PT Adhi Karya (Persero) Tbk. selaku pelaksana proyek pembangunan kampus II Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menyatakan saat ini masih fokus percepatan perbaikan pipa utama PDAM yang jebol akibat terkena tiang pancang di lokasi proyek Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jatim, Minggu (17/5).

"Saat ini kami masih berkoordinasi dengan pihak PDAM dan UINSA dalam percepatan perbaikan pipa," kata perwakilan Adhi Karya untuk proyek pembangunan kampus II UINSA Abdul Somad saat dihubungi ANTARA melalui ponselnya di Surabaya, Senin.

Mengenai ganti rugi terkait dampak pipa PDAM yang jebol di lokasi proyek, Somad mengatakan pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Begitu juga dengan adanya pengajuan gugatan dari perwakilan kelompok (class action).

"Untuk keterangan soal itu satu pintu ya," katanya singkat sambil mengakhiri pembicaraan.

Rektor UINSA Prof. Dr. Masdar Hilmy sebelumnya mengatakan pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebab jebolnya pipa PDAM karena yang lebih mengetahui adalah pelaksana proyek. 

"Secara teknis sepenuhnya diserahkan kepada pelaksana proyek. Saya juga tidak paham mengapa bisa mengenai pipa. Padahal rapat sudah berkali-kali," katanya.

Masdar mengaku pihaknya sudah melakukan koordinasi jauh-jauh hari dengan Pemerintah Kota Surabaya dan PDAM Surya Sembada Surabaya.  "Bahkan, saya audiensi langsung dengan pak Mujiaman (Dirut PDAM Surabaya) dan bu wali kota (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) juga. Setelah itu pihak proyek yang lebih tahu," ujarnya.

Dirut PDAM Surabaya Mujiman mengatakan kasus jebolnya pipa PDAM di lokasi kampus II UINSA kali ini mirip dengan beberapa waktu lalu yang terjadi di Purimas Gunung Anyar Surabaya. Lokasinya juga berada sekitar 500 meter dari kebocoran pipa saat itu.
 
"Persis kasus semula, tapi orangnya lain. Kami sudah memberikan rambu-rambu semuanya, ternyata dia (pelaksana proyek) melanggar jalur yang tidak boleh disentuh akhirnya disentuh," kata Mujiaman.

Menurutnya, pipa yang jebol berdiameter 1.000 milimeter itu mampu mengalirkan 1 liter air per detik kepada 80 pelanggan. Sedangkan air yang terbuang saat ini sekitar 300 liter per detik, sementara lainnya masih tetap berjalan. 

"Jadi sekitar 30 ribuan pelanggan saat ini yang terganggu. Sedangkan yang paling terdampak wilayah Gunung Anyar," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020