Gugus Tugas Percepatan Penanganan COViD-19 Tulungagung, Rabu, menggelar tes cepat massal terhadap 290 orang yang dipilih acak (random) di empat pusat perbelanjaan Kota Tulungagung, Jawa Timur untuk melihat angka paparan virus corona baru di wilayah tersebut.

Hasilnya, dua orang pekerja toko grosir pakaian dan dua orang pengunjung swalayan dinyatakan reaktif COVID-19.

Tiga dari empat orang berstatus reaktif COVID-19 ini kemudian dibawa ke Rumah Karantina Rusunawa IAIN Tulungagung untuk menjalani proses isolasi selama 14 hari, sementara satu orang lainnya dijemput tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Trenggalek karena berdomisili di Trenggalek.

"Rapid test ini dilakukan secara random (acak) dengan tujuan mengetahui seberapa besar potensi sebaran virus corona baru di tengah masyarakat," kata Juru Bicara t Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung Galih Nusantoro.

Total ada 290 orang yang dijaring acak tim gugus tugas COVID-19 di empat pusat perbelanjaan modern maupun tradisional di Tulungagung, mulai dari Mall Apollo, Bravo, swalayan Golden serta pasar tradisional Ngemplak.

Hasilnya, di Mall Apolo didapati tiga orang reaktif COVID-19, yang terdiri dari dua karyawan toko dan satu orang lainnya pengunjung dari wilayah Watulimo, Trenggalek.
Petugas memeriksa reagen rapid test COVID-19 yang telah digunakan untuk memeriksa kesehatan karyawan dan pengunjung di mall Apollo, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (20/5/2020). Sebanyak 290 orang yang terdiri pegawai swalayan, pengunjung serta pedagang pasar yang tersebar di empat titik pusat perbelanjaan modern dan tradisional diperiksa secara acak menggunakan media rapid tes, dan hasilnya empat orang dinyatakan reakrif infeksi corona sehingga harus menjalani karantina/isolasi mandiri. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Satu orang lagi yang hasil tes cepatnya reaktif adalah pengunjung swalayan Golden Tulungagung.

Galih menambahkan, hasil kegiatan ini menjadi bahan evaluasi terkait kebijakan yang diambil selanjutnya oleh Pemkab Tulungagung. Selain juga menjadi parameter perkembangan transmisi lokal.

"Kami juga ingin melihat, kalau di pusat (Jakarta) ada tren new normal, kita harus berpikir ke sana. Kami tetap pakai kurva lonceng. Kalau belum flat kemudian (grafik) turun, kami belum new normal," katanya.

Belum ada wacana Pemkab Tulungagung menutup pusat perbelanjaan maupun tempat keramaian jelang Lebaran. Sebagai gantinya, keempat pusat perbelanjaan ini wajib menerapkan protokol COVID-19.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020