Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mendiskusikan dan meminta masukan dari tenaga medis dan tenaga kesehatan setempat terkait tatanan kehidupan normal yang baru (new normal) sembari menunggu komando pemerintah pusat untuk memulai penerapannya.
"Kami diskusi dengan para direktur rumah sakit, kepala puskesmas, asosiasi profesi bidang kesehatan, para rektor kampus kesehatan. Lengkap. Saya meminta masukan soal skenario era normalitas baru dari aspek makro sampai teknis," katanya di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Menurut dia, pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan semata, namun juga berimbas pula pada sektor sosial serta ekonomi, dan hal ini menjadikan penanganannya membutuhkan langkah berlapis.
Saat ini, katanya, aktivitas ekonomi masyarakat terkendala, dan tidak hanya soal kebutuhan makan sehari-hari, akan tetapi juga berdampak pada kebutuhan lainnya yang tak mungkin semuanya ditanggung negara.
"Seluruh Indonesia dan dunia menyepakati, berapa pun besarnya bantuan sosial tidak akan mencukupi," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Anas, perlu disiapkannya skenario baru penanganan COVID-19, dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Langkah yang dikenal dengan istilah new normal atau era normalitas baru itulah yang juga akan diterapkan di daerah ini.
"Normalitas baru bukan pelonggaran, tatanan kehidupan baru adalah standar hidup yang mengutamakan kesehatan dan kebersihan agar kita tetap produktif," ucapnya.
Dari hasil diskusi dan masukan para tenaga medis dan tenaga kesehatan, kata Anas, akan disusun aturan untuk penerapan protokol kesehatan secara menyeluruh, dan berbagai skenarionya akan disiapkan oleh Dinas Kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengemukakan sejumlah skenario new normal dalam berbagai bidang, mulai dari pelayanan publik, industri pariwisata, transportasi umum, acara keagamaan hingga pendidikan.
"Pada prinsipnya, di era normalitas baru nantinya menerapkan protokol kesehatan secara menyeluruh. Misalnya, pegawai sektor publik akan menggunakan APD level satu, mulai face shield, kacamata google, masker dan sarung tangan," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kami diskusi dengan para direktur rumah sakit, kepala puskesmas, asosiasi profesi bidang kesehatan, para rektor kampus kesehatan. Lengkap. Saya meminta masukan soal skenario era normalitas baru dari aspek makro sampai teknis," katanya di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Menurut dia, pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan semata, namun juga berimbas pula pada sektor sosial serta ekonomi, dan hal ini menjadikan penanganannya membutuhkan langkah berlapis.
Saat ini, katanya, aktivitas ekonomi masyarakat terkendala, dan tidak hanya soal kebutuhan makan sehari-hari, akan tetapi juga berdampak pada kebutuhan lainnya yang tak mungkin semuanya ditanggung negara.
"Seluruh Indonesia dan dunia menyepakati, berapa pun besarnya bantuan sosial tidak akan mencukupi," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Anas, perlu disiapkannya skenario baru penanganan COVID-19, dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Langkah yang dikenal dengan istilah new normal atau era normalitas baru itulah yang juga akan diterapkan di daerah ini.
"Normalitas baru bukan pelonggaran, tatanan kehidupan baru adalah standar hidup yang mengutamakan kesehatan dan kebersihan agar kita tetap produktif," ucapnya.
Dari hasil diskusi dan masukan para tenaga medis dan tenaga kesehatan, kata Anas, akan disusun aturan untuk penerapan protokol kesehatan secara menyeluruh, dan berbagai skenarionya akan disiapkan oleh Dinas Kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengemukakan sejumlah skenario new normal dalam berbagai bidang, mulai dari pelayanan publik, industri pariwisata, transportasi umum, acara keagamaan hingga pendidikan.
"Pada prinsipnya, di era normalitas baru nantinya menerapkan protokol kesehatan secara menyeluruh. Misalnya, pegawai sektor publik akan menggunakan APD level satu, mulai face shield, kacamata google, masker dan sarung tangan," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020