Polda Jawa Timur memediasi insiden ketegangan di titik pemeriksaan pintu keluar Tol Satelit Surabaya beberapa hari lalu yang melibatkan personel Satuan Polisi Pamong Praja Pamong Praja Surabaya dan warga Bangil, Pasuruan, Umar Abdullah Assegaf, agar tidak dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Surabaya, Jumat, mengatakan, pihaknya sudah meminta dua orang yang saling bersitegang, yakni personel Satpol PP dan Umar Abdullah Assegaf untuk saling memaafkan satu sama lain.

"Sebetulnya kedua belah pihak sudah menjalin komunikasi, masing-masing menahan diri dengan adanya kesalahpahaman ini," ucapnya.

Dia berharap pada momen bulan Ramadhan ini kedua belah pihak bisa saling memaafkan agar dapat dicontoh masyarakat luas.

"Sebenarnya kedua belah pihak sudah menyatakan untuk saling memaafkan ya, harapan juga tanpa syarat. Artinya semua yang terjadi ini tujuannya untuk menyelamatkan masyarakat dan juga keluarganya, serta masyarakat yang lainnya," kata dia, menambahkan.

Menurut Truno, apa yang terjadi di lapangan saat itu ialah kesalahpahaman antara petugas PSBB dengan Umar Assegaf. Semuanya terkait upaya mencegah penularan COVID-19.

Di video juga terekam anggota Satlantas Polrestabes Surabaya sudah menengahi. Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi selanjutnya.

"Ini kan memang kita bisa melihat sangat prihatin sekali baik itu petugas maupun masyarakat dan tujuannya sama-sama. Yakni adalah bagaimana melawan dan mencegah COVID-19 ini tidak meluas," ucapnya.

Truno menjelaskan, mediasi dilakukan karena ada oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mencoba memperkeruh keadaan melalui video yang viral beberapa waktu lalu.

"Ada satu hal yang menjadi catatan kita setelah dengan adanya viral tersebut. Ada beberapa pihak ketiga yang memanfaatkan situasi ini untuk memperkeruh, mendompleng, memboncengi kejadian-kejadian ini," katanya. 

Saat ini, Polda Jatim telah mengerahkan tim siber yang akan melakukan patroli siber mendalami video dengan bumbu narasi hoaks, SARA, dan ujaran kebencian di media sosial itu.

"Kamu akan melihat konten-konten yang bersifat ujaran kebencian, SARA kemudian berita bohong yang sudah mulai banyak. Tentu ini menjadi bagian penyelidikan kami," katanya.

 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020