data yang diralat sudah disampaikan via telepon kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Untuk itu, mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini menyatakan dirinya akan menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
"Insya-Allah tidak ada apa-apa. Karantina itu hal biasa. Ini risiko ketika turun menguatkan warga di perkampungan. Mendengar apa perkembangan maupun kekurangan kami di pemkot. Mohon doanya," ujar Whisnu.
Sementara itu, Ketua RT/RW 04/08 Kedung Turi Malik mengaku resah atas kabar diralatnya data warga tersebut karena sejak pemulangan belasan warganya, pihak Dinkes Surabaya sudah menyatakan negatif COVID-19.
"Tapi, hasil tes swab tidak segera diumumkan. Warga ditelepon satu persatu di kamar dikatakan siap-siap untuk pulang," ujar Malik.
Ia bersama seluruh warga kampung sudah terlanjur bahagia mendengar informasi pemulangan tersebut. "Kalau begini, saya selaku RT bingung dan sedih. Saat ini upaya menenangkan warga tengah dilakukan," kata Malik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Iya, saya meminta izin kepada Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) untuk menjalani karantina mandiri," kata Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Kejadian itu berawal saat Whisnu Sakti mendapat kabar adanya pemulangan 15 warga yang tengah menjalani karantina di sebuah hotel kawasan Gubeng Surabaya pada Sabtu (30/5).
Mendapati hal itu, Wawali Whisnu Sakti menyambangi beberapa warga di Kedung Turi dengan tujuan menguatkan dan menyemangati warga setempat sekaligus ingin mendengar pengalaman selama menjalani karantina pada Minggu (31/5).
Saat itu, banyak warga mengeluh dan melaporkan kepada Wawali Whisnu karena selama dikarantina tidak adanya pendampingan tenaga perawat, selimut, hingga vitamin dan makanan.
"Saya jadi tahu ternyata kondisinya seperti itu. Karena laporan yang sampai ke kami yang bagus-bagus saja. Ini temuan di lapangan," ujarnya.
Selain itu, Whisnu mengaku terkejut karena lima dari 15 orang warga yang semula dinyatakan negatif COVID-19 diralat oleh Pihak Puskesmas Kedungdoro menjadi positif. Hal itu setelah kunjungan Whisnu di kawasan tersebut.
"Iya, ini saya akan melaporkan kepada bu wali kota. Kenapa Dinkes Surabaya bisa kecolongan memulangkan warganya yang masih berstatus positif," kata politikus PDI Perjuangan ini.
Whisnu menyatakan laporan temuan di lapangan menyoal fasilitas pendampingan tenaga medis maupun data yang diralat sudah disampaikan via telepon kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Untuk itu, mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini menyatakan dirinya akan menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
"Insya-Allah tidak ada apa-apa. Karantina itu hal biasa. Ini risiko ketika turun menguatkan warga di perkampungan. Mendengar apa perkembangan maupun kekurangan kami di pemkot. Mohon doanya," ujar Whisnu.
Sementara itu, Ketua RT/RW 04/08 Kedung Turi Malik mengaku resah atas kabar diralatnya data warga tersebut karena sejak pemulangan belasan warganya, pihak Dinkes Surabaya sudah menyatakan negatif COVID-19.
"Tapi, hasil tes swab tidak segera diumumkan. Warga ditelepon satu persatu di kamar dikatakan siap-siap untuk pulang," ujar Malik.
Ia bersama seluruh warga kampung sudah terlanjur bahagia mendengar informasi pemulangan tersebut. "Kalau begini, saya selaku RT bingung dan sedih. Saat ini upaya menenangkan warga tengah dilakukan," kata Malik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020