Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, segera mengoperasikan RSUD Kilisuci Kediri (dulu RSUD Gambiran Kediri) untuk merawat pasien dengan gejala COVID-19, yang kini sudah dilengkapi dengan fasilitas penunjang.
"Karena ruang isolasi di RSUD Gambiran sudah penuh, dan sebagian OTG saat ini dirawat di Puskesmas, juga isolasi mandiri di rumah. Jadi kami fungsikan rumah sakit lama ini, kami perbaiki dan tambahi fasilitas yang sesuai untuk penanganan COVID-19," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Selasa.
Wali Kota yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri tersebut meninjau secara langsung persiapan untuk pembukaan operasional rumah sakit didampingi Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri Fauzan Adima dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri Sunyata.
Mereka melihat langsung ruangan-ruangan yang akan digunakan sebagai tempat penanganan pasien dengan gejala COVID-19. Beberapa ruangan yang dilihat, seperti ruangan untuk orang dalam pemantauan (ODP), ruangan untuk pasien dalam pengawasan (PDP), ruangan untuk orang tanpa gejala (OTG), laboratorium serta beberapa fasilitas seperti masjid, dapur dan kamar mandi. Semua fasilitas sudah siap untuk digunakan.
Selain meninjau tempat penangan ODP, PDP dan OTG , Wali Kota Kediri juga hadir dalam pembekalan relawan tenaga kesehatan telah lolos dalam perekrutan oleh Pemerintah Kota Kediri. Lokasi pembekalan di RSUD Kilisuci Kota Kediri.
Dalam acara pembekalan tersebut, Wali Kota Kediri juga mengaku sangat senang bertemu dengan para relawan tenaga kesehatan yang masih muda dan semangat.
Ia berpesan pada seluruh tenaga kesehatan yang baru direkrut tersebut agar memberikan pelayanan prima kepada para pasien. Paradigma lama harus ditinggalkan, seperti perawat yang judes tidak boleh karena yang harus diperlihatkan kepada pasien adalah energi yang positif.
"Yang penting kita harus memberikan pelayanan yang prima karena yang kita layani ini adalah orang bukan orang-orangan sawah. Kalau orang yang kita layani bisa sakit, sehingga melayaninya dengan sungguh-sungguh dan bukan hanya kita melayani secara fisik, namun juga harus punya chemistry, harus dengan hati kalau melayaninya," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Di Kota Kediri, data per Selasa (19/5), jumlah ODP mencapai 299, jumlah PDP ada 23 orang, jumlah pasien yang terkonfirmasi ada 27 orang, dimana sembilan orang masih dirawat, 11 orang dipantau, dan tujuh lainnya sudah sembuh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Karena ruang isolasi di RSUD Gambiran sudah penuh, dan sebagian OTG saat ini dirawat di Puskesmas, juga isolasi mandiri di rumah. Jadi kami fungsikan rumah sakit lama ini, kami perbaiki dan tambahi fasilitas yang sesuai untuk penanganan COVID-19," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Selasa.
Wali Kota yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri tersebut meninjau secara langsung persiapan untuk pembukaan operasional rumah sakit didampingi Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri Fauzan Adima dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri Sunyata.
Mereka melihat langsung ruangan-ruangan yang akan digunakan sebagai tempat penanganan pasien dengan gejala COVID-19. Beberapa ruangan yang dilihat, seperti ruangan untuk orang dalam pemantauan (ODP), ruangan untuk pasien dalam pengawasan (PDP), ruangan untuk orang tanpa gejala (OTG), laboratorium serta beberapa fasilitas seperti masjid, dapur dan kamar mandi. Semua fasilitas sudah siap untuk digunakan.
Selain meninjau tempat penangan ODP, PDP dan OTG , Wali Kota Kediri juga hadir dalam pembekalan relawan tenaga kesehatan telah lolos dalam perekrutan oleh Pemerintah Kota Kediri. Lokasi pembekalan di RSUD Kilisuci Kota Kediri.
Dalam acara pembekalan tersebut, Wali Kota Kediri juga mengaku sangat senang bertemu dengan para relawan tenaga kesehatan yang masih muda dan semangat.
Ia berpesan pada seluruh tenaga kesehatan yang baru direkrut tersebut agar memberikan pelayanan prima kepada para pasien. Paradigma lama harus ditinggalkan, seperti perawat yang judes tidak boleh karena yang harus diperlihatkan kepada pasien adalah energi yang positif.
"Yang penting kita harus memberikan pelayanan yang prima karena yang kita layani ini adalah orang bukan orang-orangan sawah. Kalau orang yang kita layani bisa sakit, sehingga melayaninya dengan sungguh-sungguh dan bukan hanya kita melayani secara fisik, namun juga harus punya chemistry, harus dengan hati kalau melayaninya," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Di Kota Kediri, data per Selasa (19/5), jumlah ODP mencapai 299, jumlah PDP ada 23 orang, jumlah pasien yang terkonfirmasi ada 27 orang, dimana sembilan orang masih dirawat, 11 orang dipantau, dan tujuh lainnya sudah sembuh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020