Sejumlah pengasuh dan pengurus pesantren bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi, Jawa Timur, menyatakan siap menerapkan konsep normal baru (new normal) menyambut kedatangan para santri.
Hal ini disampaikan dalam rapat gabungan antara para pengasuh pesantren, PCNU Banyuwangi, Pemkab dan Polresta Banyuwangi, di aula Kantor PCNU Banyuwangi.
"Kami ingin pada pertemuan ini, ada kesepakatan bersama untuk aturan new normal yang akan kita terapkan dalam membuka kembali pesantren-pesantren di Banyuwangi. Tidak mungkin dalam waktu lama pesantren terus ditutup. Kini banyak pesantren yang sudah berancang-ancang kembali mengaktifkan pendidikannya, hal ini justru jangan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru," ujar Ketua PCNU Banyuwangi KH Ali Makki Zaini di sela rapat di Banyuwangi, Minggu.
Dalam rapat itu, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono, memaparkan terlebih dahulu tentang COVID-19 dan penerapan normal baru. Dari paparan tersebut, lantas disepakati sejumlah poin normal baru yang harus dipenuhi pesantren saat akan aktif kembali.
Sejumlah kesepakatan yang dihasilkan di antaranya masing-masing pesantren yang akan menerima kedatangan santri akan lebih dulu dilakukan sterilisasi tempat dengan disemprot disinfektan yang akan dilakukan oleh pemerintah desa setempat.
"Pemerintah desa siap untuk memback-up penyemprotan disinfektan di pondok-pondok atau pesantren," kata Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten (ASKAB) Banyuwangi, Anton Sujarwo yang turut dalam rapat tersebut.
Selain itu, para santri yang berasal dari luar kabupaten, harus membawa surat keterangan sehat. Setibanya di pesantren harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Dan jika dalam masa isolasi tersebut ditemukan gejala maka harus melakukan tes cepat.
"Para santri yang masuk juga harus menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu selama 14 hari. Jadi, begitu masuk tidak langsung aktif proses pembelajaran,' ujarnya.
Masing-masing pesantren juga harus membentuk satgas penanganan COVID-19 di tingkat pesantren. Dan para santri juga harus mulai membiasakan diri protokol kesehatan, seperti memakai masker, pembelajaran yang mengatur jarak, hingga pembiasaan cuci tangan.
Sementara itu, Pengasuh PP Al Anwari Kertosari, KH.Ahmad Sidiq mengaku siap menerima santri baru dan santri lama sesuai dengan anjuran protokol kesehatan pencegahan virus korona.
"Sudah ada panduan dari PCNU, dengan pertemuan ini kami malah lebih jelas dan faham. Apalagi juga langsung difasilitasi dan disampaikan langsung dari pihak yang berkompeten," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Anas juga mengapresiasi inisiasi PCNU Banyuwangi dalam mengumpulkan para pengasuh pesantren untuk menerapkan normal baru.
"Terima kasih atas inisiatif NU, dan saat ini, kami memang harus saling mendukung dalam menangani COVID-19. Tidak mungkin, pemerintah bergerak sendiri," ujar Azwar Anas.
Sebelumnya, Bupati Banyuwangi juga menggelar pertemuan dengan tokoh ormas Islam, seperti Muhammadiyah, Al irsyad, Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Al-Irsyad. Juga Majelis Ulama Indonesia dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Banyuwangi, dan semuanya sepakat mendukung penerapan penerapan normal baru dalam bidang keagamaan yang segera diberlakukan di Banyuwangi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Hal ini disampaikan dalam rapat gabungan antara para pengasuh pesantren, PCNU Banyuwangi, Pemkab dan Polresta Banyuwangi, di aula Kantor PCNU Banyuwangi.
"Kami ingin pada pertemuan ini, ada kesepakatan bersama untuk aturan new normal yang akan kita terapkan dalam membuka kembali pesantren-pesantren di Banyuwangi. Tidak mungkin dalam waktu lama pesantren terus ditutup. Kini banyak pesantren yang sudah berancang-ancang kembali mengaktifkan pendidikannya, hal ini justru jangan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru," ujar Ketua PCNU Banyuwangi KH Ali Makki Zaini di sela rapat di Banyuwangi, Minggu.
Dalam rapat itu, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono, memaparkan terlebih dahulu tentang COVID-19 dan penerapan normal baru. Dari paparan tersebut, lantas disepakati sejumlah poin normal baru yang harus dipenuhi pesantren saat akan aktif kembali.
Sejumlah kesepakatan yang dihasilkan di antaranya masing-masing pesantren yang akan menerima kedatangan santri akan lebih dulu dilakukan sterilisasi tempat dengan disemprot disinfektan yang akan dilakukan oleh pemerintah desa setempat.
"Pemerintah desa siap untuk memback-up penyemprotan disinfektan di pondok-pondok atau pesantren," kata Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten (ASKAB) Banyuwangi, Anton Sujarwo yang turut dalam rapat tersebut.
Selain itu, para santri yang berasal dari luar kabupaten, harus membawa surat keterangan sehat. Setibanya di pesantren harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Dan jika dalam masa isolasi tersebut ditemukan gejala maka harus melakukan tes cepat.
"Para santri yang masuk juga harus menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu selama 14 hari. Jadi, begitu masuk tidak langsung aktif proses pembelajaran,' ujarnya.
Masing-masing pesantren juga harus membentuk satgas penanganan COVID-19 di tingkat pesantren. Dan para santri juga harus mulai membiasakan diri protokol kesehatan, seperti memakai masker, pembelajaran yang mengatur jarak, hingga pembiasaan cuci tangan.
Sementara itu, Pengasuh PP Al Anwari Kertosari, KH.Ahmad Sidiq mengaku siap menerima santri baru dan santri lama sesuai dengan anjuran protokol kesehatan pencegahan virus korona.
"Sudah ada panduan dari PCNU, dengan pertemuan ini kami malah lebih jelas dan faham. Apalagi juga langsung difasilitasi dan disampaikan langsung dari pihak yang berkompeten," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Anas juga mengapresiasi inisiasi PCNU Banyuwangi dalam mengumpulkan para pengasuh pesantren untuk menerapkan normal baru.
"Terima kasih atas inisiatif NU, dan saat ini, kami memang harus saling mendukung dalam menangani COVID-19. Tidak mungkin, pemerintah bergerak sendiri," ujar Azwar Anas.
Sebelumnya, Bupati Banyuwangi juga menggelar pertemuan dengan tokoh ormas Islam, seperti Muhammadiyah, Al irsyad, Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Al-Irsyad. Juga Majelis Ulama Indonesia dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Banyuwangi, dan semuanya sepakat mendukung penerapan penerapan normal baru dalam bidang keagamaan yang segera diberlakukan di Banyuwangi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020