Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung, Jawa Timur, Jumat mengonfirmasi pasien pertama yang meninggal karena infeksi virus corona dengan inisial KR (57).
"Yang bersangkutan ini sebenarnya meninggal pada 13 Mei, namun hasil swab baru keluar hari ini," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung Galih Nusantoro di Tulungagung, Jumat.
Galih mengatakan, KR memiliki riwayat baru pulang perjalanan dari Surabaya pada awal Mei, kemudian mengeluh demam dan radang tenggorokan.
Gejalanya mengarah ke pneumonia atau radang saluran pernafasan atas, sehingga yang bersangkutan memeriksakan diri ke RSUD dr. Iskak dan langsung dinyatakan berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
Kondisi kesehatan yang memburuk, disertai adanya komorbid (penyakit penyerta) membuat nyawa KR tidak tertolong.
Setelah menjalani perawatan selama kurang lebih lima hari, pada 13 Mei, KR dinyatakan meninggal.
"Meski saat itu hasil swab belum keluar, tapi proses pemulasaraan telah dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan penanganan pasien COVID-19, sehingga insya Allah aman," kata Galih.
Selain KR yang terkonfirmasi positif COVID-19, Galih juga mengumumkan satu tambahan lain kasus corona dengan inisial MZ (15), santri asal Kelurahan Bago, Kecamatan Tulungagung.
Remaja ini diidentifikasi terpapar COVID-19 dari Klaster Ponpes Temboro, Magetan.
MZ ini dinyatakan positif COVID-19, namun tidak mengalami gejala sakit, sehingga masuk kelompok orang tanpa gejala (OTG).
Setelah keluar hasil swab bersamaan dengan pengumuman status KR, MZ langsung dirujuk untuk menjalani karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung.
Dengan tambahan dua kasus positif COVID-19 ini, berarti hingga Jumat ini jumlah total kasus terpapar Sars-Cov-2 yang terkonfirmasi positif ada 49 penderita, dengan 14 di antaranya sembuh, dan satu meninggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Yang bersangkutan ini sebenarnya meninggal pada 13 Mei, namun hasil swab baru keluar hari ini," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung Galih Nusantoro di Tulungagung, Jumat.
Galih mengatakan, KR memiliki riwayat baru pulang perjalanan dari Surabaya pada awal Mei, kemudian mengeluh demam dan radang tenggorokan.
Gejalanya mengarah ke pneumonia atau radang saluran pernafasan atas, sehingga yang bersangkutan memeriksakan diri ke RSUD dr. Iskak dan langsung dinyatakan berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
Kondisi kesehatan yang memburuk, disertai adanya komorbid (penyakit penyerta) membuat nyawa KR tidak tertolong.
Setelah menjalani perawatan selama kurang lebih lima hari, pada 13 Mei, KR dinyatakan meninggal.
"Meski saat itu hasil swab belum keluar, tapi proses pemulasaraan telah dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan penanganan pasien COVID-19, sehingga insya Allah aman," kata Galih.
Selain KR yang terkonfirmasi positif COVID-19, Galih juga mengumumkan satu tambahan lain kasus corona dengan inisial MZ (15), santri asal Kelurahan Bago, Kecamatan Tulungagung.
Remaja ini diidentifikasi terpapar COVID-19 dari Klaster Ponpes Temboro, Magetan.
MZ ini dinyatakan positif COVID-19, namun tidak mengalami gejala sakit, sehingga masuk kelompok orang tanpa gejala (OTG).
Setelah keluar hasil swab bersamaan dengan pengumuman status KR, MZ langsung dirujuk untuk menjalani karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung.
Dengan tambahan dua kasus positif COVID-19 ini, berarti hingga Jumat ini jumlah total kasus terpapar Sars-Cov-2 yang terkonfirmasi positif ada 49 penderita, dengan 14 di antaranya sembuh, dan satu meninggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020